Bab 43

4.9K 449 104
                                    

Vano menatap Daffa sengit selama Daffa terbahak menertawakannya hingga tawa Daffa reda.

"Puas kamu!" Gerutu Vano kemudian. Daffa terlihat begitu senang.

"Walau mulut berkata bohong tapi hati tak bisa dipungkiri." Ucap Daffa

"Maksud kamu?"

"Gak ada maksud. Lima tahun menduda ternyata bikin Abang bertingkah kaya anak ingusan yang baru kenal cinta. Dan ini terjadi untuk ke dua kalinya." Sindir Daffa.

Vano mendengus sebal. "Sana keluar!" Ketus Vano yang sudah kesal diperolok Daffa.

Daffa hanya tertawa. Dia sangat menikmati Vano yang terlihat kaku namun seolah penasaran.

"Tadi kata Kirei.." Daffa menatap Vano jahil. Dia tertawa kembali saat perhatian Vano kembali terarah kepadanya. "Abang! Sumpah, kamu jadi bego begini sekarang."

Vano yang sudah kesal hanya diam.

"Oke. Ehm.. Tadi kata Kirei, dia minta maaf. Dia gak tahu kalau Abang, duda per-" Daffa segera menutup mulut dengan tangannya saat Vano mulai mengepalkan tangannya.

"Yah, dia cuma bilang minta maaf karena gak tahu. Dia bilang turut berbela sungkawa."

"Kamu kenapa gak kasih tahu dia sebelumnya?"

"Hmmffff....haha.. Mau banget aku umbarin kalau aku punya Abang seorang duda?"

Vano terdiam.

"Itu privasi kamu, Bang. Lagi pula ngapain aku cerita-cerita tentang Abang sama dia. Gak penting juga."

"Kamu sering ketemu dia?"

Daffa terdiam, raut wajahnya kini serius. "Sejak pulang dari luar negeri, dia menghindar untuk ketemu." keluh Daffa.

"Kenapa?"

"Manakutahu."

"Apa?"

"Mana aku tahu, Elvano!"

"Kalau suka, kejar aja." Daffa menepuk bahu sang Abang. "Tapi aku gak yakin dia bakalan mau."

Vano mengerutkan dahinya. "Kenapa?"

"Aku saja yang single tiga kali ditolak. Apalagi duda." Daffa tertawa mengejek sambil berlalu.

Vano terdiam. Dia berpikir hal yang sama dengan Daffa. Kirei mana mau sama Vano yang notabene berstatus seorang duda, di tambah dia sudah menyakiti hati Kirei.

Vano menghela nafasnya. Dia sudah pasrah, mungkin dia harus menduda sepanjang hidupnya.

Setelah beberapa hari, kini tiba saatnya Vano dan keluarga mengantarkan Daffa untuk mempersunting gadis pujaan hatinya.

Daffa terlihat dewasa dengan pembawaannya yang santai. Dia tidak sama seperti Vano yang selalu gugup saat berhadapan dengan wanita.

Dulu, dulu sekali, Vano yang mempunyai sifat seperti Daffa. Vano masih ingat saat dia sekolah dulu. Dia jadi anak ceria dan banyak bicara.

BANG VANO (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang