22. Tenggelam

199 34 19
                                    

Happy Reading:)

"Tentang mu, aku ingin menyelami lebih dalam. Namun aku takut tenggelam, lantas lupa bagaimana cara kembali kepermukaan."

~Riri~

______________

"Selamat ulang tahun, kak Denta."

"Thanks."

Riri tersenyum begitu mengucapkan ucapan selamat pada Denta, dihadapan banyak orang. Tidak seperti biasanya ketika Denta bersikap begitu jutek, malam ini Denta benar-benar bersikap manis.

Riri senang.

Beberapa saat yang lalu, saat acara tiup lilin berikut potong kue, Riri sudah menyiapkan hati. Kalau seandainya Denta akan menyebutkan nama Luna, Riri harus siap. Luna sangat berarti bagi Denta, sepertinya bagi Arkan, Dante, Erga dan Rangga.
Riri harus paham soal itu, dirinya tidak bisa menerobos masuk begitu saja.

Lagipula, dari awal Riri tidak berniat untuk ada diantara mereka. Hanya saja, entah lah, sepertinya Riri benar-benar tertarik dengan Denta.

Dan sesuatu yang mengejutkan terjadi, alih-alih menyebut nama Luna seperti yang sudah-sudah, Denta memanggil namanya, Riri. Riri bahkan hanya mampu mengerjap ditempat, di samping Arkan yang mendadak keningnya berkerut dalam. Sampai kemudian Denta menghampiri, dan mengajaknya kedepan. Memperkenalkan pada semua orang kalau Riri adalah pacarnya.

"GUE JUGA ULANG TAHUN LOH YA!" Dante berseru tidak terima, begitu melihat bagaimana Denta dan Riri saling memberikan tatapan uwu.

"Sabar ya, jomblo," ucap Rangga menenangkan, namun justru membuat Dante semakin kesal. Belum lagi ledekan-ledekan dari teman sekelasnya yang kian berisik.

"Gue ngambek pokoknya!"

"Idih, najis banget bangsat." Salah satu dari temanya mencibir.

Erga geleng-geleng kepala, "Hati-hati,ada bocil di bawah umur, jangan ngomong kasar."  Sementara itu Rangga berinisiatif menutup telinga Arra saat bocah itu sibuk menikmati es krimnya, tidak terlihat peduli dengan keramaian di sekitar nya.

"Oke, silahkan nikmati hidangannya gays!"

"Mabok nggak?" celetuk salah satunya.

"Kata Mama jangan, masih bocil!" Dante menyahut sambil melirik mamanya yang kelihatan sudah sibuk mesra-mesraan dengan papa. Ah, nasib jomblo ya gini, suka sensi kalau liat yang punya gandengan.

Begitu saja, semuanya mulai saling menikmati hidangan. Sementara Riri masih menatap Denta dengan mata-mata berkaca-kaca.

"Lo kenapa deh?" Denta menyadari raut Riri, membuatnya mengernyit bingung.

"Kak Denta lagi kerasukan?" tanya Riri balik.

"Hah?"

"Kok jadi baik banget sama Riri? Biasanya juga jutek banget, terus ngomong nya juga nggak ada alus-alusnya, kayak orang yang lagi nagih utang. Tapi malem ini, kak Denta manis banget, beneran kayak pacar Riri," ujar Riri penuh kejujuran, tentu saja berhasil membuat Denta mendengus.

RIRI || Heartbreak! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang