Bab 27 - Makan Malam

360 7 1
                                    


Malam pertama setelah Dira dan Sam berdamai.

Pukul 20.00

Dira, Mang Suradi dan Bi Ici datang atas undangan Sam makan malam bersama di Villa Pelangi. Undangan dikirim lewat whatsApp ke nomor hape Dira sebelum magrib tadi ketika Sam sedang mengambil mobil di bengkel.

Undangan langsung dipenuhi Dira dengan jawaban "Ok, terima kasih, Sam, In Syaa Allah kami akan datang".

"Mengapa aku tidak mengundang mereka dinner malam ini ya? Biar aku masak sendiri" pikir Sam ketika di bengkel tadi. Menu sederhana saja Goreng Ayam, Capcay Seafood, dan Sambal. Nasinya dari beras merah semoga mereka suka. Tadi sore pulang dari bengkel Sam langsung belanja.

"Assalamu'alaikum," sapa Mang Suradi mewakili mereka bertiga ketika Sam membuka pintu penghubung paviliun dengan ruang dalam villa. Aroma mawar langsung menguar lembut begitu pintu penghubung dibuka oleh Sam. Pintu penghubung paviliun terdiri dari dua daun pintu yang bisa dibuka dari arah masing-masing ruang.

"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh. Mang Suradi, Bi Ici, dan Ibu Sepuh terima kasih sudah datang memenuhi undangan saya, makan malam di rumah saya Villa Pelangi," sambut Sam sumringah ketika ketiganya datang memasuki ruang dalam villa. Sam langsung mempersilakan mereka untuk duduk di meja makan berbentuk bundar.

Mereka berempat kemudian duduk menghadapi hidangan makan malam yang sudah tertata rapi di atas meja. Sam mempersilakan Mang Suradi dan Bi Ici duduk berdampingan, Dira duduk di sebelah Bi Ici dan Sam di sebelah Mang Suradi. Mau tak mau Dira dan Sam duduk berdampingan. Pastinya hati Sam dan Dira senang dong.

"Sam, Ya Allah kamu berlebihan deh, Sam," kata Dira berbisik berbicara di dekat Sam supaya Mang Suradi dan Bi Ici tidak mendengarnya.

"Tidak ada kata berlebihan Nadira Sam untuk sebuah rasa syukur kepada Allah bahwa kita telah berdamai," jawab Sam tersenyum.

Tercium harum parfum vanilla baby Dira masih seperti dulu. Gaun panjang biru muda membalut tubuh Dira yang tidak banyak berubah masih tetap langsing dan nampak sehat. Paras Dira dengan make up sangat tipis terlihat alami. Wajahnya segar dan jauh lebih muda dari usianya.

Senyum Dira terkembang.

Sam menata meja makan dengan sangat cantiknya. Sam membeli taplak meja dan semua peralatan makan lengkap. Semua serba baru bukan milik villa. Ada bunga mawar hidup warna merah segar penuh dalam satu vas kristal yang vasnya juga baru.

"Apa yang kamu bawa, Nadira Sam? Aku sudah memasak semua hidangan ini," tanya Sam karena ia melihat Dira membawa sesuatu di atas nampan. Sam tidak bisa melihat isinya karena tertutup taplak kecil bersulam.

Dira meletakkan nampan di atas meja dan membuka taplak penutupnya lalu meletakkan lima mangkuk kecil aluminium foil ke atas meja. Dira menyimpan nampannya di atas buffet dekat meja makan. Sam mendekatkan dirinya untuk melihat lebih dekat buah tangan dari Dira.

"Klappertaart?!" tanya Sam memandang Dira. Dijawab dengan anggukan Dira.

"Makanan kesukaanku selain Goreng Pisang," Sam refleks bertepuk tangan pelan. Matanya berbinar.

"Sempat-sempatnya kamu membuat. Alhamdulillah. Terima kasih, Nadira Sam," dada Sam berdetak. Inikah petunjukMU lagi? Engkau telah meluluhkan hatinya? Alhamdulillah, dalam hati.

"Saya tahu kamu paling suka Klappertart dan sangat mudah membuatnya, Sam. Kebetulan bahan-bahan semua tersedia di dapur. Hanya kelapa muda tadi saya pesan Mang Suradi untuk dicarikan. Alhamdulillah dapat," jawab Dira dengan senyum simpulnya.

"Kita cuma berempat, kok itu ada lima?"

"Satu lagi untuk mu kalau kamu mau tambah

Kamu 'kan paling suka Klappertaart," jawab Dira malu.

Tamu Menjelang MagribTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang