"bae, kau ingin apa untuk bekal makan siangmu hm?" Itu irene, ia tengah menyuapi seulgi layaknya sepasang pengantin baru.
Dengan mulut yang penuh seulgi mengernyitkan dahi.
"Apapun asal itu masakanmu babe."
Irene tersenyum lalu menaruh piring untuk membenarkan dasi seulgi, tentu seulgi menerima perlakuan irene dengan senang hati.
Wajah seulgi bersinar seperti menemukan titik terang, telah lama ia menantikan hari dimana ia akan bekerja di tempat baru. Bisa bekerja dan mengerjakan skripsi secara bersamaan adalah sesuatu yang harus ia hadapi sekarang.
"Satu suapan lagi dan kita selesai." Irene mengelus pinggiran bibir seulgi.
"Heol pemandangan buruk untuk pagiku." Somi memutar bola matanya dan mendengus. Ia baru saja keluar dari kamar lalu menemukan seulgi dan irene pada ruang keluarga.
Mereka sedang berada di rumah irene, jangan tanya mengapa seulgi berada disini pagi ini karena ia menginap begitu juga dengan yeri yang masih tidur di kamar somi.
Wajah somi masih berantakan karena baru saja bangun tidur.
"Eoh somi, dimana yeri?" Seulgi menepuk sofa untuk mengkode somi agar duduk disampingnya.
"Yeri masih tidur, kakinya sangat mengganggu karena menendangku terus menerus, hm eon kau sudah ingin berangkat bekerja?" Somi menatap seulgi dari atas hingga ke bawah lalu mendudukkan diri di sampingnya.
"Hem nee, sayang sekali mama tidak berada di sini jadi aku tidak bisa berpamitan."
"Mama terlalu sibuk bersenang-senang dengan papa di luar kota." Somi menarik piyama tidurnya sedikit untuk menutupi paha mulusnya.
"Somi kau bisa membersihkan diri lalu sarapan, apa kau ingin pergi kuliah hari ini?" Irene bertanya dan menaruh piring kosong pada meja.
"Aku tidak memiliki kelas, sepertinya aku akan memiliki waktu kosong hari ini."
"Ku rasa kau tidak memiliki mata kuliah setiap hari, apa kau berbohong kepadaku?" Tanya irene, matanya mulai menelisik.
"Aishh kalian berisik sekali hingga menganggu tidurku." Yeri datang, ia berjalan sementara jarinya menggaruk pinggang kecilnya.
"Baru bangun eoh, dasar tuan putri." Desis Irene.
"Ah ini baru jam tujuh pagi dan kalian sudah berisik sekali."
Somi berdecak sementara seulgi hanya menatap mereka gemas.
"Eonnie, jika kau sedang datang bulan katakan saja, sedari tadi kau hanya marah-marah kepada kami." Somi meletakkan kepala pada paha seulgi.
Irene memutar bola matanya, ia lantas bangkit dan menarik somi agar berdiri kemudian meraih lengan yeri juga, ia membuat dua wanita itu mengikuti langkahnya menuju dapur.
"Somi kau bisa menyapu ruangan ini dan kau yeri, tolong bersihkan semua perabotan ini, kalian harus membersihkan semuanya dan jangan bermalas-malasan seperti babi kurang asupan!" Irene menekankan setiap kata-katanya sebelum melenggang pergi dari dapur.
Somi dan yeri hanya menghela nafas pasrah.
Tangannya terlipat serta tubuhnya yang bersandar pada sandaran kursi di depan meja lisa. Kini jisoo menatap Lisa lekat seperti meneliti wajah seseorang yang tengah sibuk dengan iPad di tangannya.
Lisa masih sibuk dengan beberapa hal yang tengah ia lakukan sementara jisoo menunggu waktu yang tepat untuk berbicara kepadanya. Dirasa tidak fokus karena wanita di hadapannya, kini lisa menaruh benda persegi itu diatas meja dan membuka kacamatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Care ( jl )
FanfictionFanfiction GXG Jenlisa Warning+!!! Jennie Kim, seorang mahasiswi jurusan ekonomi yang sudah berhutang 7 tahun lamanya kepada orang terpandang dan paling berpengaruh dikorea demi kelangsungan hidupnya serta mengurus ibunya yang sudah dalam keadaan sa...