Denial

3.4K 301 8
                                    


Tidak ada hujan atau sejenisnya yang akan membuat suasana hati yang panas berubah menjadi dingin. Jarum pendek arlojinya sudah jatuh di angka sebelas, akan tetapi Skyla masih betah berlama-lama duduk di ayunan. Dia menatap sekeliling, taman itu sepi dengan derit wahana yang membuat bergidik. Hanya saja, dia sama sekali tidak peduli dengan suasana mengerikan itu. Pulang rumah dan melihat Ines akan jauh membuatnya bergidik daripada hantu atau apa pun yang akan muncul dari kegelapan.

Matanya masih sembab karena dia terus saja menangis saat mengingat kenangan yang pernah dibuatnya bersama Nathan. Dia ingat pemuda itu pernah berbisik bahwa dia mencintainya ketika angin berembus saat senja tiba di taman ini. Dia berpacaran dengan Nathan sejak setahun belakangan ketika dia masih sophomore di sekolahnya sementara Nathan sudah senior. Perkenalan singkat yang di ruang konseling yang membuatnya mengenal Nathan. Tidak membutuhkan waktu lama untuk dekat dengan pemuda itu. Apalagi saat melihat Nathan yang sibuk dengan kelulusan serta memilih universitas membuatnya terkagum-kagum. Sosok pemuda yang punya tekad untuk mengejar mimpi itu begitu memesona. Pemuda pintar dan seorang mahasiswa, rasanya keren saat memacarinya setahun lalu.

Awalnya, mereka akan kuliah bersama. Dia berusaha keras untuk masuk ke universitas yang sama dengan tempat Nathan menuntut ilmu. Tidak ada yang lebih indah dari saat akhirnya dia mewujudkan mimpinya untuk bersama Nathan. Bahkan Skyla rasanya rela melupakan semua hal buruk yang terjadi di dalam hidupnya dan menjadi pemaaf. Mendapatkan Nathan adalah hadiah lalu bisa kuliah di tempat yang sama itu anugerah karena sejujurnya dia takut kehilangan pemuda itu. Dia hanyalah gadis pemalu yang susah bergaul sementara Nathan adalah pemuda tampan juga populer. Dia pasti akan sangat populer sekarang. Untuk itu, Skyla sengaja menyewa satu flat di gedung yang sama dengan Nathan.

Untung saja, Nathan memberitahu kalau penghuni flat tepat di depan miliknya akan segera pindah. Mungkin sebuah kode kecil agar dirinya pindah ke sana, atau setidaknya begitu anggapannya. Jadi dia berpikir kalau pemuda juga ingin melewatkan lebih banyak waktu dengannya. Meski begitu, Skyla diam-diam saja dan belum mengatakan apa pun pada pemuda itu kalau dia menyewa flat di depannya. Dia berharap kalau semua itu bisa jadi kejutan yang menyenangkan karena meskipun berbeda jurusan mereka akan selalu bersama jika tinggal di tempat yang dekat. Kalau memikirkan jika mereka akan sering bersama dan mungkin tinggal di unit apartemen yang berdekatan membuatnya tidak sabar menanti hari itu tiba.

Sementara itu Ines adalah saudara tiri yang dikenalnya tiga tahun lalu, dia sering datang ke rumah bersama ibunya. Ines anak yang ramah dan ceria. Sifatnya itu membuat Skyla nayaman dan akhirnya mau membuka diri. Skyla tentu saja senang memiliki teman di rumah karena dia sendiri sangat sulit mendapatkan teman di sekolah. Jadi dia sudah membayangkan akan banyak hal menyenangkan menanti di masa depan.

Awalnya dia mengira kalau Ines dan ibunya hanya ingin datang untuk beramah-tamah sampai rencana pernikahan itu ada setahun setelahnya. Dia ingat kala ayahnya memakai kedekatannya dengan Ines untuk memulai pembicaraan soal pernikahan. Tidak ada alasan untuk menolak karena Marlene, ibu Ines juga baik padanya. Skyla sendiri tidak bisa mengatakan apa pun meski sebenarnya dia menolak mentah-mentah rencana gila itu. Jika ayahnya menikah maka kesempatan ibu kandungnya untuk pulang dan kembali bersama dengan ayahnya jadi tidak ada lagi. Ya, meski dia tahu ibunya tidak akan kembali walaupun ayahnya tidak menikah sekalipun. Perceraian itu sudah terjadi beberapa tahun sebelumnya dan tidak ada harapan untuk mereka rujuk kembali.

Dua tahun berlalu, Skyla lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Nathan sementara Ines tumbuh menjadi gadis manis dan baik hati yang selama ini diidamkan olah ayahnya. Gadis yang akan membuatkan kopi di pagi hari. Memasak sarapan untuk mereka jika ibunya sudah lebih dulu berangkat bekerja. Berkali-kali ayahnya mendorong untuk belajar bersikap seperti Ines dan betapa menyenangkannya gadis itu. Ayahnya ingin dirinya jadi ceria dan menyenangkan seperti Ines. Mungkin maksud ayahnya baik. Pria itu berharap kalau putri kandungnya lebih ramah dan disukai orang lain. Hanya saja, perbandingan entah dengan apa pun atau siapa pun tetap saja tidak pernah menyenangkan untuk didengar.

My Boyfriend For TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang