"Kamu menjatuhkan rasa pada ku terlalu dangkal, tapi tak masalah. Biar aku yang jatuh padamu dengan dalam, sampai ketitik paling dalam."
~Riri~
__________________
Happy Reading:)
Arkan mengernyit, merasakan sesuatu yang aneh di hatinya saat memperhatikan Riri dan Denta saling tatap di depan sana. Rasanya benar-benar tidak bisa di bilang nyaman, sangat tidak enak seakan ada yang menyumbat dadanya, sesak.
Kakinya melangkah menjauh untuk mengambil sepotong kue coklat, memakannya perlahan sambil menatap Riri dari kejauhan. Cewek lugu itu terlihat sangat senang, dilihat dari bagaimana ia mengembangkan senyumnya tanpa beban.
Arkan menghela nafas sekali lagi.
"Kue coklat? Papa baru tau kamu suka kue itu, padahal jarang banget ikut nyicip waktu mama kamu bikin kue."
Arkan terkekeh atas ungkapan papanya barusan, papa benar. Arkan tidak terlalu suka coklat, dan segala jenis olahan nya.
"Lagi pengen aja." Arkan mengedikan bahu, sedikit mengernyit saat rasa coklat yang pekat juga sedikit pahit beradu dengan lidahnya. Ia menoleh menatap papanya, "Mama mana?"
"Ada di dalem, bareng Rania seperti nya."
Arkan mengangguk saja. Kedua orangtuanya memang berteman baik dengan orang tua Denta dan Dante, sejak dulu sekali. Maka sudah biasa untuk menghadiri acara satu sama lain seperti malam ini.
"Arkan."
"Ya?"
"Lihat, Denta udah ngerti pacar-pacaran gitu. Kamu kapan?" tanya papa menggoda.
Yang ditanggapi Arkan dengan helaan nafas, matanya menatap kearah sana lagi. Di mana Denta tengah menepuk puncak kepala Riri, sesuatu yang jarang di lakukan seorang Denta. Arkan menyahut, "Entahlah. Mungkin masih belum waktunya."
Tak lama papanya pamit untuk pergi sebentar karena menerima telfon. Ditinggal sendirian ditengah keramaian seperti ini membuat Arkan menghela nafas, beralih tatap ke arah di mana Riri dan Denta terlihat sebelumnya. Sayang sekali, keduanya sudah tidak di sana lagi.
"Kemana itu bocah?" gumamnya pada diri sendiri.
Kakinya melangkah, dengan insting menemukan keberadaan Riri. Kalau ditanya untuk sebelum-sebelumnya, jelas sekali mata Arkan hanya akan mencari keberadaan Luna. Memastikan cewek itu baik-baik saja, meski sudah jelas dari empat temannya akan dengan sangat melindungi Luna.
Tapi kali ini, tidak menemukan Riri dalam pandangan membuat Arkan tidak puas.
"Aduh, Abang jomblo lewat." Ledekan Rangga yang ditujukan Arkan saat Arkan menemukan Rangga tengah menemani Arra bersama Erga di sebuah ayunan. Arra terlihat cemberut entah karena apa.
"Arra kenapa?"
"Ngambek dia, si Erga nggak mau minjemin HP nya, " jawab Rangga meringis.
"Pelit. Bang Erga, orang pelit, bang Erga tau? Nanti kuburannya sempit." Arra berucap masih dengan pipi menggembung.
"Pinjemin aja kenapa sih?"
Rangga mendekat, kemudian berucap pelan, "Ada bokepnya, makanya nggak mau di pinjemin."
"Mana ada!" Erga nyolot saat mendengar bisikan Rangga. "Lagian mulut lo ya kotor banget, ada Arra nih. Nanti kalo telinga dia tercemar gimana?!"
"Aelah, perkara hp doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
RIRI || Heartbreak! (On Going)
Teen Fiction[AKU TANTANG KALIAN BACA SAMPAI PART 3, SIAPA TAU JATUH CINTA;)] Riri hanya gadis yang terlihat polos dan kekanak-kanakan, ramah dan mau menerima siapa saja dalam hidupnya. Senyum polos selalu ada dibibir mungilnya, menarik tanpa sadar orang disekit...