The Books That Never Existed

1.3K 151 2
                                    


Skyla menghela napas dan menekuk buku-buku jarinya hingga berbunyi. Dia sudah mengaduk dua buah koper yang dibawakan ayahnya, akan tetapi buku yang dia cari tidak ditemukan. Skyla mendesah, buku dongeng Caridae itu pasti tertinggal di rumah saat diusir. Ditambah lagi bukan dirinya yang mengemas barang jadi pasti buku-buku itu tidak dimasukkan. 

Skyla menarik napas, kalaupun dia pulang ke rumah mereka belum tentu membukakan pintu. Selain itu, tidak ada jaminan kalau Marlene tidak memusnahkan barang-barangnya setelah dia pergi. Kemungkinan kedua ini yang pasti terjadi mengingat hobi anehnya yang suka membuang barang-barang milik anak tirinya. Apalagi di situasi seperti sekarang, Marlene pasti bekerja keras untuk menghapus jejaknya dari rumah itu. 

Dia juga tidak bisa meminta tolong pada Nathan untuk sekedar memeriksa barang-barangnya. Ah, sudahlah. Baik Nathan maupun Marlene sama saja. Keduanya ada di level yang sama dalam urusan tingkah menyebalkan.

Matanya beralih pada deretan botol di atas tatakan kayu itu. Memang ada petunjuk penggunaan botol-botol itu, akan tetapi dia ingin memastikan perkara ini di dalam buku. Soalnya entah mengapa pertemuannya dengan Canis kemarin masih membuatnya sulit percaya. Sudah pasti dia jatuh dari jembatan dan sempat tenggelam lalu ditolong oleh tim SAR, akan tetapi kenapa dalam ingatannya dia terdampar di tepi sungai. 

Setelah itu dia menuju jalan raya dan tidak ada yang aneh sampai dia menemukan Caridae. Namun, kalau dipikir ulang sebenarnya aneh juga kalau dia bisa bangun sendiri dan berjalan setelah terjun dari jembatan. Jadi dunia apa yang dimasukinya saat itu?

"Memangnya kamu pikir kita tidak ada di dunia manusia?"

Suara Canis kembali bergema di dalam benaknya. Pria itu mengatakan kalau Caridae ada di dunia manusia. Hanya saja, dunia manusia macam apa yang seperti itu. Skyla tidak menyerah, dia membuka ponsel dan menuliskan keyword di papan pencarian. Keningnya berkerut semakin dalam kala semua kunci pencarian itu hanya menghasilkan nama jenis kumbang Gondwana yang dianggap sebagai kumbang primitif. Lalu Caridea menghasilkan jenis udang yang bisa hidup di air tawar dan air asin. Saat dia mengetikkan nama Canis yang muncul bukan tokoh di dalam buku, akan tetapi genus yang membawahi banyak seperti serigala, anjing, coyote, dan serigala.

Skyla memiringkan kepala, semua ini terasa aneh. Kalau Caridae itu kumbang dan Canis itu sejenis serigala lalu toko ramuan itu sebenarnya apa?

Di atas semua itu, buku dongeng berjudul Caridae itu tidak ada di laman pencarian? Bukankah itu buku cetak yang diedarkan oleh penerbit jadi seharusnya ada di toko buku online ataupun offline? Atau setidaknya buku itu tetap ada di laman pencarian, akan tetapi kenapa tidak ditemukan? Masa iya di era serba digital seperti ini, penulisnya lupa untuk mempromosikan bukunya?

Dia memang harus memastikan keberadaan buku. Kalau tidak bisa ke rumah ayahnya maka dia akan mencari di tempat lain. Skyla buru-buru berdiri, meraih dompet dan ponsel lalu memelesat keluar. Dia memesan taksi sambil mencari lokasi perpustakaan terdekat dari tempat ini. Kalaupun tidak dipromosikan, setidaknya mungkin ada di perpustakaan.

Sekitar satu jam setelahnya, Skyla sampai di perpustakaan kota. Dia berjalan masuk dan menuju komputer pencarian untuk menemukan buku yang dia cari. Namun, tidak ada buku dengan judul Caridae. Belum ingin menyerah, dia mulai mencari buku itu di deretan buku fiksi yang ada di rak. 

Bisa saja buku itu terselip di sana dan lupa didaftarkan. Hanya saja, dia juga tidak mendapatkan petunjuk soal keberadaan buku itu. Buku itu tidak ditemukan bahkan setelah dia bertanya pada penjaga perpustakaan dan melewatkan beberapa jam di sana.

Tungkainya mulai lemas kala keluar dari perpustakaan tanpa hasil. Meski begitu, dia memutuskan untuk pergi ke toko buku untuk mencari buku itu, meski sebenarnya ada yang aneh karena adab buku yang tidak bisa ditemukan di mana pun seolah-olah tidak pernah ada. Namun, saat dia gagal juga menemukan buku itu di toko buku. 

Penjaga toko hanya mengatakan kalau mungkin buku itu dicetak secara terbatas oleh penulisnya maka tidak ada di toko buku atau perpustakaan. Lalu soal fakta pencarian yang tidak pernah ditemukan itu bisa jadi karena Caridae buku lama yang tidak ada lagi sekarang. Penjelasan itu cukup masuk akal. Meski begitu, semua ini tetap terasa aneh.

Ya, ya, itu sudah aneh. Namun, penjelasan yang paling masuk akal adalah buku itu mungkin gerbang ke dunia lain seperti cerita-cerita genre isekai yang ada di novel, games atau manga yang memungkinkan tokohnya yang berteleportasi ke dunia lain. Cerita yang selalu menceritakan seorang manusia mati lalu mendadak hidup lagi jadi karakter di dalam buku atau media lain—entah jadi jahat atau baik Apa mungkin selama tidak sadar jiwanya berkelana dan masuk ke dalam buku seperti cerita-cerita isekai yang banyak beredar online?

Masalahnya adalah Caridae sendiri rasa-rasanya tidak pernah menceritakan soal gadis yang masuk ke dunia buku. Seingatnya dongeng itu hanya menceritakan Caridae serta ramuan-ramuan ajaib di dalamnya. Meski begitu, semua ini penjelasan yang terpikirkan benar-benar tidak bisa diterima akal sehat. 

Skyla mendesah lalu menatap langit yang mulai menggelap di atas sana. Mungkin semua ini tidak akan pernah ada jawabannya sama seperti dia tidak pernah tahu identitas orang yang ditemukan bersamanya di sungai semalam. Ya, dia hanya perlu menunggu dan memastikan apakah ramuan yang ditemukan di flat-nya tadi cara kerjanya sama dengan yang diceritakan Canis semalam.

My Boyfriend For TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang