15. Rapuh (1)

266 48 5
                                    

"Aku ... ditinggalkan lagi?"

~Riri~

________________

Happy Reading:)

Denta memasuki rumah nya setelah memarkir kan mobilnya. Ketika ia hendak melewati ruang tengah, pemandangan yang ia lihat membuatnya mendengus seketika. Ada Dante, tentu saja yang tengah sibuk ngemil sambil menonton serial upin & ipin di layar TV. Di depan sofa, ada keberadaan dua temannya yang tengah menjadi budak dadakan adik bungsunya, Rangga dan Erga.

Percakapan mereka terdengar.

"Kalo Arra besar, nikah sama bang Rangga mau nggak?" Rangga berucap sambil membantu Arra menyusun Lego di depannya.

"Nggak."

"Kenapa?" Rangga pura-pura cemberut.

"Udah jelaslah, lo kurang glowing,  buat Arra yang bening gini, " cibir Erga tanpa ragu menggeplak kepala Rangga.

"Tapi gimana ya kira-kira tipe ideal Arra, dia kan judes gini." Meski mendapat jitakan dari Erga, Rangga justru bergumam penasaran, yang diangguki oleh Erga. Sama-sama penasaran, cowok seperti apa yang akan diincar Arra, ketika bocah itu besar nanti.

"Arra mau yang polos-polos kayak pacarnya bang Denta," ucap Arra.

Rangga dan Erga bertatapan.

"Kenapa mau yang polos, Ra? Emangnya Arra udah nggak polos lagi?" Erga menyuarakan tanya.

"Biar bisa Arra suruh-suruhlah," sahut Arra acuh, tangan mungilnya ia sempat kan menggaruk pipinya, "Arra masih polos kok, tapi nggak bego kayak bang Dante, dan, itu, kayak bang Rangga, trus bang Erga juga."

"Astagfirullah, mulut Arra sadis banget." Rangga mengelus dada.

"Kasian yang bakal jadi pacar Arra, ya Allah." Erga tersenyum prihatin.

Dante menoleh, menatap garang adiknya, " Ra, abang nggak ada ikut dalam acara ghibah kalian ya, kenapa ikut dikatain bego juga?!"

"Abang, emang nya Abang ngerasa bego? Kok protes?" Dibalaslah protes Dante dengan kejam oleh Arra. Dante mengkerut seketika.

Denta sedikit mengangkat ujung bibirnya, Arra memang punya mulut sadis sekali. Umurnya baru empat tahun, tapi bocah itu sudah bisa mengatakan hal tak terduga, dan soal pacar? Arra bahkan tau mengenai pacar? Ah, mama pasti akan sakit kepala kalau mendengar bocah bungsunya berkata seperti barusan.

Yang akan menjadi tersangka tentu saja Adera, pihak yang lebih sering ditugaskan kan untuk menjaga Arra. Sebenarnya tidak ada masalah, kecuali kebiasaan kakaknya yang kerap kali membaca novel keras-keras, apalagi mengenai gebetan, pacar dan sejenisnya. Jangan lupakan juga mulutnya yang siap mengeluarkan berbagai curhatan kepada Arra, tentang doi nya dikampus, yang konon katanya tak kunjung peka.

Sekalipun Arra terlihat tak peduli dengan ocehan kak Adera, tapi Denta yakin Arra lebih cerdas dari yang mereka kira.

Darimana Denta tau semua itu? Ia pernah memergoki beberapa kali tentu saja.

Tak ingin bergabung dengan obrolan dua temannya dengan Arra, atau Dante yang kini terlihat menggerutu lantaran rambut kembar upin dan ipin tak kunjung tumbuh, Denta memilih menuju kamarnya.

Membuka pintu kamarnya, seseorang segara masuk dalam pandangan Denta. Tengah telentang disofa panjang yang berada dikamarnya, sambil menyumpal telinganya dengan headset. Mengabaikan keberadaan cowok tersebut, Denta segara berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

RIRI || Heartbreak! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang