34. Ingin tau

158 22 14
                                    


"Sesekali ada tanya yang ingin diajukan. Seperti ... Apakah rasamu itu nyata?"

~Riri~

_____________

Happy Reading:)


Riri meletakan pulpen yang sejak tadi ia gunakan untuk mengerjakan soal-soal yang di berikan guru, kepala nya menoleh pada Raya yang terlihat fokus.

"Raya, udah selesai?" tanyanya.

"Satu lagi. Kenapa?"

"Riri pengen ke toilet dulu ya."

"Bentar, Ri. Satu soal lagi, " sahut Raya kembali fokus dengan bukunya.

Riri menimbang, rasa ingin buang airnya sudah terlalu susah untuk ditahan. Jadi, ia berdiri, beranjak dari kursinya.

"Riri sendiri aja, di toilet yang deket UKS itu kok. Aman."

Raya menatap Riri beberapa detik, kemudian mengangguk.

"Jangan lama-lama."

Akhirnya, Riri pergi sendirian ke toilet. Tidak ada firasat buruk, atau apapun. Riri bahkan menyelesaikan urusannya di toilet dengan sedikit bersenandung. Sampai saat ia hendak membuka pintu toilet, namun pintu itu tidak mau terbuka.

Riri menetap heran. Harusnya pintu ini bisa dibuka, sebelumnya pintu ini baik-baik saja.

"Kok nggak bisa?" gumam Riri, berusaha menarik pintunya, tapi tetap saja pintunya enggan terbuka.

Kabar buruknya, Riri meninggalkan ponselnya di kelas. Ia jadi tidak bisa menghubungi Raya, atau bahkan Azriel.

"Hallo?! Ada orang di luar?! Tolong Riri dong! Riri ke kunci!!" teriak Riri, tapi tak ada sahutan yang berati. Hanya sayup-sayup suara siswa siswi diluar sana, yang sibuk dengan urusan masing-masing.

"Tolong!! Tolongin Riri dongg, bukain pintunya!" Riri masih berusaha berteriak sampai lelah sendiri.

Riri bersandar pada dinding, diam sejenak. Memikirkan apa yang mungkin bisa ia lakukan untuk keluar.

Tapi—Byur!

Air itu mengalir dari atas menimpa Riri, tiba-tiba saja membuat Riri terkejut. Riri terperanjat di tempat nya berdiri, menatap dirinya sendiri yang basah sebagian. Kemudian menggedor-gedor pintu segera.

"T-tolong buka pintunya! Riri tau ada orang di luar, tolong buka pintu nya!!"

Tapi sepi itu menyambut Riri, tidak ada tanda-tanda pintu itu terbuka. Sepuluh menit berlalu ketika suara langkah kaki mendekat kearah pintu, Riri kembali berdiri.

"Ada orang? T-tolongin Riri..."

Pintunya terbuka, dan Riri terkesiap.

"Kak... Denta?"

Denta diam menatap Riri, memindai seragam Riri yang basah separuh nya. Tanpa bicara, dia melepaskan jaket yang tengah dikenakan nya untuk membalut Riri. Terakhir Denta menarik Riri keluar dari toilet dan membawanya masuk ke UKS.

"Sampe sini, lo urus dia," ucap Denta, mendorong Riri ke salah satu kasur UKS agar cewek itu duduk. Matanya menatap Arkan yang baru saja menyibak tirai pembatas, dan menatap keduanya dengan mata mengantuk.

"Gue cabut."

Riri berdiri. "Kak Denta seben—"

"Shit up, gue nggak mau denger apa-apa dari mulut lo." Setelahnya, Denta benar-benar keluar UKS, membiarkan Riri bingung.

RIRI || Heartbreak! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang