2.The Twins

696 239 111
                                    


" Layaknya magnet, senyum itu mampu membuat siapa saja mendekat."

~Riri~

____________________


Denta kadang berfikir, mengapa dirinya yang cenderung tidak suka banyak bicara dan terkesan dingin pada orang disekitarnya justru dikelilingi orang orang dengan kapasitas kewarasan yang perlu dipertanyakan.

Pertama, dia punya kembaran yang kadang ia sendiri ragu kalo mereka benar benar pernah berada dirahim yang sama dengan waktu bersamaan.

Rhadenta Aska Dikarang, itu nama panjang nya.

Khadante Aska Dikarang, itu nama kembaran nya.

Muka mereka mirip, tubuh mereka mirip, suaranya juga mungkin mirip. Hanya tingkah dan otak saja yang berbeda, menurutnya otak Dante sedikit mendekati gila.

Disamping itu Denta juga punya teman teman yang agak gila juga. Rangga dan Erga adalah patner sejati kegilaan bersama Dante. Arkan masih lumayan karena cowok tersebut lebih banyak tidur dan tidak banyak bicara tentunya.

" KAK! LO EMANG GA DA AKHLAK YA JADI KAKAK!"

Suara Dante terdengar memenuhi ruang TV, cowok tersebut terlihat mengelilingi ruangan sambil berlari terlantung lantung.

Dibelakangnya, ada cewek dengan rambut dicepol berlari mengejar. Tubuhnya lebih pendek dari Dante memang, tapi kemampuan larinya jangan pernah di remehkan. Itu kakak perempuan mereka, Adera.

" Bentar doang ngapa sih, gue mesti testi dulu nih masker baru gue," Adera berhenti sejenak untuk mengambil nafas.

" OGAH! NANTI MUKA GUE BRUNTUSAN KEK BULAN LALU!!!" Dante berteriak bengis, sudah cukup dirinya menjadi korban eksperimen kakak perempuannya sendiri. Kali ini ia harus memperjuangkan kemerdekaan nya.

Adera mendesis sebal, apa salahnya membuat adiknya yang mencoba pertama kali masker merk terbaru nya? Kan kalo ada apa apa mukanya bisa tertolong tanpa perlu memakainya.

Adera melirik kearah kembaran Dante yang tengah sibuk duduk di sofa depan TV bersama Arra, adik bungsu mereka bertiga.

"Den, kembaran lo tuh nggak waras banget." Adera berjalan mendekat.

Denta menatap tidak perduli, sudah menjadi kebiasaan sehari-hari kalo Dante dan Adera akan saling perang seperti itu.

" Kalo lo sadar, lo juga nggak waras kak."

Adera bersungut-sungut, " Gue kadang pengen banget molesin bibir lo pake berbagai jenis liptint gue, biar itu mulut ada lembutnya dikit."

Dante datang lagi, kali ini dia membawa segelas air dingin. Ia menatap waspada kakak perempuan nya, lantas duduk lesehan bersama Arra yang sibuk menggambar.

"Arra. Nanti kalo Arra udah besar jangan mau kayak kak Dera ya, suka nistain  orang." Dante bersuara, nyaris membuat Adera melempar kan sandal rumahnya pada muka Dante.

Arra mengerjap lantas menggeleng, " Arra gak mau mirip kak Dera, kak Dante juga gak mau. Soalnya kalian berdua bego."

Denta tersenyum kecil mendengar tanggapan Arra.

"Kok Arra gitu?" Dante cengo.

Sementara Adera mendadak menjambak rambut Denta yang berada di sebelah nya, " Ini pasti ajaran lo kan?! Ngaku!"

"Sa-sakit kak."

"Ngapain lo ngajarin Arra jadi makhluk es batu macem lo hah?!"

"Bukan gue kak, astaga." Denta berusaha melepaskan tangan kakaknya dari rambut miliknya, sakitnya serasa kepala mau lepas.

RIRI || Heartbreak! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang