Syarat Tambahan

1K 131 15
                                    


Beberapa kesan tentang hari ini, menyenangkan sekaligus melelahkan. Hari yang diawali dengan cek kesehatan dan berakhir tidak menemukan apa pun. Lalu pertemuan dengan Arran yang membuatnya mendadak sadar kalau selama ini dia benar-benar penakut. Kencan yang menyenangkan bersama Arran diakhiri dengan pertemuan dengan Nathan yang membuat amarahnya mendidih. Namun, satu hal yang membuatnya lega adalah Nathan datang setelah Arran pergi. Entah apa yang akan terjadi kalau mereka berdua sampai bertemu.

Skyla meletakkan potret yang diambilnya bersama Nathan di dekat boneka pemberian Kenneth. Sudut bibirnya tertarik ke atas, benda-benda ini jadi bukti kalau kedua pemuda itu memang pernah mendatanginya. Namun, senyuman itu memudar ketika menyadari kalau hal yang tersisa dari kedua kencan itu hanya benda-benda dan ingatan samar. Skyla menarik napas berat, setidaknya dia tahu kalau Arran bahagia hari ini jika cairan di botol kesembilan bertambah jumlahnya.

Ya, benar. Misinya memang harus membuat teman kencannya bahagia jadi dia akan jadi orang picik kalau mengasihani diri sendiri dan bersedih karena merasa dilupakan. Skyla langsung membanting pantat di atas ranjang dan membuka botol vitamin yang diberikan dokter tadi pagi. Dia meminum vitamin dengan cepat sembari berharap kalau rasa sakit yang dirasakan kemarin malam hanya mimpi saja.

"Benar, semua itu hanya perasaanku saja," gumamnya sambil menutup botol vitamin.

Namun, seperti dunia yang berkhianat padanya selama ini. Rasa sakit itu datang lagi. Botol pil di tangannya menggelincir jatuh dari tangan. Suara nyaring botol yang terhempas di permukaan lantai masih terdengar, tetapi Skyla sudah tidak mampu meraihnya. Napasnya terengah dan jemarinya kini meremas dada. Dia membanting tubuhnya di atas ranjang dan bergelung di atas kasur. Sial, rasa sakitnya tidak berkurang dan malah lebih sakit dari sebelumnya. Dokter bilang kalau semua ini hanya refleksi rasa lelahnya saja, tetapi kelelahan tidak pernah sesakit ini. Rasa ini mirip saat dia terjun dari jembatan dan masuk ke dalam air. Sensasi itu mengingatkannya pada Canis, pria misterius yang memberikan tantangan ini padanya dan di saat seperti ini pria sialan itu tidak menolongnya. Semua pikiran itu mengabur karena dadanya benar-benar sesak dan tidak mampu membuatnya lebih longgar meski dia membuka mulutnya lebar-lebar.

Ketika Skyla megap-megap dengan air mata menggenang di pelupuk mata, suara langkah kaki terdengar di dekatnya. Aneh, padahal seingatnya pintu flat-nya sudah terkunci, bagaimana caranya orang itu masuk? Bagaimana kalau penyusup itu orang jahat dan hendak melakukan sesuatu padanya?

Memikirkan semua kemungkinan buruk ini membuat bulu kuduknya meremang. Sialnya, Skyla tidak bisa melakukan apa pun meski dia takut setengah mati karena tubuhnya juga terlalu sakit bahkan bergerak sedikit saja. Skyla menggigit bibirnya kuat-kuat, entah apa yang akan terjadi nanti mengingat dirinya tidak bisa melakukan apa pun untuk membela diri. Jantungnya berdebar kencang ketika orang mencurigakan itu mengulurkan tangan dan meraih botol vitamin yang tadi sempat terjatuh. Orang itu lalu menaruhnya di atas nakas. Suara ketukan tertahan ketika pantat botol itu menyentuh permukaan nakas membuat debaran jantungnya melonjak. Namun, semua itu tidak sebanding dengan kekagetan ketika ranjangnya bergoyang. Skyla berani bersumpah kalau jantungnya melewatkan satu atau dua kali degupan saat menyadari orang itu kini duduk di dekatnya.

"Kamu terlihat menyedihkan, Saunders."

Suara yang tidak asing terdengar. Orang itu memiringkan kepala hingga kini Skyla bisa melihat wajahnya dengan jelas. Napasnya tercekat saat dia bertemu pandang dengan orang asing itu.

"Ca—Canis?" cicitnya.

"Iya, ini aku," ucapnya dengan suara berat yang sama dengan yang diingat Skyla malam itu.

Skyla ingin mendengungkan pertanyaan lain seperti alasan Canis ada di tempat ini? Atau kenapa pria itu tidak menolongnya. Namun, rasa nyeri di dadanya tidak kunjung menghilang. Ya, dengan melihat Canis sekarang setidaknya dia bisa sedikit lega karena yang masuk ke dalam rumahnya bukan orang asing atau orang jahat.

My Boyfriend For TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang