Kemarin Ibu Sepuh sangat menikmati goreng pisang kiriman Pak Sam. Ibu Sepuh tersenyum sendiri. Rasanya ia pernah makan goreng pisang seperti ini tapi entah dimana dan kapan, lupa. Terlalu banyak aneka goreng pisang yang ia makan karena ia memang penyuka makanan yang satu ini. Tapi yang ini rasanya beda. Benar-benar enak di lidah.
Hari ini kegiatan Ibu Sepuh di Pesantren biasa saja tidak ada yang istimewa. Bedanya, kalau kemarin kegiatannya bersama Santri Putri, hari ini dengan Santri Putra.
Sore sekitar jam lima, Mang Suradi datang lagi ke Pesantren. Kali ini Mang Suradi membawa lagi goreng pisang lebih banyak. Dua kotak plastik makanan ukuran besar dan satu kotak kecil seperti kemarin untuk Ibu Sepuh.
Yang dua kotak besar setelah Mang Suradi mengambil beberapa potong dan diletakkan di piring untuk Pengurus Pesantren, lainnya langsung diletakkan di ruang makan gedung Putri dan gedung Putra untuk para Santri. Goreng pisang yang banyak dan masih panas. Santri-santri pasti suka.
"Assalamu'alaikum, Ibu," sapa Mang Suradi. Dicari-carinya Ibu Sepuh, rupanya sedang di taman bunga depan ruang kerjanya memetik daun-daun kering pada tanaman. Mang Suradi berdiri di undakan memperlihatkan kotak kecil yang dipegang dengan tangan kanannya ke Ibu Sepuh..
"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh. Eee.. Mang Suradi, bawa apalagi itu?" jawab Ibu Sepuh riang melihat yang dibawa Mang Suradi.
"Dari Pak Sam lagi buat Ibu Sepuh dan salam juga buat Ibu Sepuh,"
"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam kembali buat Pak Sam, ya, Mang. Baik betul kirim goreng pisang lagi makanan kesukaan Ibu. Difoto lagi nggak?" kata Ibu Sepuh berseloroh.
"Nanti Mamang sampaikan salam kembali dari Ibu. Iya, Bu. Pak Sam minta foto lagi, buat bukti,"
"Hahaahaaaa... orang unik. Ya sudah, tolong bawa sini, Mang. Foto di sini saja,".
Memang kadang-kadang tamu villa itu suka ada-ada saja kelakuannya. Pernah sekelompok anak-anak muda mengadakan acara reuni di villa. Mereka menginap semalam. Sebelum pulang mereka minta foto bersama. Kata mereka buat kenangan dan karena Ibu Sepuh cantik! Gaya mereka berfoto lucu-lucu. Malah Ibu Sepuh juga mereka minta untuk bergaya seperti mereka. Salah satu foto terbaik dipajang di dinding teras belakang villa. Ibu Sepuh selalu tersenyum geli sendiri melihat dirinya di foto itu.
" Begini ya, Mang, gayanya?"
Mereka berdua sama-sama tertawa.
"Ee.. ada Syukur. Syukur sini, nak. Sini. Foto sama Ibu, sini," ajak Ibu Sepuh ketika dilihatnya Syukur ada di parkiran baru saja keluar dari Toko Souvenir. Sore ini jadwal Syukur jaga Toko bersama beberapa temannya.
Selesai foto, Mang Suradi langsung kirim ke Pak Sam.
Sam sedang mengamati foto-foto yang dipajang di dinding teras belakang. Beberapa foto menarik perhatiannya. Kadang alis Sam berkerut memandang serius. Kadang Sam tersenyum geleng-geleng kepala lucu sendiri. Satu foto menarik perhatian Sam.
Tiba-tiba ada notifikasi masuk di hape Sam. Mang Suradi.
Sam duduk dan mengamati tiga buah foto kiriman Mang Suradi. Hati Sam bingah. Mang Suradi pandai mengambil angel yang bagus.
Satu foto close up Ibu Sepuh tersenyum sedang menggigit goreng pisang dengan latar belakangnya bunga-bunga Mawar merah. Mawar merah itu perlambang cinta. Sam ingat Jenny.
Yang dua foto lagi Ibu Sepuh dan seorang anak laki-laki.
Ketika Mang Suradi sudah tiba kembali di villa, ia langsung menghampiri Pak Sam yang sedang santai di teras belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tamu Menjelang Magrib
Roman d'amourKalau ada seribu orang yang kau kenal, maka akan ada seribu cerita berbeda tentang perjalanan hidup manusia. Termasuk perjalanan kisah cinta mereka. Kisah cinta dalam cerita ini salah satu dari yang seribu itu. Dikupas secara lembut dan detail "Tamu...