I-D-C (23)

4K 417 32
                                    

"bukankah memiliki anak adalah sebuah impian yang menyenangkan Lisa?"

Lalisa terkejut atas ucapan spontan sang kakek kepadanya.

Mereka berdua berada diruangan kerja Lisa dengan beberapa dokumen penting yang tergenggam di jemari mereka. Bahkan saat pertemuan antara cucu dan kakek mereka masih saja sibuk dengan pekerjaan, ck ck para penggila uang.

"Apakah kakek sadar atas ucapan kakek kepadaku?" Tanya Lisa.

"Sadar sekali karena kakek ingin melihat bayi kecil di antara keluarga kita Lisa."

"Lantas? Apakah kau mengharapkan Bayi itu dariku?"

"Akhirnya kau paham juga, jadi kapan kakek akan menimang bayi kecil darimu?"

Lalisa menganga menjatuhkan sebatang rokoknya ke lantai.

"Kakek aku lesbian!" Ucapan spontan dari mulut Lisa itu berhasil membuat sang kakek tertawa.

"Kau gila."

"Aku serius."

"Lantas apa masalahnya jika kau seorang lesbian? Kau tetap bisa hamil Lisa, sekarang sudah modern dan kita bisa melakukan banyak cara untuk membuat kau hamil tanpa lelaki, right?" Ucap sang kakek dengan senyum manisnya.

"Aku tidak ingin hamil kakek, itu akan menghambat pekerjaanku, membuat tidurku tidak nyaman, membuat perutku seperti badut, tidak ada kharisma yang khas seperti sekarang, dan lagi...apa yang akan orang lain katakan ketika melihatku hamil." Lisa frustasi akan permintaan kakek yang terlihat 'menyeleneh'.

"Lalu kepada siapa lagi kakek berharap selain kepadamu? Yasudah kalau begitu carilah wanita yang dapat kamu hamili."

"Kakek aku wanita, sejak kapan wanita dapat mengeluarkan sperma."

"Ayolah Lisa, apa kau tidak melihat wajah kakek yang sangat menginginkan sebuah bayi kecil ini, aku ingin ada bayi kecil di keluarga kita sebelum aku meninggal."

"Aish, kakek sangat drama sekali."

"Kalau kau tidak ingin memberikannya maka kakek tidak akan membantumu dalam urusan apapun, lalu kakek akan memasang papan iklan dengan tulisan 'CEO Lalisa Manoban tega menganiaya kakeknya karena tidak ingin memberikan cucu', aku serius Lisa."

"Aku kecewa mengapa kau kembali ke Korea, permintaan aneh." Lisa bergumam kecil yang tidak dapat didengar oleh sang kakek.

"Jangan lakukan itu kakek, baiklah aku akan memberikanmu sebuah cucu, tetapi aku tidak ingin hamil ataupun menikah, bagaimana kalau aku mengadopsi sebuah bayi?" Lisa menatap kakeknya penuh harap.

"Bukan ide yang buruk, tetapi aku juga ingin bayi dari darah dagingmu Lisa."

Lalisa terlihat berfikir lama seperti memikirkan banyak rencana.

"Kalau begitu aku akan mengadopsi sebuah bayi selagi aku mencari info tentang bayi tabung?!"

"Nice, ku tunggu banyak nya bayi di rumah ini, wait! Bukankah kau tidak ingin hamil? Lalu bagaimana bisa ada bayi tabung nanti?" Tanya sang kakek.

"Jennie."

"What? Siapa jennie?"

"Jennie yang pernah ku ceritakan lewat telepon sewaktu itu."

"Ok I know,  dimana dia? Aku belum melihatnya sejak pagi? Aku ingin melihat wajahnya."

"Ia sedang kuliah, mungkin sekitar satu jam lagi ia akan datang."

"Ok, jadi bagaimana selanjutnya tentang rencana ini?"

"Iya, jennie yang akan hamil, jennie yang akan mengurus bayi adopsi ku, jennie yang akan menyusui bayi bayi ku, dan jennie juga yang akan menjaganya."

I Don't Care ( jl )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang