10. Kata Iyel

326 91 22
                                    


"Perihal rasa, aku memang belum tahu. Tapi selama kamu miliku, jangan pernah dekat dengan yang lain, selain aku."

~Riri~


Happy Reading:)

__________________

"Lo serius soal ngajak Riri pacaran?"

Dua cowok tengah berhadap-hadapan saat ini, dibelakang sekolah, saat masih pagi sekali.

Arkan masih saja tidak mengerti mengapa dirinya seperti ini hanya demi Riri, tapi, Denta yang ingin berpacaran dengan Riri lebih membuatnya tidak mengerti.

"Lo suka sama dia beneran?" tanya Arkan lagi.

Alis Denta terangkat penasaran, " Setau gue, meskipun lo ngejauh dari Luna, cewek yang masuk kepandangan lo itu cuma dia. Sejak kapan lo deket dan keliatan sepeduli itu sama Riri?"

"Lo sendiri gimana? Riri jelas bukan cewek yang akan lo deketin sementara perasaan lo masih ada dengan nyata buat Luna, lo mau jadi cowok brengsek dan jadiin dia pelampiasan?"

"Jaga omongan lo ya!" Denta berkata dingin.

"Riri bener-bener cewek baik, jadi jangan jadiin dia bahan pelampiasan lo yang nggak terima Luna jadian sama Gabriel."

Bugh!!

Begitu saja, satu pukulan mendarat ke pipi Arkan. Namun bukannya terpancing emosi, cowok itu justru terkekeh.

"Kalo lo suka sama dia bilang aja, anjir! Nggak usah bertele-tele," sinis Denta.

"Kalo gitu biarin Riri, dan balikin fokus lo sama Luna."

Tidak berniat menyahuti ucapan Arkan, Denta tersenyum sinis sekali lagi sebelum akhirnya menyingkir dari sana. Arkan menatap kepergian nya dengan sorot yang sulit diartikan, sesekali mengelap ujung bibirnya yang sedikit berdarah.

Ah, apakah kali ini dirinya dan Denta akan saling bersitegang hanya karena seorang cewek?

🍭_🍭_🍭

Seperti biasa, tangan Riri menggenggam telunjuk Azriel ketika mereka berjalan beriringan setelah lima menit yang lalu bell istirahat berbunyi. Tujuan mereka adalah perpustakaan untuk mencari referensi tugas sejarah yang baru saja diberikan bu Nadia, di kelas Riri. Azriel? Dia hanya pengantar Riri tentunya.

"Raya bilang dia ijin buat absen, jadi dia nggak berangkat hari ini,"  ucap Riri pada Azriel meski matanya justru menjelajah ke arah lapangan basket yang panas dan beberapa siswa yang tengah bermain.

"Yang namanya absen pasti ya nggak berangkat, Ri. Alesannya kek apa gitu? Sakit apa gimana?"

"Riri yakin, Iyel udah tau kenapa."

Atas jawaban Riri, Azriel menoleh, sedikit menunduk demi mendapati puncak kepala Riri yang kali ini rambutnya dibiarkan tergerai mencapai punggung, ada bando sederhana berwarna silver membingkai diatas kepalanya. Terlihat sibuk dengan melihat sana-sini sambil sesekali membenarkan poninya yang tertiup angin.

"Lo gimana semalam? Nggak papa kan?"

Mata Riri berkedip sebentar, "Riri baik-baik aja dan udah terbiasa, Iyel nggak perlu khawatir."

Ini rumit, tapi gue suka sama lo!

Suara lain seolah ingin kembali diingat di kepala Riri, memaksanya mengingat kembali pengakuan yang terjadi malam itu. Kak Tristan menyukainya? Ah, bagaimana bisa?
Namun, serasa enggan mengingat itu kembali, Riri baru mengingat hal lain.

RIRI || Heartbreak! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang