Perusahaan yang berada pada pertengahan kota Seoul, menjadi bangunan pencakar langit tertinggi di kotanya, dan itu dimiliki oleh seorang wanita, siapa lagi jika bukan lalisa manoban. Perusahaan yang mencakup hampir semua bisnis dan memiliki karyawan terbanyak dimasa ini. Hampir sebagian besar orang-orang mengenal lisa sebagai wanita yang penuh wibawa dan tegas, tak banyak hal nya perusahaan lain berupaya untuk dapat bekerjasama dengan perusahaan ini.
Memiliki karyawan beribu-ribu yang berpencar di setiap perusahaan lain miliknya, membuat nama perusahaan kian membesar.
Lisa, pemilik perusahaan kini tengah menatap sendu ice Americano yang kian mengeluarkan bulir-bulir air pada sisi cup nya karena telah lama ia biarkan. Meninggalkan ruang kerja yang penuh dengan karyawan dan suara ketikan komputer yang mengisi penuh ruangan, kini ia terduduk di cafetaria pada lantai dasar perusahaannya bersama sekretaris barunya, seulgi.
Setelah berbicara hampir dua jam layaknya seorang teman akrab, kini mereka terdiam. Mata seulgi melirik sekeliling, lisa telah banyak bercerita dan berusaha untuk mendekatkan diri kepadanya, itu bagus dan ia terkesan, bagaimana usaha lisa untuk mendapatkan hati jennie kembali akhir-akhir ini, ia juga bercerita kepada lisa tentang beberapa hal dalam hidupnya termasuk pacarnya irene, lisa menjadi senang ketika ia memiliki teman baru dengan sexualitas yang sama. Seulgi juga diminta untuk memanggil lisa tanpa embel-embel 'ma'am', awalnya ia merasa canggung tetapi ayolah bahkan sekarang mereka terlihat seperti teman lama.
"Jadi begini, eum...apa Jennie menyukai hadiah? Eoh bukan maksudku, aku ingin membeli sebuah barang tetapi aku tidak tahu apa yang ia inginkan, jadi...?" Lisa melipat bibirnya kedalam.
Seulgi ingin tertawa tetapi sebisa mungkin ia menutupi itu.
"Kau bisa membelikannya mungkin tas baru? Atau pakaian?" Seulgi berusaha memberi saran.
Lisa termenung sejenak.
"Tidak, aku bahkan sering memberinya, itu tidak akan menjadi kejutan."
Seulgi tampak berfikir.
"Oh aku tahu, sepengalamanku...kau bisa memberinya bucket bunga dan cincin?"
Wajah lisa tampak bersinar, ia menyeruput sedikit ice americano dihadapannya.
"Ide bagus, tetapi aku belum ingin melamarnya, jadi apakah kalung bagus untuknya?"
"Itu bagus, kapan kau ingin membelinya?" Tanya seulgi, ia tampak puas ketika berhasil memberi saran yang tepat.
"Sekarang, kita pergi sekarang."
Senyum yang seulgi tampilkan luntur begitu saja.
"Hey-hey! Bahkan pekerjaanku hari ini belum selesai, bagaimana bisa aku ikut denganmu." Protes seulgi.
"Kau lupa jika aku bos perusahaan ini? Kau bisa meninggalkan kantor hari ini, untuk tugas mu akan diselesaikan oleh staff lain, kau harus menemaniku mencari kalung sekarang." Lisa bangun dan menarik blazer yang seulgi pakai agar wanita itu dapat mengikutinya.
Mereka sudah memasuki store ke lima, sebelumnya mereka telah memasuki banyak store besar seperti celine, chanel, Tiffany and CO, fondae, dan kini mereka tengah berada pada store besar yaitu van cleef & arpels. lisa banyak bertanya tentang beberapa kalung, ia ingin kalung yang terlihat elegan dan mewah tetapi beberapa bahkan tidak cocok pada kriterianya. Seulgi hanya menelan ludah ketika berkali-kali mendengar harga kalung yang fantastis, tetapi melihat Lisa yang biasa saja membuatnya berfikir berapa banyak uang pada kartu-kartu debit milik lisa.
"Yang ini harganya dua ratus lima puluh juta, hanya di produksi sebanyak tiga."
"Tidak, modelnya sangat kuno aku ingin yang lain." Lisa menggeser kalung itu dan menatap beberapa kalung lain yang terpajang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Care ( jl )
FanfictionFanfiction GXG Jenlisa Warning+!!! Jennie Kim, seorang mahasiswi jurusan ekonomi yang sudah berhutang 7 tahun lamanya kepada orang terpandang dan paling berpengaruh dikorea demi kelangsungan hidupnya serta mengurus ibunya yang sudah dalam keadaan sa...