Lost

1.8K 206 6
                                    


Suasana di rumah tidak membaik pagi harinya. Skyla hanya berusaha tabah dan menahan amarahnya dalam-dalam serta berusaha keras agar kemarahan itu tidak meletup keluar. Dia hanya bisa mengepalkan tangan sambil menggertakkan gigi kala Philip memberikan tatapan genit dan mengedipkan mata beberapa kali. Pria itu juga menyenggol kakinya di bawah meja hingga membuat Skyla nyaris tersedak makanan. Jika Skyla mendongak dan berusaha keras memberikan tatapan jengkel, Philip akan melempar senyum dan mengajaknya bicara dengan ramah. Hal yang membuatnya lebih muak adalah ketika ibunya melihat semua ini sebagai hal positif lalu memuji betapa baiknya Philip. Tentu saja bagian jahat dan tidak sopan selalu jatuh padanya.

Perlakuan genit Philip membuatnya memilih pergi keluar setelah sarapan. Dia memilih PC Room di pinggir kota sebagai tempat melewatkan waktu. Selama itu, Skyla mencoba menghubungi ayahnya beberapa kali untuk membicarakan soal flat. Dia ingin segera pindah dari rumah itu secepatnya. akan tetapi pria itu sama sekali tidak mengangkat teleponnya. Mungkin ayahnya masih sibuk dengan anak kesayangan baru yang kini terbaring di rumah sakit. Ya, memangnya apalagi yang bisa diharapkannya sekarang. Dia harus puas mengirimkan pesan pendek tanpa menunggu apakah pesan itu dibaca atau tidak. Meski sebenarnya, dia ingin sekali bercerita tentang perlakuan Philip pada ayahnya, akan tetapi pria itu tidak akan mengerti. Ayahnya pasti akan mengira kalau dia mengada-ada dan berburuk sangka, mengingat ayahnya juga tidak percaya padanya saat dia mulai menceritakan kelakuan jahat Marlene. Ditambah lagi, hubungannya dengan ayahnya lama merenggang dan mereka tidak ada bedanya seperti dua orang asing yang terpaksa harus tinggal bersama.

Hari sudah mulai gelap kala dia akhirnya pulang. Setidaknya dia berharap Philip sudah tidak ada di rumah lagi. Skyla menarik napas lega kala menemukan rumah itu lengang. Mungkin ibunya tengah berada di luar rumah dan Philip menghilang dari muka bumi—semoga. Sebelum naik ke kamar, dia mampir ke dapur untuk minum.

Selama menuang air, ingatannya melayang. Kalau diingat lagi, hari ini dia hanya melakukan hal bodoh. Skyla menghabiskan waktu seharian dengan bermain game setelah lelah mengintai akun sosial media milik Nathan. Jejaknya sebagai pacar Nathan sudah menghilang sama sekali dari akun milik pemuda itu. Memikirkan hal ini, dia jadi ingat kata-kata Nathan kalau pemuda itu hanya mempermainkannya. Selain itu, tidak ada unggahan baru apa pun jadi dia hanya bisa menebak kalau Nathan mungkin memiliki kesibukan yang mirip dengan ayahnya, sama-sama sibuk menjaga Ines.

Skyla mendesah lagi dan menaruh teko air di atas permukaan meja. Semua ini rasanya masih seperti mimpi. Ya, harusnya dia lega karena Nathan tidak menggunggah apa pun atau membahas soal kecelakaan itu sama sekali. Tertuduh mendorong saudaranya sendiri dari lantai dua karena terbutakan cemburu itu akan mengerikan. Dia lalu menenggak air putih di gelas itu secepat yang dia bisa. Namun, dia nyaris tersedak saat sebuah jemari melingkari pinggangnya dan bergerak cepat menelusuri perutnya.

Saat satu cubitan ringan menyentuh perutnya, gelas ditangannya langsung terlepas. Tanpa memastikan pun, dia sudah tahu siapa orang yang berani melakukan hal mengerikan ini padanya. Cengkeraman di perutnya semakin mengencang bersamaan dengan suara gelas yang pecah berhamburan di lantai. Napasnya tertahan, dadanya mulai sesak sementara jantungnya berdebar keras. Debaran itu semakin kencang saat Philip menarik dan membanting tubuhnya ke permukaan meja. Sepertinya tidak sabar untuk segera melakukan sesuatu pada Skyla.

"Lepas!" jeritnya. Kakinya menendang ke segala arah saat jemari Philip kian liar meremas bagian sana-sini.

"Diamlah! Kamu akan menikmatinya juga nanti!" katanya sambil menaikkan blouse yang membalut tubuh Skyla lalu jemarinya terus bergerak ke atas.

"Kamu gila! Lepaskan aku!"

Philip sepertinya tidak peduli dia sekarang menyarangkan ciuman di perut Skyla lalu bergerak semakin ke atas. Gadis itu menahan napas, punggungnya yang beradu dengan tepian meja terasa sakit, akan tetapi sentuhan Philip lebih menakutkan. Bayangan semalam kembali menghantuinya. Sialan! Dia harus melakukan sesuatu sebelum semuanya terlambat.

My Boyfriend For TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang