-Hai-
🥵
JENNIE POV
Sejak satu jam yang lalu,aku sudah duduk di kursi kayu samping jendela kamarku, menatap langit yang tidak udah-udah memberikan keindahan diatas sana, pikiranku sudah melayang walau mataku terus menatap langit yang perlahan demi perlahan mulai berganti warna menunjukkan bahwa hari sudah semakin sore. Banyak hal yang ingin aku pertanyakan pada tuhan, mengapa takdir buruk selalu menimpa kepadaku. Oke, tidak semua tapi setidaknya cukup banyak sampai aku tidak tahu dimana lagi takdir ini ditempatkan.Menatap segerombolan burung yang bisa bergerak bebas mencari tempat untuknya beristirahat, perlahan bibirku tertarik keatas mengukir sebuah senyuman, berharap aku seperti mereka yang bisa mengekspresikan dirinya dengan bebas, senyuman yang memiliki artian, iri.
Akupun tersadar bahwa langit sudah mulai menggelap, ku alihkan pandanganku menatap sungai kecil yang dibatasi semen kokoh untuk menghalangi sesuatu jatuh ke bawah sana, derasnya aliran sungai mengalun bagai musik penghantar tidur, ditambah cuaca hari ini yang cukup dingin karena beberapa jam yang lalu hujan turun dengan derasnya. Bagaimana rasanya ketika aku menjadi air itu? Mengalir tanpa hambatan tidak seperti hidupku yang penuh dengan berbagai macam kesulitan.
Terpaan angin seakan menghantam kulit leherku menghasilkan aliran aneh yang seketika membuat sekujur tubuhku meremang, bukan karna perasaan mistis hanya saja angin sore ini cukup kencang hingga membuat rambutku yang tergerai seakan melayang dan juga angin yang seakan-akan menusuk setiap jengkal kulit tubuh ku.
Aku menutup jendela kamarku, melangkah menuju tempat tidur dan bersandar diheadboard, tanganku beralih menuju nakas disamping tempat tidur guna mengambil ponsel yang sedari tadi mengisi daya baterainya. Mengecek beberapa notifikasi yang berasal dari Lisa dan grup kelas, Lisa bertanya apakah aku bisa memberikannya foto vulgar? Itu dikirim tiga puluh menit yang lalu, Oh tuhan aku tertegun, bisakah aku cepat pergi dari sini? aku mengetik beberapa kata seperti 'aku tidak bisa, Joy berdiri di sampingku' . Aku menghela nafas lalu kembali menaruh ponsel ku diatas nakas, dan melangkah keluar kamar untuk melihat apakah di luar masih banyak orang berlalu-lalang.
Ku arahkan pandanganku kekiri dan kanan, terlihat sepi karena mungkin para pelayan sedang sibuk di lantai bawah. Aku berjalan menuruni tangga lalu duduk di salah satu sofa, satu pelayan tersenyum lalu mendatangiku.
"Halo nona Jennie, apa kau menginginkan sesuatu?" Ia berdiri dengan senyum manisnya, wow baju yang sangat cantik, terlihat sangat cocok untuknya. Topi putih diatas kepalanya membuatnya terlihat anggun.
Aku menggelengkan kepala, "tidak ada, tapi bisakah aku membantu kalian di dapur? bukankah kalian sedang memasak untuk kedatangan ma'am lisa?" Tanyaku.
"Nee, boleh saja tapi apakah ma'am lisa memperbolehkanmu?" Pelayan itu terlihat ragu untuk mengiyakan permintaanku.
"Tidak apa, aku yang akan berbicara kepadanya, ayolah." Aku berdiri untuk menarik lengannya menuju dapur.
Aku menatap beberapa orang yang sibuk berlalu-lalang untuk menyiapkan beberapa makanan diatas meja makan. Mereka menyapaku membuatku mengukirkan senyum manis, mereka sungguh sangat ramah.
Aku mendatangi koki untuk melihatnya memotong beberapa wortel dengan sangat cepat.
"Hai Jennie, apa kau membutuhkan sesuatu?" Tanya koki itu, namanya adresson.
"Ani, aku hanya ingin membantumu membuat makan malam, apakah boleh paman?" Tanyaku seraya menggoyangkan tubuh.
Ia tersenyum, kumis tebalnya membuatku tertawa kecil.
"Boleh saja, kau ingin membuat apa?"
"Eum, makanan apa yang enak untuk di santap ketika malam hari?" Aku bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Care ( jl )
FanfictionFanfiction GXG Jenlisa Warning+!!! Jennie Kim, seorang mahasiswi jurusan ekonomi yang sudah berhutang 7 tahun lamanya kepada orang terpandang dan paling berpengaruh dikorea demi kelangsungan hidupnya serta mengurus ibunya yang sudah dalam keadaan sa...