"Apapun itu, dicintai karena rasa kasian memang terasa menyedihkan."
~Riri~
________________
Happy Reading:)
Mobil Denta juga motor milik Azriel berhenti di depan gerbang rumah Riri. Benar, Denta dan Dante memutuskan ikut untuk melihat bagaimana keadaan Riri.
"Jangan khawatir, gue bakal pastiin Riri baik-baik aja, Oke? Nanti gue kabarin lagi." Azriel mematikan sambungan telpon yang terhubung dengan Raya, dia sudah mengabari cewek itu tentang apa yang terjadi pada Tante Aira. Dan tentu saja, Raya ikut khawatir. Tapi dia tidak bisa kemana-mana karena harus menjaga neneknya yang kebetulan sedang di rawat dirumah sakit.
Mereka bertiga bergegas kerumah Riri. Pertama kali memasuki rumah itu, baik Dante maupun Denta merasa rumah sebesar itu keliatan suram. Temaram hampir memenuhi setiap ruangan, apalagi hari yang sudah hampir tengah malam. Sangat kosong, seperti tidak ada orang.
Dante akan berpikir rumah itu benar-benar kosong kalau saja dia tidak mendengar suara gemericik air keran dilantai atas.
"Riri nggak ada di kamarnya!" Azriel berseru begitu muncul di balik pintu berwarna putih di ujung tangga.
Denta mengernyit, sedekat apa Azriel dengan Riri sampai bahkan bisa dengan mudah masuk ke kamar cewek itu?
"Ada suara air keran." Dante bersuara, melihat sekitar sambil menerka di mana asal suara itu.
"Kamar orang tuanya."
Azriel berjalan lebih dulu, menuju pintu kamar orang tua Riri. Azriel jelas tau seluk beluk rumah ini kerena sering datang untuk menemani Riri, karena nya dia dapat dengan mudah menemukan letak yang dia maksud.
Kamar itu sama gelapnya, dan terasa kosong karena tidak ada benda berarti selain ranjang, meja rias yang kosong dan lemari besar. Ada selarik cara lampu dari kamar mandi yang pintunya terbuka sedikit, juga mengalir air dari dalam sana.
Ketiganya saling tatap lantas bergegas menuju kamar mandi.
Sesuai apa yang mereka pikirkan, Riri ada disana. Namun, Denta jelas tidak mengira kalau posisi Riri saat itu adalah tenggelam di dalam bathtub dengan air yang sudah meleber kemana-mana.
Azriel yang mungkin paling sadar di antara mereka langsung menarik Riri bangun dari sana. Cewek itu batuk-batuk ketika Azriel memeluknya.
"Iyel ..."
"It's oke, gue disini."
"Iyel ... Iyel ..." tangis Riri kembali pecah.
"Gue disini, jangan takut."
Denta memperhatikan, bagaimana tangan Riri gemetar dan berusaha memeluk leher Azriel seerat yang dia bisa. Bagaimana tangis cewek itu yang menggema menyakitkan, lalu keluh parau yang di ucapnya.
Ini pertama kali bagi dua kembar itu menyaksikan hal seperti ini. Luna mungkin pernah tapi mereka rasa tidak seburuk ini, bukan bermaksud membandingkan, hanya saja melihat bagaimana tadi Riri berada di dalam bathtub yang penuh air, tidak mungkin ada orang yang memaksanya melakukan itu.
Riri mencoba mengakhiri semuanya.
Fakta itu menghantam rasa bersalah yang kian besar pada dada Denta.
"Iyel ... Riri pembunuh."
"Nggak, hei ... Lo bukan pembunuh, jangan pernah ucapin itu lagi, " balas Azriel mencoba menenangkan Riri.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIRI || Heartbreak! (On Going)
Teen Fiction[AKU TANTANG KALIAN BACA SAMPAI PART 3, SIAPA TAU JATUH CINTA;)] Riri hanya gadis yang terlihat polos dan kekanak-kanakan, ramah dan mau menerima siapa saja dalam hidupnya. Senyum polos selalu ada dibibir mungilnya, menarik tanpa sadar orang disekit...