Ting Tong.. Assalamu'alaikum
Suara bel di rumah Dira berbunyi ditekan oleh Sam.
Lama baru pintu dibuka dari dalam.
"Wa'alaikumsalam, Ibu, Pak Sam," sambut Bahar suami Aiza sambil mencium tangan keduanya.
"Maaf, Bahar, kami terlalu malam, sampai mengganggu waktu istirahatmu," kata Sam menyesal.
"Tidak apa, Pak. Saya juga belum tidur. Biasa malam juga baru bisa tidurnya. Mari, Pak, singgah dulu," Bahar mempersilakan Sam masuk. Dira sudah masuk lebih dulu dan berdiri di samping Bahar menghadap Sam.
"In Syaa Allah, kapan-kapan saja. Biar Ibu istirahat. Sekarang saya langsung pulang. Saya pamit ya Bahar. Salam buat Aiza dan anak-anak. Selamat malam, Nadira Sam," Sam pamit.
Mereka berdua melepas Sam sampai mobil menghilang di tikungan jalan.
"Ibu sehat? Ibu tidak apa-apa?" tanya Bahar mengiringi Dira masuk ke dalam, setelah mengunci pintu depan. Bahar terheran melihat wajah Dira agak sembab seperti habis menangis.
"Alhamdulillah Ibu sehat, Nak Bahar. Ibu tidak apa-apa," jawab Dira memasuki kamarnya. Dira berbalik badan di ambang pintu menghadap Bahar yang cemas melihat wajah Ibu mertuanya.
"Maaf ya, Nak Bahar, Ibu tadi pulang terlalu malam dan sekarang kamu tidak usah khawatir, Nak. Selamat malam. Assalamu'alaikum," sapa Dira tersenyum lebar menutup pintu kamar pelan.
Bahar berbalik kanan, mengedikkan bahunya, lalu tiba-tiba melompat senang sambil berkata pelan "YES!".
Aiza keluar dari kamar mereka dan mendekati suaminya.
"Bagaimana, Mas?"
Bahar hanya mengacungkan ibu jari kanannya, dan berkata mesra pada istrinya,
"In Syaa Allah, makan siang kita hari lusa jadi, kabari yang lain,"
Mereka berpelukan dalam gembira dan haru.
- -- ---
Paginya di rumah Aiza,
"Ibu, lusa siang mas Bahar mengajak Ibu dan kita semua makan di luar. Ibu bisa, kan?" tanya Aiza. Dira mengangguk.
"Ba'da Zhuhur?"
"Iya, Bu. Ada tempat dengan pemandangan bagus. Kami juga belum pernah ke sana. Kita berangkat jam setengah sebelas ya, Bu, biar jalannya santai. Di sana juga ada tempat untuk shalat, kok,"
- -- ---
Paginya di rumah Jenny,
"Papi, lusa dari pagi sampai malam tidak ada acara 'kan?" tanya Jenny.
"Tadinya ada, tapi bisa Papi undur. Ada apa cantik?" tanya Sam.
"Bang Thomas mau ngajak kita makan siang di luar, sudah lama tidak, katanya,"
"Siang ini Papi mau ke apartemen Papi di Cibubur" kata Sam.
"Malam ini dan besok tidur dimana?" tanya Jenny.
"Lihat nanti, bisa di apartemen bisa juga disini," kata Sam.
"Yang pasti besok malam Papi harus tidur disini. Kita berangkat sama-sama". kata Jenny.
"Ok," kata Sam.
"Terima kasih, Papi," Jenny mencium pipi kanan dan kiri Papinya.
- -- ---
Pagi hari ini di sebuah kawasan cottage di tepi pantai utara Jakarta para petugas sedang sibuk melakukan persiapan akhir sebuah bangunan khusus untuk ruang pertemuan dan memeriksa semua peralatan elektronik fasilitas pendukung yang ada disitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tamu Menjelang Magrib
RomantizmKalau ada seribu orang yang kau kenal, maka akan ada seribu cerita berbeda tentang perjalanan hidup manusia. Termasuk perjalanan kisah cinta mereka. Kisah cinta dalam cerita ini salah satu dari yang seribu itu. Dikupas secara lembut dan detail "Tamu...