Cael-The Philosophy of Cooking (1)

1K 137 16
                                    


Tawa renyah pemuda itu masih terdengar bahkan ketika Nathan sudah menghilang di ujung koridor. Sementara itu Skyla menatap pemuda itu lekat-lekat karena belum bisa mencerna semua yang terjadi. Pemuda yang menolongnya memang menyebutkan kalau namanya memang Cael Price, nama yang persis sama seperti di pantat botol ramuan. Hanya saja, Skyla tidak berani berspekulasi lebih jauh. Belum tentu Cael ini pemuda dalam botol karena bisa jadi Cael yang ini adalah Cael berbeda mengingat ada banyak orang dengan nama depan Cael dan nama belakang Price di London. Cael ini mungkin tetangganya atau seseorang yang kebetulan lewat. Dia harus memastikannya sesegera mungkin sebelum situasinya jadi lebih aneh dari sekarang. Skyla lalu berdeham pelan hingga pemuda itu berhenti tertawa seketika.

"Cael Price?" tanyanya dengan kalimat menggantung karena dia lebih ingin bertanya identitas pemuda itu ketimbang menyebut namanya. Namun, kalau Cael yang ini adalah Cael dalam pantat botol maka akan sangat aneh kalau Skyla tidak berhasil mengenalinya. Kecuali memang sakit parah, rasanya tidak ada yang bisa melupakan pacar sendiri.

"Iya, Sky," ucap pemuda bertubuh jenjang yang kini berdiri di sampingnya. Skyla belum sempat bereaksi ketika Cael menyarangkan satu ciuman singkat di pipinya.

Skyla langsung memegangi pipinya dan mendongak untuk menatap Cael. Dia juga berusaha sangat keras untuk menanyakan tindakan pemuda itu sorot matanya. Namun, alih-alih memberikan jawab, Cael malah mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah Skyla.

"I miss you," bisik Cael bahkan ketika Skyla belum sempat meredakan kekagetannya.

"I—mi—ss yo—u too, Cael," sahutnya dengan susah payah.

Pemuda itu terkekeh lagi lalu mencubit pipi Skyla. "Imutnya!"

"Mau masuk sekarang?" tanya Cael lagi setelah Skyla kehilangan timing untuk bereaksi untuk kesekian kalinya. Tindakan Cael, suara pemuda itu dan semuanya membuatnya seperti tersihir.

"Ah, iya, maaf." Skyla mengerjap dan berdeham pelan.

"Santai saja, Sky!" Cael kembali tertawa dan menepuk kepalanya. Senang rasanya mendengar suara tawa Cael yang renyah dan bersahabat hingga membuatnya ikut tersenyum juga.

Skyla menggangguk lalu menggeser tubuhnya agar Cael bisa masuk. Dia mengikuti Cael yang sudah bergerak masuk masih dengan tas karton di tangan.

"Di mana dapurmu?" tanya Cael begitu mereka sampai di dalam.

"Dapur?"

"Iya, aku bawa bahan masakan dan aku akan buat makanan enak buatmu."

Ah, konsep kencan hari ini adalah masak dan makan di rumah saja. Tidak terlalu berbeda jauh dengan Arran yang mengajaknya memotret dan makan kemarin. Atau sebenarnya bukan salah Arran atau Cael, tapi salahnya yang terlalu monoton hingga tidak bisa menentukan tema kencan. Ya, dia hanya pernah kencan bersama Nathan dan ikut saja apa pun yang dilakukan pemuda itu karena bersama Nathan sudah membuatnya bahagia. Tapi, dia tidak yakin soal Cael. Apakah dia akan bahagia dengan begini saja? Apa tidak perlu melakukan hal lain?

"Hmmm, Cael!"

"Ya?" Pemuda itu menoleh padanya.

"Kamu mau masak di rumahku?"

"Iya."

Skyla menggaruk pelipisnya. "Enggak masalah kita di rumah saja begini? Kamu enggak mau pergi ke mana gitu?"

Bibir Cael terangkat sedikit hingga senyuman tipis terulas di sana. "Mau pergi ke mana pun atau di sini saja rasanya tetap sama, bukankah yang penting kita menghabiskan waktu bersama?"

Tidak masalah lokasinya di mana dan apa pun yang dilakukan akan baik-baik saja asal bisa bersama. Dia paham rasanya. Dia juga pernah merasakan itu ketika bersama Nathan. Kalaupun diajak jalan-jalan sampai ke tepian neraka sekalipun dia tidak akan menolak asalkan bersama mantan pacarnya yang sialan itu.

My Boyfriend For TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang