I-D-C (49)

2.6K 255 20
                                    

Tujuh bulan berlalu dengan begitu cepat, tidak ada hal yang baik-baik saja selama beberapa bulan ini, entah hal yang membuat Lisa murka atau lelahnya Jennie untuk menghadapi emosi Lisa yang susah untuk di kendalikan.

Tapi baiknya itu, diantara mereka tidak ada yang berani untuk mengakhiri segalanya, hubungan tanpa status yang mereka miliki tetap berjalan begitu semestinya. Beberapa hal mungkin masih bisa mereka bicarakan dengan baik-baik atau lebih tepatnya sifat Jennie yang tidak sekeras Lisa mampu membujuk Lisa untuk berbicara dengan damai tanpa kekerasan dan emosi.

Seperti tiga bulan yang lalu, dimana adik tingkat Jennie yang menyatakan cinta membuat Lisa meledakkan amarahnya, sifatnya yang terbilang tempramental cukup membuat beberapa orang terdekatnya kelabakan. Lisa yang susah untuk mengendalikan emosi mampu melakukan hal keji hingga hampir membuat adik tingkat Jennie merenggangkan nyawa.

"Jangan sesekali aku mendengar dari mulut menjijikan mu itu menyatakan cinta pada milikku, kau dengar! Jennie hanya milikku, jika kau berani untuk mendekatinya sekali lagi maka aku tidak akan segan menusuk kepalamu berkali-kali!"

Ucapan terakhir yang menggema pada lorong jalan raya yang tidak dilewati satu kendaraan pun, Lisa dengan nafas memburu dan dadanya yang naik-turun dengan tidak stabil mampu membuat adik tingkat Jennie kaku diam dibawah kaki Lisa.

Sepatu pantofel itu dengan cepat melayang menerjang perut milik adik tingkat itu berkali-kali dan untuk terakhir kalinya Lisa menginjak perutnya hingga mengeluarkan darah dari mulut lelaki itu.

Lisa menarik sejumput rambut lelaki itu kasar lalu menengadahkan kepala lelaki itu agar dapat menatap wajahnya.

"Brengsek! Kau tahu aku siapa?! Persetan dengan keluargamu aku akan membuatmu mati tanpa segelas air yang membuatmu hidup."

Lisa melepas kasar lalu kembali berdiri, ia menyuruh bright dan anak buah lainnya untuk membereskan semua.

Tidak cukup sampai disitu, Jennie lantas menjadi korban kedua dari amarahnya yang membara, Lisa akan menjadi lupa diri ketika menghadapi amarahnya, apalagi jika itu berhubungan dengan Jennie. Wanita jangkung itu lekas membuat jennie terdorong kasar ke kasur besarnya. Tidak, Jennie tidak akan di tampar atau di sakiti dengan benda tajam, tapi Lisa... Dia akan menyetubuhi Jennie dengan kasar dan tanpa ampun, melontarkan kata-kata kasar walaupun Jennie sendiri tidak mengerti apa yang salah dalam dirinya.

Beruntung itu tiga bulan yang lalu, yang berarti sekarang hubungan mereka sedang baik-baik saja. Untuk terakhir kali Jennie berbicara kepada Lisa untuk belajar mengendalikan emosinya, Lisa menyetujui itu dan perlahan membuka jalan untuk memahami situasi.

"Cukup peluk aku ketika kau tidak dapat mengendalikan emosimu, agar kau tidak harus menyakiti orang di sekelilingmu, ataupun dirimu sendiri, aku menyayangimu."

Ucapan lembut dari bibir Jennie seakan menjadi sebuah patokan ketika Lisa tidak dapat mengendalikan emosinya, pergi untuk memeluknya.

Kini, hubungan Lisa dan Jennie masih dalam hubungan yang baik, setelah brylee tumbuh menjadi anak yang cerewet, kembali Lisa mengusulkan agar Jennie dapat mengandung buah hati dari darah dagingnya sendiri.

Sebelumnya Jennie menolak karena ia tidak ingin sperma dari laki-laki lain, Lisa jelas menghormati dan menyetujui itu, ia berusaha untuk menemui beberapa dokter agar menemukan jalan keluarnya.

"Bukan tak mungkin bagi seorang wanita dapat menghasilkan spermanya sendiri dan menghasilkan anak tanpa bantuan pria, secara teoritis itu mungkin dan etis karena sejauh yang saya lakukan aman-aman saja."

Ucapan profesor yang telah berpengalaman dalam mengatasi hal semacam ini, Lisa sendiri heran bagaimana mungkin tetapi dengan cepat profesor itu menjelaskan bahwa ilmuwan telah membuat sel sperma primitif dengan membuat sel sperma dari sel induk embrio wanita. Sehingga pasangan lesbian dapat memiliki anak biologisnya sendiri.

I Don't Care ( jl )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang