I-D-C (11)

6K 535 29
                                    

Udara sejuk dipagi hari seakan mengelus lembut jaringan kulit dari paha mulus Lalisa. Jemari panjang nan cantiknya bergoyang seiring ia berbicara dengan alam, menghitung berapa banyak awan yang menggantung indah dilangit pagi ini. Kibasan rambut karena terpaan angin disana membuat bulu tengkuknya meremang.

Ia hanya memakai kimono dengan tali yang sengaja terlepas disana memperlihatkan tubuh seksinya yang hanya dibalut baju renang transparan. Kulit mulus itu memantulkan cahaya ketika sinar matahari menyinari tubuhnya dengan bebas.

Sebelah tangannya menggenggam cangkir berisi coklat panas. Ia bersandar dikursi santai sisi kolam renang.

Di mansion itu berisi tiga kolam renang besar, ditengah-tengah mansion, disamping dan dibelakang mansion. Lisa dengan bebas memilih kolam renang mana yang akan ia pakai dan kebetulan ia sedang ingin menatap pemandangan gunung-gunung dibelakang mansion jadi ia memilih untuk berenang disana.

Ia bangun sedari jam lima pagi padahal ia dan jennie bercinta hingga pukul satu malam. Walau begitu tidurnya sudah cukup nyenyak.

Senyumannya masih mengembang.

Kalian tahu apa yang tengah ia bayangkan?

Ya, percintaannya semalam dengan Jennie.

Begitu erotis, menegangkan, menggairahkan, dan... Bulu kuduknya seketika berdiri.

Tidak ada perasaan sepesial didalam dirinya ketika memandang jennie. Hanya nafsu, dan merasa dirinya berada diatas hak seseorang, puas.
 
Embun pagi mengelilingi dua gunung yang menjulang tinggi. Ia memejamkan matanya untuk merasakan belaian angin yang berhembus kencang.

Brakk!

Getaran dari dinding kaca menggema, ketika pintu kaca pembatas antara kolam renang dan ruangan dalam itu didorong dengan kasar.

Siapa yang berani melakukan itu pikirnya.

Ia menolehkan wajahnya kasar ketika hendak ingin mengumpat, dan terlihat Joy dengan rambut yang berantakan, kacamata yang bertengger dihidung mancungnya, jaket yang tebal membungkus tubuhnya dan wajahnya yang memerah. Lisa berusaha menahan tawa ketika melihat Joy yang hampir mirip seperti gelandangan.

"Kau gila Lisa?! Membordir ponselku dengan ratusan panggilan di pagi buta seperti ini? Lihat! Ini baru jam setengah enam pagi sialan! Kufikir kau sedang dalam keadaan hampir meninggal dan lihat sekarang..." Joy memijat dahinya frustasi. Ia merelakan dirinya terbangun dipagi buta meninggalkan teman-teman nya yang masih berada dialam mimpi hanya untuk memastikan keadaan Lisa.

"Aku berlari kencang mencari taksi hanya untuk dirimu dan aku mendapatkan dirimu yang bertelanjang seperti jalang. Tidak bisa dipercaya."

Tawa Lisa akhirnya pecah ia memegang perutnya karena tidak tahan ketika melihat wajah Joy yang begitu konyol.

"Hei santai, sebelum penjahat menodongkan pistol, mereka sudah kupenggal terlebih dahulu. Aku menelfon mu Hanya untuk menjaga Jennie hari ini." Lisa menaruh satu lengannya dipundak Joy.

"Sungguh Lisa? Bahkan aku sudah melakukan nya setiap hari asal kau tahu."

"Bukan, bukan itu maksudku... hari ini kau hanya akan menjaga Jennie tanpa mengurus pekerjaan lainnya, kata lainnya seperti kau harus menjaga Jennie selama aku pergi tanpa meninggalkannya sedetikpun." Ia memandang serius wajah Joy.

"Memangnya dia kenapa?"

"Aku...hanya yakin kalau hari ini ia tidak akan bisa berjalan dan melakukan aktifitas nya sendiri." Joy terkejut menutup mulutnya yang terbuka lebar seakan mengerti arti ucapan Lisa.

I Don't Care ( jl )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang