Bab 22 - Pertemuan Dan Duka

338 7 1
                                    


Sampai lulus SMA Sam tidak pernah menghubungi Dira begitu juga sebaliknya. Dira sibuk dengan keluarga dan rumah tangganya. Sam pun sibuk dengan dunianya. Hubungan mereka terhenti begitu saja selama bertahun-tahun. Kedekatan mereka semasa SMA seakan tidak mempunyai arti sama sekali.

- --- ----

Beberapa tahun kemudian Dira bertemu Sam tanpa sengaja dalam suatu acara pernikahan. Dira datang ditemani anak-anaknya tanpa Heri. Sam datang bersama istrinya. Mereka berkenalan saling berjabat tangan.

"Sam, kenalkan ini anak-anak Ibu," Dira menyapa Sam lebih dulu.

"Azzam," sambil mencium punggung tangan Sam dan Hannah.

"Aiza, adiknya Azzam," juga sambil mencium punggung tangan Sam Hannah.

Sam mencium lama punggung tangan Dira. Jantung keduanya sama berdetak menahan rindu menahun.

"Hannah, waktu aku SMA Ibu Nadira Sam ini Guru Fisika aku," kata Sam memperkenalkan Hannah ke Dira.

"Hannah," sapa istri Sam tanpa mencium punggung tangan Dira.

Mereka mengobrol sebentar berbasa-basi setelah itu Sam dan Hannah meninggalkan mereka.

"Bu, kok istrinya Murid Ibu tidak mencium tangan Ibu," kata Aiza.

"Tidak apa. Mungkin tidak terbiasa,"

"Tapi suaminya saja mencium tangan Ibu," kata Aiza lagi.

"Heheheee... dia kan Murid Ibu,"

"Ya, harusnya istrinya itu mencontoh suaminya," kata Aiza lagi.

"Kita bahas yang lain saja, ya cantik," kata Dira terkekeh.

"Aiza senangnya ghibaaah ... saja," komentar Azzam sambil tertawa mengusap puncak kepala adiknya dengan penuh rasa sayang.

Setelah pertemuan itu, Dira maupun Sam bertahun-tahun tidak lagi saling menghubungi.

- --- ----

Waktu berjalan beberapa tahun kemudian. Selama itu juga Dira dan Sam tidak pernah saling berkomunikasi.

Tahun ini ada reuni akbar SMAN 151. Dira berharap bisa berjumpa dengan Sam. Dira rindu "bocah" itu. Mudah-mudahan Sam hadir. Nyatanya sampai acara hampir selesai Sam belum hadir juga. Karena Dira masih ada acara lain, Dira pulang lebih dulu. Di pintu gerbang masuk halaman gedung, mereka berpapasan dan saling melambaikan tangan. Bukan takdir mereka untuk bisa saling melepas rindu.

- --- ----

Beberapa hari setelah acara reuni akbar, saat istirahat sekolah,

"Bu Dira, ada telpon," kata bu Tini pegawai Tata Usaha sekolah.

"Dari siapa, Bu Tini,"

"Alumni," jawabnya.

Cepat Dira berjalan ke ruang Tata Usaha.

"Assalamu'alaikum," sapa Dira

"Wa'alaikumsalam," jawab di seberang

"Siapa ya, ini?" tanya Dira

"Lama sekali kita tidak jumpa ya, Ibu Nadira Sam,"

Sam! Hanya Sam yang memanggil namanya dengan "Nadira Sam". Jantung Dira berdebar.

"Sam! Apa kabar?" tanya Dira gembira

"Baik, Bu. Ibu sendiri kabarnya bagaimana?"

"Alhamdulillah, Ibu sehat dan baik-baik saja,"

Tamu Menjelang MagribTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang