"Kamu, jadi es krim aja mau ya? Cukup aku liatin aja bakal lumer nggak pake lama."~Riri~
_________________
Happy Reading:)
Riri terlalu polos, begitu kata Azriel.
Riri emang bego alami, begitu menurut Raya, tidak nanggung.
Sementara Riri sendiri tidak perduli. Tadi sebelum Azriel dan Denta berhasil saling menghadiahkan tinju pada muka masing-masing, Riri segera menengahi keduanya, memutuskan untuk ikut Denta pergi, sesuai permintaan cowok tersebut.
Azriel jelas tidak mengijinkan kan, yang langsung berbinar saat Riri membisikkan kalimat, "Kalo Riri ikut kak Denta, Iyel bisa berduaan bareng Raya loh." Maka meskipun masih terlihat tidak terima, Azriel jadi diam dan tidak protes lagi.
Seandainya Raya tau alasan Azriel diem seperti itu, pasti cewek galak itu akan mencibir Iyel habis-habisan. Dasar mental teri! begitu misalnya.
Sekarang Riri sudah berakhir di jok belakang mobil Denta, sementara Luna disamping kemudi, disamping Denta. Seolah tidak masalah, Riri tersenyum sumringah sejak tadi, menatap jalanan sambil bersenandung.
"Anter aku pulang aja ya," ucap Luna ditengah hening canggung ini.
Denta menoleh, merasa kurang setuju dengan ide Luna. Ia mengajak cewek itu keluar baru sebentar, dan Luna sudah minta diantar pulang?
"Karena ada Riri? Santai aja sih, dia juga nggak papa kalo ada lo," sahut Denta, melirik Riri lewat sepion.
Luna melakukan hal yang sama dan mendapati Riri tengah tersenyum manis kearahnya, membuat nya makin tak nyaman, " Tetep aja, mending aku jalan sama Kak El, atau aku telfon dia aja ya, suruh jemput?"
"Luna."
"Apa?" Luna terlihat sibuk mengirim pesan pada seseorang, " Aku nggak nyaman ada diantara kalian berdua."
"Oke, gue turunin Riri."
"Kamu gila? Jangan macem-macem, aku juga udah suruh kak El jemput, jadi turunin aku didepan."
"Lun, lo tuh kenapa sih?!" Denta menggeram kesal.
"Kamu yang kenapa? Kalo kamu bilang beneran pacaran sama Riri, nggak seharusnya kamu bersikap kayak gini sama aku, didepan dia, kamu pikir gimana perasaan dia?" ucap Luna benar-benar kesal, ia menghela nafas sebentar sambil memejamkan mata kemudian menatap jalanan depan, "terserah, intinya turunin aku."
Akhirnya, Denta benar-benar menghentikan mobilnya dan membiarkan Luna turun. Luna sempat mengucapkan maaf pada Riri yang dibalas dengan anggukan serta senyum lebar oleh Riri, membuat Denta semakin mendengus kesal.
"Pindah kedepan."
"Oke." Riri menurut saja, bukan lewat pintu mobil, ia memilih loncat kedepan, mendahulukan kaki kanannya terlebih dahulu dengan posisi membelakangi Denta. Ah, pantatnya yang tertutup rok merah muda terpampang ke muka Denta, cowok itu bahkan mengalihkan pandangan dengan muka nyaris memerah padam.
"Lo pernah naik mobil nggak sih?! Lain kali kalo mau pindah kedepan lo harus turun dulu, nggak ada acara lompat-lompat kayak gitu!"
Riri mengerjap setelah berhasil duduk, " Kenapa emang nya?"
"Nurut aja, jangan bawel." Denta mendengus sekali lagi, kembali menjalankan mobilnya.
Suasana mobil hening beberapa saat, Riri terlihat sibuk dengan game di ponselnya. Kemudian ia seperti teringat sesuatu, kepalanya menoleh menatap Denta, "Pacar, Riri mau nanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RIRI || Heartbreak! (On Going)
Teen Fiction[AKU TANTANG KALIAN BACA SAMPAI PART 3, SIAPA TAU JATUH CINTA;)] Riri hanya gadis yang terlihat polos dan kekanak-kanakan, ramah dan mau menerima siapa saja dalam hidupnya. Senyum polos selalu ada dibibir mungilnya, menarik tanpa sadar orang disekit...