"bagaimana bisa?" Jisoo melotot tidak percaya.
"Aku terlanjur memiliki rasa terhadapnya karena kami sering bersama, aku yang menemaninya setiap waktu, dan menjaganya."
"Tetapi kau tahu jika Lisa—"
"Aku tahu, itu sebabnya aku ingin melupakan perasaanku."
"Bagaimana dengan wendy, bukankah kalian dekat, bahkan ciuman itu?" Jisoo memijat keningnya.
"Aku mencoba menerima perasaan wendy karena aku ingin melupakan perasaanku terhadap jennie, dan untuk ciuman itu sungguh itu hanya ketidak sengajaan."
"Apakah ada yang mengetahui ini selain diriku?" Tanya jisoo.
"Wendy."
"Oh my god, mengapa aku bertemu orang-orang yang saling menyakiti." Jisoo menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya.
"Mianhae, tetapi kau juga menyakiti perasaan mantan istri sehun karena berselingkuh dengan sehun." cicit joy membuat jisoo menatap sinis.
"Lalu wendy menerimanya?"
Joy mengangguk, "ia hanya berucap bahwa aku harus melupakannya secara perlahan, ia tidak apa-apa dan tetap mencintaiku sementara aku harus berusaha untuk melupakan jennie, wendy sangat baik dan aku nyaman bersamanya, tetapi aku belum mencintainya."
"Aku butuh alkohol." Jisoo mengibaskan tangan pada wajah cantiknya.
"Ternyata ini alasan mengapa kau begitu marah karena lisa memperlakukan jennie seperti itu." Jisoo bangun dari duduknya dan mengambil tas untuk ia selempangkan pada pundaknya, diikuti oleh joy, jisoo mengambil kunci mobil dan ponselnya lalu berjalan menuju kasir untuk membayar pesanan mereka.
"Di meja dua belas, berapa total pesanan kami?" Tanya jisoo, ia mengernyitkan dahi menatap sang kasir.
"Kulihat kedaimu sudah di perbaiki, apakah karena perkataan kekasihku sewaktu itu?" Jisoo terkekeh.
Wanita yang tengah mengecek pesanan jisoo menguar senyum teduhnya dan mengangguk.
"Satu ice lychee tea, satu ice hazelnut latte, satu dragon smoothies, satu french fries, satu mangkuk ramyeon dan satu ayam goreng pangsit, totalnya enam ribu empat ratus won, kini kau membawa temanmu ternyata, siapa namamu?" Irene bertanya kepada joy.
"Aku joy." Joy melambaikan tangan untuk menyapa irene.
Jisoo mengambil beberapa lembar uang kertas lalu memberikannya kepada kasir wanita itu.
"Hahaha aku menyukai kedaimu, itu sebabnya aku mengajak temanku untuk mengenal kedaimu, by the way siapa namamu? Kurasa kita belum berkenalan selama ini." Tanya jisoo.
"Irene, namaku irene." Jisoo mengangguk paham.
"Salam kenal ir—"
"Chagia! Aku membawakanmu ice cream!" Seru seorang wanita dengan membawa plastik putih berisi ice cream, deretan giginya ia tampilkan untuk sang kekasih.
Ia mendekat kearah kasir, itu seulgi yang baru saja datang setelah menyelesaikan orderan terakhir dari pekerjaannya.
Irene lantas tersenyum senang melihatnya.
"Eoh, apa dia kekasihmu?" Tanya jisoo ketika melihat irene dan seulgi secara bergantian sedangkan Joy hanya menyimak.
Tanpa ragu Irene mengangguk.
"Nee, ini seulgi kekasihku." Irene mengenalkan seulgi kepada joy dan jisoo.
"Oh hai seulgi, aku jisoo dan ini temanku joy."
Seulgi mengangguk lantas menatap irene untuk bertanya siapakah mereka dan irene menjelaskan bahwa jisoo adalah langganan pada kedai miliknya, walaupun tidak sering tetapi ayam goreng pangsitnya adalah favorit jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Care ( jl )
FanfictionFanfiction GXG Jenlisa Warning+!!! Jennie Kim, seorang mahasiswi jurusan ekonomi yang sudah berhutang 7 tahun lamanya kepada orang terpandang dan paling berpengaruh dikorea demi kelangsungan hidupnya serta mengurus ibunya yang sudah dalam keadaan sa...