Ramuan Pertama

1.3K 165 16
                                    

Setelah lelah mencari buku yang tidak ditemukannya kemarin, Skyla memilih tidur saja semalam. Dia tidak langsung mengikuti petunjuk untuk mengonsumsi ramuan itu karena setidaknya mau menunggu dua belas jam untuk meyakinkan dirinya sendiri. Saat dia membuka mata dan menemukan ramuan itu masih ada di meja, Skyla memutuskan untuk mengikuti petunjuk penggunaan dan mencoba ramuan itu. Toh, kalau dipikir-pikir tidak ada salahnya mencoba.

Sekarang matanya mengamati delapan botol berisi cairan bening itu. Skyla mengambil satu botol berlabel angka satu di tutupnya. Petunjuk yang diberikan hanyalah dia harus meminum ramuan itu sebelum tidur lalu misinya akan datang nanti. Canis juga memberikan petunjuk kalau misinya berhasil maka akan ada larutan yang muncul di botol kesembilan yang kosong.

Meski begitu, tangannya tidak bisa berhenti gemetar saat membuka tutup botol itu. Sejujurnya, dia tidak pernah bisa berbaik sangka padahal hal yang tidak pasti seperti isi botol ini. Walaupun larutan ini tidak berwarna dan tidak berbeda dengan air putih saat dilihat, dia tetap tidak bisa tenang. Meski cairan itu tidak menguarkan aroma tertentu saat dia mendekatkan bibir botol itu, dia sama sekali tidak bisa berbaik sangka pada ramuan ini. Sial, ini semua gara-gara dia pernah membaca soal racun mematikan yang tidak berwarna dan tidak berbau di dalam buku. Skyla meneguk ludah, mendadak merasa takut.

Namun, pikirannya melayang lagi pada banyak kejadian, sikap orang-orang padnaya seolah-olah dirinya adalah orang buangan yang memang harus enyah dari dunia ini. Alasan yang membuatnya ingin mati saja. Belah bibirnya saling bertaut sementara jemarinya meremas botol semakin kuat. Skyla menarik napas dan mencoba menenangkan jantungnya yang berdebar-debar. Ah, sudahlah, bukankah sejak awal dia ingin mati? Mati tenggelam dan keracunan juga tidak ada bedanya. Intinya sama-sama kehilangan nyawa.

Skyla mengetatkan pegangan di permukaan botol itu dan mulai mencicipi cairan itu. Mula-mula dia mencecap dengan ujung lidahnya lalu pelan-pelan mulai meneguk isinya. Cairan itu memang tidak ada rasanya, hanya saja cukup dingin ketika melewati tenggorokannya. Napasnya tersengal kala cairan itu habis tertelan dalam satu kali tegukan. Botol itu masih ada di tangan selama dia menatap jam dinding untuk menghitung waktu.

Satu menit terlewat lalu lima menit dan tidak terjadi apa-apa. Tubuhnya baik-baik saja bahkan sampai lima belas menit setelahnya. Dia menunduk dan menatap botol kosong di tangannya sambil mendesah lega karena dirinya baik-baik saja. Terlepas dari usahanya bunuh diri, ternyata dia masih takut mati.

Dia baru saja hendak meletakkan botol itu kembali ke dalam tatakan kala dia menemukan sesuatu terbentuk di bagian dasar botol. Skyla membalik botol dan mengamati pantat botol yang sudah kosong itu. Napasnya tertahan kala huruf demi huruf pelan-pelan terbentuk. Tidak mirip seperti tulisan dari tinta, akan tetapi seperti glitter terpahat di permukaan botol itu. Warnanya juga kuning terang hingga nyaris tidak terlihat kalau tidak diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Namun, tulisan itu awalnya tidak terbaca mulai bisa dipahami kala sudah selesai ditulis.

Kenneth Walker

MFG23062021

EXP 07072007

Tulisan di bagian bawah botol itu juga disertai barcode bergaris hitam seperti yang ada di dalam kemasan makanan di dunia manusia. Skyla menarik ponselnya dan mulai menggulir laman pencarian. Keningnya berkerut sejenak kala membaca penjelasan yang ditemukannya. Jadi MFG ini manufacturing date, tanggal produksi sebuah produk. Mungkin MFG di botol ini juga sama artinya yaitu tanggal pembuatan ramuan. Agak aneh kalau tanggal pembuatannya itu hari ini. Meski begitu, kalau dipikir ulang jika ini ramuan sihir bisa jadi keterangan ini memiliki arti lain.

Hal aneh lain adalah EXP seharusnya expired date atau tanggal kedaluwarsa biasanya bagian ini menentukan tanggal kedaluwarsa baik makanan atau obat-obatan, tapi kenapa tanggalnya sudah jauh terlewat. Namun, kalau dilihat lagi kenapa tanggal kedaluwarsanya malah di tahun 2007? Atau sebenarnya tulisan-tulisan ini memiliki arti lain?

Lamunannya mendadak buyar kala terdengar ketukan dari pintu flat-nya. Skyla tidak langsung berdiri, akan tetapi memilih mendengarkan dulu untuk memastikan kalau ketukan itu memang berasa dari pintu rumahnya. Namun, ketukan itu terdengar beberapa kali hingga Skyla yakin kalau ada seseorang yang ingin bertemu dengannya. Ah, mungkin tetangga sebelah atau pemilik gedung atau mungkin petugas keamanan mengingat dia belum berkenalan dengan siapa pun sejak kepindahannya kemarin.

Dia buru-buru bergerak berdiri untuk melihat identitas tamu yang datang. Tidak membutuhkan waktu lama sampai bilah pintu itu terbuka dan menampakkan seseorang di baliknya. Seorang pemuda kini berdiri di balik pintu. Dilihat dari penampilannya, usianya tidak begitu jauh darinya. Skyla mengamati pemuda bersurai cokelat terbelah di tengah. Mata kuningnya menyorot cerah dibingkai bulu mata yang tidak terlalu tebal.

"Skyla?"

"Si—siapa ya?" tanya Skyla agak tergagap ketika pemuda itu tersenyum. Mungkin pemuda itu tetangga yang tinggal di unit sebelah.

"Masa kamu lupa, aku pacarmu," sahut pemuda itu dengan nada percaya diri. Senyuman juga merekah di bibirnya, matanya juga terlihat berbinar-binar.

"Hah? Pacar apa?" Skyla mengerutkan kening. Benar-benar tidak paham dengan ucapan pemuda itu.

Pemuda itu mengulurkan tangan dan menyentuh kening Skyla. Tindakannya yang membuatnya berjengit dan secara otomatis bergerak mundur. "Ka—kamu ngapain?"

. "Memastikan kalau kamu enggak demam."

"Jangan aneh-aneh deh! Kamu siapa? Stalker ya? Kenapa bisa tahu namaku?" tuduhnya cepat.

"Kamu bahkan lupa namaku?" Pemuda itu mengerjap berulang kali.

"Me—memangnya kamu siapa sampai aku harus tahu namamu!" pekik Skyla tidak terima.

"Tentu saja kamu harus tahu, kan aku pacarmu."

Skyla mendengus lalu mengusap dada. Napasnya tersengal menahan kesal. Kenapa ada pemuda gila di depan rumahnya pagi-pagi begini?

"Dengar ya, siapa pun kamu. Aku bukan pacarmu dan kamu salah orang. Jadi silahkan pergi!" ketusnya sambil menarik handle pintu dan berniat langsung menutupnya.

Namun, pemuda aneh itu menahan pintu itu dengan satu tangan dan menggagalkan niat Skyla untuk meninggalkannya di luar.

"Dengar juga Skyla Graham, ini aku Kenneth, pacarmu."

"Kenneth?" gumam Skyla. Pikirannya mendadak melayang pada nama yang terbentuk di dalam botol itu.

"Iya, aku Kenneth. Kamu ingat sekarang?" Pemuda itu membenarkan.

"Ini tidak mungkin."

"Apanya yang tidak mungkin? Kitakan sudah janjian buat kencan hari ini?" Kenneth menyahut lagi, benar-benar banyak bicara di pertemuan pertama.

Skyla mengabaikan kata-kata pemuda itu dan buru-buru menyentakkan gagang pintu hingga pegangan Kennneth terlepas. Bilah pintu itu tertutup dengan suara berisik, akan tetapi Skyla tidak peduli. Jantungnya berdebar kencang seiring tungkainya yang memelesat cepat menuju meja—tempat ramuan itu ditinggalkan. Napasnya masih memburu kala dia meraih botol kosong itu. Tanpa membuang lebih banyak waktu, Skyla memeriksa lagi tulisan di dasar botol.

"Benar-benar Kenneth Walker," gumamnya.

Dia menoleh ke arah pintu yang tertutup, jadi pemuda itu benar-benar muncul dari ramuan? Ataukah pemuda itu yang akan dipacarinya hari ini? Kalau begitu, ramuan ini memang dikirimkan Canis?

My Boyfriend For TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang