Arran- Art of Observation (3)

847 133 9
                                    

Arran menaruh kamera di meja dan menaruh makanannya. Setelahnya pemuda itu bergerak lagi untuk mengambil pesanan makanan lain dan minuman. Skyla menarik kursi untuk duduk sambil menunggu Arran setelah menaruh makanan. Begitu duduk, dia baru memperhatikan kalau pesanannya berbeda dengan milik Arran. Miliknya hanya salad sayur dengan potongan daging lelehan raclette, sedangkan pemuda itu memesan burger dengan keju berlimpah. Mungkin Arran lapar hingga memerlukan makanan yang bisa membuat perutnya kenyang.

Skyla mengizinkan Arran yang memotret makanan di meja dan menunggu sampai pemuda itu selesai. Setelah itu, Arran malah mengajaknya berfoto bersama. Tawaran yang tidak bisa ditolak begitu saja meski Arran memaksanya tertawa. Untung saja setelah beberapa kali jepretan Arran mematikan kamera dan mempersilahkan Skyla untuk mulai makan. Pemuda bermata biru itu juga berterima kasih atas pengertian Skyla yang mau menunggu dia mengambil gambar terlebih dahulu.

"Mungkin kamu mau coba ini juga," kata Arran sambil menaruh kentang goreng dengan selimut keju yang melimpah di atasnya.

"Boleh."

Arran datang dengan membawa kentang goreng dan dua buah minuman untuk mereka berdua. Begitu pemuda itu menarih pantat di depannya, Skyla langsung menusuk potongan daging dan sayuran di piringnya lalu menjejalkannya ke dalam mulut. Rasa gurih daging, asinnya keju dan manisnya sayuran pecah di mulutnya.

"Ini enak," gumamnya.

"Kamu mau coba ini?" Arran menunjuk burger ke piringnya dengan ujung garpu.

"Apa boleh?" tanya Skyla sambil menatap makanan di piring Arran yang sejak tadi menarik perhatiannya.

"Tentu saja," sahut pemuda itu sembari memotong burger di piringnya dan menusuk satu potongan ke ujung garpu. "Buka mulutmu!"

"Apa?" Skyla mengerjap ketika mendengar perintah yang diberikan Arran barusan.

Arran hanya menjawab pertanyaan Skyla dengan senyuman dan menggoyangkan garpu di tangannya. Sebuah kode kalau dirinya hanya perlu membuka mulut dan mengikuti perintah pemuda itu. Skyla meneguk ludah dan membuka mulutnya dengan ragu. Sejujurnya dia takut kalau membuka mulut terlalu lebar hingga Arran bisa melihat bagian dalam mulutnya. Dia juga tidak bisa membayangkan jika Arran menyadari ada sisa makanan, plak atau kotoran apa pun di dalam sana. Selain itu, dia juga takut kalau sampai salah tingkah dan menelan garpunya sekalian lalu saat Arran mencoba menariknya tidak bisa karena terjepit di sela giginya.

Namun, semua ketakutannya tidak berubah jadi nyata. Setidaknya mungkin sebagiannya saja karena dia tidak bisa memastikan yang Arran lihat dalam mulutnya. Dia tidak menggigit garpu atau melakukan hal bodoh yang memalukan.

"Kamu mau makan saja pakai overthingking, ya?" Arran tertawa kecil.

"Habisnya aku malu."

"Kenapa malu, akukan yang menawari. Besok lagi, jangan ragu untuk mengatakan apa pun yang kamu inginkan dan kamu mau!" Arran kembali memberikan nasehat.

"Iya."

"Aku serius. Jalani hidupmu dan lakukan semua yang kamu inginkan!"

Ah, andai saja dia bisa. Namun, Skyla tidak mengatakan apa pun sebagai jawaban. Tidak ada gunanya menceritakan masalahnya dan mengeluh pada Arran karena pemuda ini adalah seseorang yang menyukai 'Skyla' apa adanya. Bukan orang yang ada dalam kehidupannya yang menyedihkan. Arran juga tidak akan membantunya menyelesaikan masalah di dalamnya hidupnya yang pelik dan menyebalkan.

"Kamu mau lagi?"

Pertanyaan Arran membuyarkan lamunan Skyla. Dia buru-buru mengangkat pandang dan menatap pemuda bersurai pirang itu sambil menggeleng pelan. Matanya membola ketika Arran menusuk makanan di piringnya dengan garpu yang tadi dipakai untuk menyuapinya.

My Boyfriend For TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang