"Karena mu, aku jatuh.
Bukan kah setidaknya kamu harus bertanggung jawab menangkap ku sebelum aku hancur?"~Riri~
_________
Happy Reading:)
Dante menyipitkan matanya begitu melihat kembarannya melintasi ruang TV. Pakaiannya sudah bukan seragam lagi, melainkan setelan yang sepertinya baru saja di beli.
"Penuh iri dengki banget tatapan lo." Ucapan Adera barusan mengalihkan Dante dari kembarannya, ia mendengus pada sang kakak.
"Mau kemana lo jam segini sok cantik gitu?" tanya Dante melihat Adera sudah rapi dengan dress selutut berwarna navy, kakaknya juga niat sekali menggunakan make up.
"Tolong koreksi ya, adek gue yang paling laknat. Gue ini emang cantik dari lahir!" Kemudian tangannya mengibaskan rambut tergerainya dengan sombong, "Mau malem mingguan sama sugar Daddy kesayangan gue, kenapa Lo? Iri?"
"Halah gaya banget sugar Daddy, padahal mah yang diajak jalan masih brondong tuh gua yakin!"
"Bilang aja lo nggak ada orang yang bisa diajak malmingan!"
"Ini malem Rabu, Sulastri!" Dante jadi sewot.
Pasti kakaknya ini mau jalan sama cowok. Ya memang sih, Daddy maupun Mama mengijinkan Adera dekat atau bahkan berpacaran. Tapi, Dante kadang suka sewot sendiri dengan penglihatan sang kakak perihal cowok, makanya dia khawatir juga sebal tiap Adera menemukan cowok yang jelas brengseknya .
Bar-bar iya, Nemu cowok yang baik-baik nggak bisa.
"Jangan bilang lo keluar bareng om-om yang waktu itu ya?" tebak Dante. Beberapa hari lalu, Dante tidak sengaja bertemu dengan Adera yang tengah makan di sebuah restoran bersama seorang cowok yang ternyata sudah beranak satu. Meski anaknya masih seumuran Ara, tapi tetap saja dia sudah punya anak, yang mana bagi Dante itu sudah om-om.
"Dia nggak setua itu buat dipanggil om-om ya! Jangan sembarangan, " bela Adera.
"Mana ada udah punya anak satu masih mas-mas apalagi adek-adek!"
"Sok tahu banget, lagian nih ya pak Aga itu nikah muda. Makanya sekarang dia punya anak, padahal belum tua."
Mata Dante memicing, "Dan lo dengan santai Deket sama pria yang udah punya istri? Gue aduin Daddy lo ya."
"Dia duda, astaga! Duda keren yang punya seribu pesona bikin kaum hawa kayak gue gini klepek-klepek!" Adera menghembuskan nafas lelah, ia manggut-manggut kemudian. "Lagian, ketika duren di Korea bernama Song Jung Ki tidak bisa gue gapai, kenapa duda keren di Indonesia yang nggak kalah bohay gue diemin?"
"Sinting emang."
Dante ingin mengikuti Adera keluar, setidaknya dia ingin sedikit memberi peringatan pada duda sok ganteng itu agar tidak macam-macam dengan kakaknya, tapi Ara sudah meneriaki namanya. Ah, bocah satu itu sudah pindah lokasi berada di kamarnya.
"Apaan sih, Ra?! Sibuk nih, Abang, " gerutu Dante begitu menemukan Ara tengah terbaring nyaman diatas kasur sambil membuka piyamanya, perut bocah itu terpampang.
"Ara, Abang, Ara mau bobo, " ucapnya, menepuk perutnya berkali-kali.
"Ya terus? Tinggal bobo loh, Ra."
"Elus-elus perut, Ara."
"Kalo dielus Abang bisa bikin mules loh, Ara nggak papa kalo tiba-tiba mules?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RIRI || Heartbreak! (On Going)
Teen Fiction[AKU TANTANG KALIAN BACA SAMPAI PART 3, SIAPA TAU JATUH CINTA;)] Riri hanya gadis yang terlihat polos dan kekanak-kanakan, ramah dan mau menerima siapa saja dalam hidupnya. Senyum polos selalu ada dibibir mungilnya, menarik tanpa sadar orang disekit...