Sehari setelah hari pertunangan Sam dan Dira, kegiatan keluarga besar kedua pihak menjadi luar biasa sibuk. Pernikahan akan segera dilaksanakan tiga hari sejak pertunangan. Berarti hanya tersisa waktu dua hari untuk mempersiapkan semuanya.
Bismillah,
Hari pertama,
Sam didampingi Mang Suradi melapor ke Kepala Desa Jogjogan dan Kantor Urusan Agama setempat.
Dira ditemani Azzam sekeluarga dan Aiza sekeluarga bersilaturahmi mengunjungi rumah Aki dan Nini Banu di Cisarua untuk melepas rindu dan bertemu dengan Mang Husin serta Bi Ani istri Mang Husin. Dira akan meminta doa dan restu pada mereka semua. Beruntung rumah Aki dan Nini Banu dengan rumah Mang Husin hanya berjarak tiga rumah saja. Dira meminta Aki Banu menjadi Saksi pernikahannya dengan Sam.
Mang Husin Zulkarnaen adalah adik bungsu ayah Dira, Bapak Amir Zulkarnaen almarhum. Mang Husin satu-satunya pria dalam keluarga Zulkarnaen yang masih hidup. Dira akan meminta Mang Husin, Pamannya itu untuk menjadi wali pernikahannya.
Baik Aki dan Nini Banu maupun Mang Husin dan Bi Ani sekeluarga semua menyambut gembira dan bersyukur akan pernikahan Dira dan Sam serta berjanji akan datang menghadirinya. Malah mereka akan menginap di Pesantren malam sebelumnya supaya mereka tidak terburu-buru berangkat karena Ijab Qabul akan dilaksanakan pagi hari. Mereka pun khawatir terkena macetnya lalu lintas di sekitar Pasar Cisarua.
Azzam menjadi Koordinator yang mengatur semuanya.
Ijab Qabul akan dilaksanakan di Masjid Pesantren.
Seluruh keluarga besar Sam menempati Villa Pelangi.
Azzam sekeluarga menempati Rumah Jogjogan.
Dira menempati kamarnya di Pesantren.
Aiza sekeluarga akan menempati kamar kosong di sebelah kamar Dira sekaligus untuk menemani Dira.
Aki dan Nini Banu akan menempati kamar Dira di Paviliun Villa.
Sedangkan Mang Husin dan Bi Ani akan bersama Azzam di Rumah Jogjogan.
Mang Suradi dan BI Ici kembali menempati kamarnya di Paviliun.
Sepertinya tiga hari ini yang akan paling sibuk adalah Mang Suradi karena ia harus melayani dua keluarga besar sekaligus, keluarga besar Sam dan keluarga besar Dira. Tugasnya pasti bertambah karena Mang Suradi adalah seorang yang paling tahu Desa Jogjogan di antara yang lain.
Hari itu semua sibuk menata dan mengatur segala sesuatu di tempatnya masing-masing.
Azzam menyerahkan untuk urusan dekorasi dan tata ruang acara kepada Benny yang seorang Desainer Interior.
Sedangkan untuk seluruh rangkaian acara diserahkan kepada Baharuddin.
Luar biasa, bagaimana pun sederhananya suatu acara tetap saja memerlukan persiapan yang matang.
Oleh Benny dibantu para Santri Putra ruang perpustakaan yang letaknya persis bersebelahan dengan ruang dalam Masjid ditata. Di ruang itulah Dira akan menunggu Sam mengucapkan Ijab Qabul. Untuk sementara telah dipindahkan satu set sofa yang diambil dari ruang kerja Dira ditambah beberapa kursi lipat dan sebuah meja untuk meletakkan sarapan pagi besok. Selama Ijab Qabul dilaksanakan Dira akan menunggu di ruang perpustakaan ini ditemani oleh Nini Banu dan Bi Ani.
Setelah ruang perpustakaan rapi, sekarang Benny dibantu dengan para Santri Putra menata ruang-ruang makan. Ruang makan di gedung Santri Putri untuk acara santap siang kaum Ibu sedangkan ruang makan di gedung Santri Putra untuk acara santap siang kaum Bapak. Hal ini terpaksa dilakukan karena Pesantren tidak mempunyai ruangan yang besar yang dapat memenuhi tamu dalam jumlah banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tamu Menjelang Magrib
RomanceKalau ada seribu orang yang kau kenal, maka akan ada seribu cerita berbeda tentang perjalanan hidup manusia. Termasuk perjalanan kisah cinta mereka. Kisah cinta dalam cerita ini salah satu dari yang seribu itu. Dikupas secara lembut dan detail "Tamu...