Lama sesudah Sam kembali pulang, ia mengabari Azzam bahwa hari Minggu besok Sam akan berkunjung ke rumah Azzam untuk makan siang. Niat Sam disambut baik oleh Azzam dan keluarganya. Bumbu untuk ikan bakar sudah disiapkan oleh istri Azzam. Ikan tinggal ambil saja kalau Sam sudah tiba di rumah mereka supaya lebih segar saat dimasak. Sayuran untuk teman makan ikan tinggal petik saja dari kebun kecil mereka. Gimana nggak asik ituu...
Hari Minggu Azzam menjemput Sam di rumah mungilnya, lalu bersama-sama ke rumah Azzam.
Setiba di rumah Azzam, istri dan anak-anak Azzam sudah menyambut di halaman depan rumah. Halimah dan Aulian, anak-anak Azzam, berlari menyambut Sam turun dari mobil. Sam tersenyum lebar. Karena anak-anak itu bertubuh jauh lebih pendek dari Sam yang tinggi, Sam kemudian berlutut mensejajarkan diri di hadapan anak-anak itu.
"Kakek Sam, kenalkan nama saya Halimah Tusadiah Indirajati. Dipanggil Halimah. Umur saya 6 tahun," kata anak Azzam yang besar memperkenalkan diri sambil mencium takzim punggung tangan kanan Sam. Sam terpesona melihat kecantikan wajah dan kelembutan suara Halimah. Dan ia terharu dipanggil dengan sebutan "Kakek Sam".
"Kalau saya, Aulian Kevin Zulkarnaen, Kek, Umur Aulian 4 tahun," kata adik Halimah memperkenalkan diri sambil meniru kakaknya mencium takzim punggung tangan kanan Sam.
"Waah, mirip nama Kakek ya?" kata Sam
"Nama Kakek siapa?" tanya Aulian yang nampaknya lebih berani bicara daripada kakaknya.
"Nama Kakek Samuel Kevin Indroyono, dipanggil Sam," jawab Sam
Sam mengelus puncak kepala "cucu-cucu"nya dengan penuh rasa haru dan sayang lalu Sam mencium puncak kepala cucu-cucunya itu dengan rasa sayang yang amat sangat.
"Dinda, kenalkan Dind, ini Pak Sam yang sering Kanda ceritakan," ujar Azzam mengenalkan Sam kepada istrinya, setelah Sam berdiri tegak dengan agak susah. Ah, nampaknya sedikit ada masalah lutut nih.
"Assalamu'alaikum, Bu Azzam," sapa Sam menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada sambil menganggukkan kepala. Istri Azzam membalas dengan cara yang sama sambil membungkuk takzim. Sam tersenyum lebar.
Azzam tertawa geli ketika pak Sam menyapa istrinya dengan sebutan "Bu Azzam".
Setelah sekian tahun bekerja bersama, Sam memang belum pernah mengenal keluarga Azzam. Ini untuk pertama kalinya berkenalan dan ini adalah kunjungan pertama Sam ke rumah Azzam.
"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabaraktuh Pak Sam," jawab istri Azzam.
"Panggil nama saya saja, Pak. Ismi," lanjut Ismi, istri Azzam, tersenyum geli.
"Zam, kau panggil istrimu dengan sebutan Dinda, dan kau Ismi pasti memanggil suamimu dengan sebutan Kanda,"
"Panggilan kesayangan, Pak," jawab Azzam dan Ismi berbarengan membuat semuanya tertawa.
"Kata Abi, biar mesra terus, Kek" sela Aulian yang memang benar ia lebih berani bicara.
"Auliaan..." kata Ismi malu-malu .
Kalau anak-anak memanggil kalian apa?" tanya Sam kepada Azzam dan Ismi.
"Anak-anak memanggil saya Abi, dan memanggil ibunya, Umi," kata Azzam.
Kemudian Azzam, Ismi dan anak-anaknya mengajak Sam berkeliling seputar rumah melihat-lihat segala tanaman dan kolam yang ada sambil Azzam dan Ismi bercerita. Aulian berjalan sambil menggandeng tangan Sam.
Akhirnya mereka semua duduk di ruang tamu. Ismi sudah menyiapkan minuman cendol buatan sendiri.
"Kakek Sam, jadi Kakeknya Aulian aja ya," kata Aulian tiba-tiba sambil menghampiri Sam dan mendesak Sam supaya bisa duduk di kursi yang sama. Sam jadi harus menggeser duduknya untuk memberi tempat Aulian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tamu Menjelang Magrib
RomanceKalau ada seribu orang yang kau kenal, maka akan ada seribu cerita berbeda tentang perjalanan hidup manusia. Termasuk perjalanan kisah cinta mereka. Kisah cinta dalam cerita ini salah satu dari yang seribu itu. Dikupas secara lembut dan detail "Tamu...