Miles-The Language of Flower (1)

398 54 12
                                    

Perjalanan itu berakhir sekitar sepuluh menit setelahnya karena Miles mematikan mesin mobilnya di area parkir. Skyla melongok keluar, ini Hampstead Heath. Lokasi ini salah taman hutan dan padang rumput liar di London utara. Skyla pernah membaca kalau taman ini luasnya mencapai delapan ratus hektar dan menawarkan pemandangan yang spektakuler.

Skyla masih membawa bunga yang diberikan Miles ketika turun dari mobil. Dia takut kalau meninggalkan anggrek itu di sana maka bunga itu akan ikut hilang saat senja datang. Miles sendiri tidak menanyakan apa pun soal alasan Skyla membawa bunga itu.

"Kamu kok kepikiran buat ngajak ke sini?" tanya Skyla mencoba membuka obrolan sambil mengikuti langkah Miles yang kini menuju padang rumput luas di ujung sana.

"Karena kupikir kamu bakal suka, Sky."

Skyla tersenyum simpul. "Aku memang suka. Terima kasih, ya."

Dia memang menyukai tempat ini. Saat masih duduk di kelas menengah, dia pernah datang ke sini sendirian. Saat itu musim dingin dan dirinya pergi sendiri karena Inez demam hingga semua orang membatalkan acaranya ke sini demi menjaga gadis itu. Dia padang rumput yang berubah jadi lautan salju yang luas. Apalagi bangunan-bangunan di kota juga terlihat sangat putih kalau diamati dari tempat ini. Dia duduk di dermaga kayu di samping danau dan mengamati semua benda yang memutih di sekitarnya. Satu-satunya yang berwarna hanya air danau yang biru serta burung-burung bersayap hitam yang berenang di airnya yang dingin.

Katanya banyak orang menghabiskan hari Minggu di London selain dengan berjalan-jalan santai di tempat ini bersama segelas bir, atau daging panggang, di salah satu pub lokal Heath yang indah. Selain itu, saat musim panas, orang-orang bisa menerbangkan layang-layang Parliament Hill sambil piknik bersama keluarga. Ketika melihat pemandangan sekarang, dia bisa paham alasan orang-orang menghabiskan banyak waktu di sini.

Pemandangan ketika dia datang sendiri saat itu berbeda dengan yang sekarang dilihatnya. Padang rumput hijau yang membentang luas. Orang-orang yang duduk di kursi kayu dan di pinggir lapangan. Namun, Miles tidak berhenti di sana. Pemuda itu mengajaknya ke sisi lain taman. Ke lokasi yang memiliki banyak pohon besar.

"Aku mau membuatmu terkesan lagi," kata Miles tiba-tiba hingga menbuat Skyla kembali mengalihkan fokus pada pemuda itu.

"Kamu sangat berusaha!" Skyla terkekeh pelan.

"Harus dong, karena ada gadis berharga di samping aku sekarang."

Gadis berharga katanya. Skyla hanya bisa tersenyum tanpa mengucapkan apa pun karena dia sendiri tahu kalau dirinya sama sekali tidak berharga.

"Sky, kamu dengar aku?"

Skyla buru-buru menggeleng dan mengulaskan senyuman yang lebih banyak di bibirnya. Dia kemudian menatap Miles tanpa berkedip. "Kamu coba buat aku terkesan!"

"Baiklah. Kudengar tempat ini punya sejarah panjang."

"Dan kamu mau cerita soal sejarah sekarang."

"Kalau kamu mau. Kebetulan aku suka topik ini."

"Aku mau dengerin. Coba cerita!"

"Dari yang kubaca, katanya tempat ini muncul pada buku-buku sejarah pada tahun 1534 ketika tempat ini merupakan sumber mata air di kota London dan digunakan untuk melestarikan hewan burunan raja Henry VIII."

Skyla mengangguk. "Ternyata sudah lama, ya."

"Benar. Tapi, usaha untuk menjaga Heath baru dimulai tahun 1829 ketika seorang penulis dari Gray's Inn menekankan perlunya melindungi salah satu paru-paru kota London hingga bisa dinikmati semua orang. Tempat ini kemudian jadi sangat populer di kalangan penyair, pelukis, penulis, dan masyarakat umum karena pemandangannya yang indah. Pada akhirnya, tempat ini menjadi pelarian populer bagian banyak orang selama lebih dari dua ratus tahun," kata Miles panjang lebar.

My Boyfriend For TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang