3. Malaikat penyelamat pagi

544 207 61
                                    

"Karena dimata dunia orang lain,
Dia dan dunianya sangat sederhana."

~Riri~

_______________________


Pagi ini Bunda nya ada dirumah, tengah menyiapkan sarapan untuknya saat ini, Riri senang. Meskipun tatapan tak suka milik Ayahnya sudah menghujamnya sejak tadi, raut lembut dan hangat milik Bundanya benar benar membuat Riri tenang tanpa rasa takut. Riri nyaman.

"Gimana di sekolah sayang? Seneng?" Bunda bertanya, mengusap surainya dengan penuh sayang.

Riri mengangguk sebagai respon, mulutnya penuh dengan nasi goreng khusus buatan Bunda nya, matanya melengkung sambil tersenyum.

"Kalo ada apa-apa, ceritain ke Bunda ya, Nak."

"Iya Bunda, " Riri tersenyum lagi, awal harinya terasa sempurna saat melihat wajah Bunda nya. Bunda memang sangat cantik, mata bulat berbinar yang menurun padanya, pipi merona dan makin merona saat tersenyum, senyum hangat yang menenangkan, segala hal tentang Bundanya, Riri suka.

"Sayang, kamu jangan terlalu memanjakan Riri. Dia sudah SMA loh, lagian kamu harus banyak istirahat demi bayi dikandungan kamu, " Ayah mengintrupsi, menggenggam lembut tangan kanan milik Bunda, menatap Bunda nya hangat, tatapan yang tidak pernah ditujukan untuk Riri.

"Aku baik baik aja, Mas. Lagian aku juga selalu penasaran dengan kehidupan Riri."

Menghela nafas, Ayah bangkit dari duduknya, " Aku berangkat, sayang," Riri dapat melihat bagaimana Bundanya bahagia dipelukan Ayah tirinya, sebelum tatapan Ayahnya beralih padanya, " Riri berangkat sama Ayah ya, hari ini?"

"Engga usah Ayah!" Riri menggelengkan kepalanya, "Ri-Riri... Mau berangkat bareng Iyel."

"Bareng Ayah aja, sesekali Ri," Bunda menepuk pundak nya, memasukan bekal makan siang kedalam tasnya.

Riri bimbang, juga takut.

"Iya nggak papa bareng Ayah, searah juga kan?" Kali ini Ayahnya merangkulnya erat, namun justru semakin membuat tubuh Riri gemetar. Bunda tidak boleh melihat Riri gugup seperti ini, karenanya Riri mengangguk, memutuskan setuju berangkat bersama Ayahnya.

Iyel: Riri berangkat sama Ayah.
Iyel: Iyel berangkat duluan aja ya, sampai ketemu di sekolah, Iyel^^

Riri masuk ke mobil milik Ayah nya setelah selesai berpamitan pada Bunda nya, tangannya menggenggam ponselnya erat sesaat setelah pesannya terkirim. Ayah tidak menggunakan sopir, oleh karena itu Riri berada di samping tempat kemudi, disamping Ayahnya yang menatap lurus pada jalanan.

"Saya benci ketika istri saya terlalu perhatian sama kamu," Ayah Riri berbicara, membuat Riri menoleh ragu.

Sejak awal, sejak Riri masih baru mengenal sosok bernama Malvin, pria yang kini menjadi Ayah tirinya, Riri selalu mendapatkan tatapan benci dari pria itu. Riri tidak pernah mengerti alasannya, seberapapun Riri berusaha mencari tahu, ia tidak pernah mengerti sampai saat ini.

Ayahnya hanya bersikap baik padanya ketika sedang ada Bunda, lantas berubah menjadi sosok yang Riri takuti kala Bunda nya tidak di sisinya. Lantas mengapa dulu Riri mau menerima nya sebagai Ayah tiri? Jika pada akhirnya membuat dirinya tertekan?

Bagi Riri, kebahagiaan Bunda adalah segalanya. Saat Bunda melihat om Malvin dulu, ia tahu Bunda mencintai om Malvin yang kini menjadi Ayah tirinya. Bunda nya bahagia, maka Riri pun harus bahagia.

"Karena itu... Bisa kamu berhenti bersikap sok manja sama istri saya?! Hah?!" Suara Ayahnya meninggi, Riri bahkan tidak sadar kalau mobilnya sudah menepi kepinggir jalan.

RIRI || Heartbreak! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang