Bab 16 - Kembali Lahir Kembali

278 10 0
                                    


Setelah selesai Shalat Witir masih ada waktu menjelang masuk waktu Subuh.. Sam merebahkan diri di lantai Musholla yang dingin. Tanpa disadari Sam terlelap. Sam terbangun karena dikejutkan suara alarm dari handphonenya. Untung Sam terbiasa menyetel alarm beberapa menit menjelang Subuh. Sam sampai terlonjak bangun. Buru-buru Sam berwudhu kembali dengan air di tempat wudhu samping Musholla.

Saat Sam menunaikan Shalat Subuh yang diawali dengan Shalat Qobliyah Subuh, Sam merasakan nuansa yang lain tak biasanya. Tenang. Hening. Damai.

Setiap kali Sam ruku' seperti ada tangan yang mengelus punggungnya dengan lembut. Begitu juga setiap ia sujud seperti ada tangan yang mengelus halus kepalanya. Itu memberi sensasi ketenangan dan kesejukkan yang luar biasa nyaman di tubuhnya dan di kepalanya.

Rasa letih di tubuhnya, pening dan penat di kepalanya mendadak lenyap. Kepalanya terasa ringan dan sangat segar. Semua yang dilihat matanya nampak lebih jelas, cerah, dan indah. Sam merasa sangat bahagia sekarang. Sam merasa sangat tenang dan damai.

Selesai Shalat Subuh Sam menukar kembali sarung yang dia pakai dengan pakaiannya yang basah menyebabkan tubuhnya kembali menggigil terkena hembusan angin. Sam berlari-lari kecil dengan gembira persis seperti anak kecil mendapat mainan baru.

"Sudah, Pak, mandinya?" tanya Petugas Jaga pintu masuk area Curug Cilember yang tadi saat masuk dibangunkan oleh Sam.

"Eit. Astaghfirullah. Its, Bapak bikin kaget," seru Sam terkejut karena saat akan melintas gerbang, tiba-tiba petugas ini muncul dari balik pintu pos jaga. Sam memang akan lapor bahwa ia sudah kembali.

"Sudah, Pak. Ini mau balik," lanjut Sam.

"Suara Adzan Bapak tadi merdu sekali. Saya sampai ikutan nangis,"

"E, terdengar sampai sini?" tanya Sam terkejut.

"Saya ngikutin Bapak, tadi. Maaf, buat jaga-jaga takut ada apa-apa. Abis tadi wajah Bapak waktu datang kayak orang linglung," kata petugas itu.

"Terus gerbang ditinggal kosong, gitu?"

"Ah, ya nggak, 'kan petugasnya ada banyak,"

"Ooo, maaf ya, Pak jadi merepotkan,"

"Memang sudah tugas saya,"

"Tapi sekarang wajah Bapak cerah betul. Sudah nggak linglung lagi sepertinya. Kayaknya malah gembira betul," kata Petugas itu lagi sambil tertawa.

"Alhamdulillah, Pak. Sudah plong rasanya," jawab Sam.

"Mari, Pak. Saya pamit. Terima kasih sudah nemani saya tadi," pamit Sam agak malu karena ada orang yang melihat semua perbuatannya di Curug.

Sesampainya di mobil Sam segera mengambil pakaian kering dari dalam kopornya untuk menukar pakaian yang sekarang dipakai.

Benar-benar Sam mendapatkan pencerahan batin luar biasa.

Kini, setelah Sam mentadabburi alam di Curug 7 Cilember, Sam seperti mendapatkan kekuatan baru. Sam terlahir kembali untuk kedua kalinya. Sam kembali lahir kembali.

Sam jadi teringat ucapan Aulian, cucu dari wanitanya, bahwa Sam harus mandi di Curug Cilember. Dan tadi Sam mandi di Curug 7 Cilember. Semua peristiwa demi peristiwa terjadi seperti air curug yang di sela bebatuan. Mengalir begitu saja.

- -- ---

Sam tiba di depan gerbang villa. Terlihat gembok besar menggantung di luar pintu gerbang dalam keadaan terkunci. Ah, Sam tidak bisa masuk. Mungkin Mang Suradi Shalat Subuh di Masjid dan belum kembali. Tapi ini sudah hampir jam 06.00 pagi. Ya, sudah, Sam akan menunggu. Mudah-mudahan sebentar lagi Mang Suradi tiba.

Tamu Menjelang MagribTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang