Shawn- The Ferris Wheel of Hearts (2)

257 42 6
                                    

Jantung Skyla berdegup kencang saat mereka akhirnya sampai di taman hiburan. Kakinya yang semula berdiri tegak kini mulai goyah. Mimpinya semalam dan kenangan buruk di masa lalu rasanya sedang mengintai untuk mencekiknya. Meski dia sudah bertekad untuk mengatasi ketakutannya dan menerima kebahagiaan yang ditawarkan Shawn, tetapi nyatanya kengerian itu masih terasa. Padahal dia tidak pernah setakut ini sebelumnya. Entah karena perkara mimpi yang mempertebal ketakutannya atau karena hal lain.

"Sky!"

"Y—ya?" Skyla buru-buru menoleh untuk menatap wajah pemuda yang mengajaknya ke tempat ini.

"Kamu baik-baik saja, kan?" Ada kekhawatiran yang kental dalam suaranya.

Skyla buru-buru menggeleng dan memoleskan senyuman tipis di bibirnya. Dia tidak ingin merusak suasana dan membuat Shawn sedih. Apalagi waktunya untuk berkencan dan membahagiakan Shawn hanya hari ini saja. Pemuda itu akan menghilang layaknya debu ketika acara kencan sudah selesai. Jadi, apalah arti ketakutannya dibanding keterbatasan waktu demi misi kencan kali ini.

"Kita mau main apa?" tanya Skyla mencoba bertanya seceria mungkin untuk menyembunyikan getaran dalam suaranya.

"Kita main games yang mudah-mudah saja, Sky!" ajak Shawn sambil tersenyum.

"Oke."

"Ayo!" Shawn mengulurkan tangan.

Skyla menarik napas dalam-dalam kemudian meraih uluran tangan Shawn. Dengan menggandeng tangan pemuda itu, mereka memasuki taman bermain bersama. Genggaman tangan Shawan membuat kegugupannya sedikit berkurang. Skyla mengembuskan napas panjang. Dia memang masih takut, tetapi waktu bersama Shawn itu terbatas. Dia tidak bisa membuang waktu yang terbatas itu dengan semua ketakutan dan kenangan masa lalu yang mengganggu.

Ini bukan soal kesepakatan dengan Canis dan perkara ramuan hingga dia harus menekan pikiran buruknya jauh-jauh. Tetapi, lebih karena dia harus menghargai orang yang sudah meluangkan waktu untuknya. Seseorang yang merelakan sebagian waktunya untuk membuatnya bahagia. Jadi, cara terbaik baginya adalah menerima kebaikan orang itu dan mengembalikan dengan cara yang sama.

"Kamu siap buat bermain, Sky?"

"Kurasa," kata Skyla sambil meneguk ludah.

Namun, Skyla belum bergerak. Matanya menatap wahana-wahana permainan yang menjulang di hadapan mereka. Musik yang meriah juga terdengar mengintimidasi. Jantung Skyla berdegup kencang, dan matanya memandang dengan cemas dari satu stan ke stan lainnya. Seperti turut merasakan kegelisahannya, Shawn meraih tangannya dan meremasnya dengan lembut, sambil memberikan senyuman yang menenangkan.

"Kamu takut?"

Skyla menunduk kemudian mengangguk. "Kurasa. Tapi, aku gak tahu apa penyebabnya."

"Biasanya kamu gak setakut ini?"

Skyla mengangguk lagi kemudian membasahi bibirnya yang kering dengan ujung lidah. "Iya."

"Jangan khawatir, Sky. Aku ada di sini."

"Atau kita mau pindah ke tempat lain?"

Skyla buru-buru menggeleng. "Enggak di sini saja!"

"Kalau kamu takut, kita tidak harus bermain di sini."

"Gak kok. Aku gak apa-apa."

"Dengar, Sky. Aku gak masalah kalau kita mau pindah. Kita pacaran maka kita harus saling mendengarkan pendapat masing-masing, bukan malah memaksakan hingga membuat orang lain tidak nyaman."

"Tapi, aku gak merasa terpaksa."

"Kamu yakin?"

"Iya. Lagi pula, kalau memang ada kenangan buruk di tempat semacam ini, bukannya ini kesempatan terbaik buat mengubahnya menjadi kenangan indah," kata Skyla sambil mendongak. "Dan itu sama kamu, Shawn."

My Boyfriend For TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang