6. Pacar

442 141 61
                                    


Happy Reading:)

" Kebanyakan manusia memang suka bermain-main, termasuk perihal hati."

~Riri~

_______________________

Riri menutup buku pelajarannya saat guru sudah selesai menerangkan dan meninggalkan kelas. Disampingnya Raya masih menyalin beberapa materi fisika yang tercatat indah dipapan tulis, yang kata Beni teman kelasnya dapat berpotensi membuat otaknya mengalami erosi.

Riri berpikir, bagaimana otak erosi itu?

"Raya mau ke kantin?"

"Lo bawa bekal? Sebaiknya lo makan itu sekarang, biar nggak lupa," Raya menjawab, menatap Riri setelah selesai dengan catatannya.

"Halo ladies!!" Azriel datang memasuki kelas mereka dengan senyum sumringah, tangannya lihai merangkul pundak Riri.

"Riri nggak bawa bekal kok, lagian kata Iyel, hari ini kita bakal pulang cepet," Suara Riri terdengar lagi, mengucap jawaban atas pertanyaan Raya soal bekalnya.

"Pulang cepet?"

Menarik keduanya adalah yang Azriel lakukan, mengajak kedua cewek itu keluar kelas, lantas berjalan dengan dirinya yang berada di tengah.

Muka Riri masih sepolos biasanya, namun Raya pasti sudah menampilkan raut peperangan semenjak tangan Azriel masih bertengger manis dipundaknya.

"Gue kasih bocoran ya," Azriel memelankan suaranya, tidak peduli tatapan Raya makin tajam saat ia mengerat kan rangkulannya, "abis ini bakal free, katanya bakal ada turnamen basket gitu, jadi kita semua bakal dipulangin cepet biar bisa support sekolah kita."

Riri berjingkrak, tubuhnya bergerak ke depan lantas menatap Raya juga Azriel yang masih rangkul-rangkulan, ahh-hanya Azriel yang merangkul sebenarnya. Riri berjalan mundur sambil tersenyum lebar.

"Ayo kita nonton! Raya bilang, pertandingan basket itu selalu penuh dengan cowok ganteng."

"What?" Azriel bergumam.

"Terus kata Raya lagi, kita bisa cuci mata juga, karena mata kita jarang dicuci berhubung dikelas kita nggak ada cowok ganteng sama sekali," Lanjut Riri antusias, masih saja dengan jalan mundurnya.

"Raya, gue nggak suka ya kalo mata lo jelalatan gitu sama cowok lain, gue kurang ganteng gimana sih, Ray?" Azriel mengeratkan rangkulan nya, membuat Raya sesak napas.

"Sakit, bego!" Dengan sigap Raya menyikut rusuk Azriel, cowok tersebut langsung meringis kesakitan seketika.

"Hihi, kalo diliat lagi, kalian cocok, nggak mau pacaran aja?" Riri cekikikan, pura pura merapikan poninya. Sesekali jalannya akan oleng karena posisinya yang terbalik, berjalan mundur.

"Perhatiin jalan lo, jangan mikir yang aneh-aneh."

"Bener banget. Riri, hadap ke depan, lo bisa jatuh kalo terus-terusan jalan mundur kayak gitu dan," Melirik Raya sekilas Azriel melanjutkan, "sejak kapan lo mikir pacar-pacaran heh?"

Mata Riri berdekip, " Iyel nggak mau pacaran sama Raya emangnya?"

"Ya mau lah jelas!! Masa engg-AUU!! SAKIT, RA!!" Pinggang Azriel jadi nut-nutan setelah dicubit dengan sadis oleh Raya, cewek tersebut terlihat sangat puas.

Riri cekikikan lagi, matanya melengkung sempurna.

Azriel tersenyum setelahnya, mendekat ke arah Riri lantas mengarahkan tubuh Riri agar kembali menghadap depan, " Riri sayang, jalannya hadap kedepan. Nanti lo jatuh kalo kayak gitu terus."

RIRI || Heartbreak! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang