I-D-C (54)

2.6K 265 13
                                    

LISA POV

Aku menarik kaki agar bertopang diatas meja kaca, bokongku telah menempati busa empuk yang di sebut sofa kecil. Hari-hari yang aku lewati seperti gelombang pasang surut, entah rumah kecil ku ataupun kantor ini. Jika ku fikir dengan banyak masalah yang ada di kantor rumah kecil ku adalah obat dari segalanya.

Ini jam istirahat yang harusnya beberapa dari banyaknya karyawan ku akan pergi ke kafetaria kantor, aku ingat beberapa bulan yang lalu tentang satu staff ku yang tersiram ice chocolate yang harus di garis bawahi itu adalah ulah jennie, sejak saat itu aku tidak lagi pergi ke kafetaria jika tidak dengan seulgi.

Aku membiarkan rambut sebahuku terurai bebas, yang harus kalian tahu bahwa satu bulan yang lalu aku mewarnai rambutku menjadi warna coklat, mungkin ini terlihat sangat asing bagiku tetapi ini pilihan jennie, aku hanya menuruti nya. Tetapi ku fikir sekarang ini cocok untukku.

Kemeja putih sialan ini sekarang kusut, aku segera melepas dan membiarkan undershirt ku terlihat. Biarkan saja, bahkan disini hanya ada aku.

Aku merindukan jennie, padahal ini baru pukul 12 siang, sedang apa dirinya? Aku tersenyum ketika membayangkan jennieku. Tidak ada wanita paling cantik di banding mandu ku. Dan putraku juga, dia mungkin sebentar lagi akan pulang sekolah? Ya, dia memulai kelas pertamanya di 2 bulan yang lalu.

Angin siang tidak terlalu kencang, tetapi AC ruanganku cukup dingin dan mampu membuatku mengantuk, memejamkan mata sekitar 10 menit mungkin akan berhasil menghilangkan lelahku.

Drttttt... drttttt...

Aku berdecak kesal, siapa yang menelpon di jam istirahatku? Jika itu tidak penting maka aku akan memukulnya dengan vas bunga.

Aku berjalan gontai sampai pada meja kerjaku, dan aku melihat nama seulgi. Wanita gila ini mengapa menganggu jam tidurku.

"Hal-"

Brakk!

"Lisa!" Suaranya nyaring itu mampu membuatku sangat terkejut, bahkan ponselku nyaris jatuh dari tangan.

"What the fuck rose, apa yang kau lakukan?!"Alisku menukik tajam, tetapi terbesit rasa penasaran ketika aku melihat wajahnya penuh kekhawatiran.

Aku segera mencari kemeja yang sempat aku jatuhkan ke lantai. Oh my god, tubuhku.

"Jennie!"

"Jennie? Kenapa dengan jennieku?"

"Jennie akan melahirkan lisa! Ayo pulang! Jennie membutuhkanmu!" Rose menarikku bahkan sebelum aku memakai kemeja dengan benar.

Aku terkejut bukan main ketika rose berkata bahwa jennie akan melahirkan, aku cepat membawa ponselku dan pergi dari ruangan bersama rose, semua karyawan terlihat terkejut ketika melihat aku berlari keluar dari kantor, aku tidak perduli.

Aku lupa bulan ini memasuki genapnya sembilan bulan kandungan jennie.

"Apa jennie masih berada di rumah?" Tanya ku ketika berhasil menghidupkan mesin mobil dan membawanya menjauh dari area kantor.

"Cepat pergi ke rumah sakit seoul, jennie bersama sehun dan jisoo, aku mendapatkan kabar dan kemudian menjemputmu kesini."

Aku tidak banyak bicara dan langsung menancapkan gas menuju rumah sakit seoul.

Aku menggigit bibir gusar, aku tidak bisa berfikir jernih ketika membayangkan jennie mengalami kesakitan dan aku tidak berada di sisinya. Sialnya jalanan seoul selalu macet kendaraan. Aku mengambil arah jalur lain untuk mempercepat perjalanan.

Rose berkata bahwa jennie mengalami pecah ketuban dan merasakan sakit hingga menangis, mendengar itu aku juga merasa ingin menangis. Sabar sayangku, aku akan datang sebentar lagi.

I Don't Care ( jl )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang