7. Kita pacaran besok ya!

390 125 35
                                    

Happy Reading:)

"Bermain adalah satu hal yang masih amat menyenangkan untuk dilakukan, bahkan setelah kita beranjak dewasa."

~Riri~

____________________


"Pacar?"

Mungkin cowok yang kini sedang menarik Riri merapat ketubuhnya sudah gila, tapi percayalah, otak Riri akan lebih gila menanggapinya.

"Kak Denta ngajak Riri pacaran?" Tanya Riri dengan mata bulatnya yang kembali berkedip-kedip.

Oke. Denta khilap dengan orang yang salah sepertinya.

"Den?" Suara Luna. Suara cewek didepannya justru kembali membuat otak Denta ingin lebih melanjutkan apa yang ia pikirkan, seolah dorongan bahwa yang tengah ia lakukan sekarang adalah hal yang memang harus ia lakukan.

"Kenapa? Lo bisa jadian, gue juga bisa jadiankan?"

"Kamu suka sama dia?" Mata Luna menatap Riri.

Sementara Riri mendadak mundur, selangkah menjauh dari Denta yang tidak berniat menahannya. Kekehan kecil keluar dari bibir mungilnya, membuat Denta dan Luna mengernyit bingung.

"Kak Denta nggak ada romantis-romantisnya sama sekali, nggak kayak di novel yang sering Riri baca," Jelasnya, menatap Denta sambil tersenyum.

"Kamu percaya kalo dia ngajak kamu pacaran?"

"Kak Luna nggak denger?" Menelengkan kepalanya, beberapa rambutnya yang digerai hari ini ikut jatuh ke sisi kanan, jarinya menunjuk muka Denta, "dia tadi bilang gini "mulai sekarang, lo jadi cewek gue" Gitu."

“Lo yang nggak ada waras-warasnya kalo gitu, ayo balik kekelas!”

Raya, pihak yang sejak tadi diam dibelakang Riri memperhatikan bagaimana Denta mengatakan kalimat yang nyaris mirip seperti perkataan Riri satu minggu lalu pada cowok yang sama, akhirnya bersuara.

Riri menoleh pada Raya begitu juga dengan Denta dan Luna.

“Raya? Kok mukanya kesel gitu?”

“Lo yang nyebelin, pake banget,” Raya menarik tangan Riri berniat membawa cewek itu kembali kekelas, sama sekali tidak perduli dengan raut bingung Denta maupun Luna.

Siapapun tahu, Denta hanya ingin main main. Tidak, lebih tepatnya akan menjadikan Riri sebagai pelampiasan atas perasaan cowok itu terhadap Luna. Raya tidak tahu persis, tapi ia sedikit mendengar percakapan mereka.

Dan kalaupun benar, jangan Riri, cari orang lain yang bisa Denta jadikan pelampiasan.

Baru beberapa langkah, ponsel Raya berdering, membuat ia memutuskan menjawab telpon dulu dan melepaskan tangan Riri.

Riri yang merasa seolah ditinggal sejenak oleh induknya melangkah menjauhi Raya, bukan untuk mendekat lagi ke arah Denta dan Luna yang terlihat kembali berdebat, melainkan masuk kedalam kelas yang dari tadi terlihat kosong.

Kakinya melangkah kearah tempat duduk dekat jendela yang letaknya tepat dengan tempat pembicarannya tadi, disana Riri menemukan cowok yang tengah memejamkan mata dengan tangan kanan bertumpu pada keningnya.

“Ketemu.”

“Lo tahu gue disini?”

Menganggukan kepala adalah yang Riri lakukan sebagai jawaban.

“ Kaki kak Arkan kelihatan dari luar, tapi kayaknya cuma Riri yang liat.”

Masih dengen posisi yang sama, mata Arkan menatap Riri yang masih setia ditempatnya berdiri, “ Yang tadi...lo serius?”

RIRI || Heartbreak! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang