Bab 45

5.6K 465 65
                                    

Lelaki itu menatap Vano tak suka, sementara Kirei begitu riang.

"Dad, Daddy mau ini?" Tanya Kirei polos

Pak Keenan melirik Vano kembali. "Aksa cari kamu dari tadi. Sana temuin dia dulu." Titahnya sambil berdiri tepat dihadapan Vano.

Vano sudah tersenyum. Tapi Pak Keenan begitu tidak bersahabat.

"Pak, aku cari Aksa sebentar ya?" Ujarnya kepada Vano dan Vano hanya mengangguk.

"Bisa kita bicara sebentar?" Tanya Pak Keenan pada Vano

"Boleh, Pak."

Pak Keenan berjalan mendahuluinya, dia sengaja keluar gedung yang sedikit sepi.

"To the point saja. Saya tidak tahu apa maksud anda, saya lihat dari akad nikah sampai barusan, anda bersama dengan putri saya. Kenapa anda mendekati putri saya?" Tanyanya tak ramah.

"Saya hanya meminta maaf dan ingin memperbaiki silaturahmi kami yang dulu sempat terputus, Pak." Jawab Vano mantap.

Pak Keenan menaikan sebelah alisnya. "Silaturahmi?" Bibirnya menyungging sebelah seolah mengejek. "Bukannya anda sendiri yang dulu memutuskan silaturahmi itu?" Ketusnya.

"Saya sungguh menyesal dengan sikap imfulsif saya waktu itu, Pak. Saya ingin memperbaiki semuanya."

"Apa yang harus diperbaiki lagi? Harusnya anda tahu diri."

"Kami berada di circle yang sama, saya tidak mau ada kecanggungan diantara kami, lagi." Vano mengambil kata-kata dari Kirei kepadanya tadi pagi.

"Sebegitu mudahnya bagi anda?"

"Saya mohon maaf, pada Pak Keenan dan juga Kirei atas semua kesalahan saya. Saya-"

"Semuanya sudah berlalu. Tidak perlu meminta maaf lagi. Kamu harusnya tahu diri. Sebagai pria beristri, yang anda lakukan tentu saja salah."

Saya duda perjaka.

Andaikan Pak Keenan itu Kirei, pasti dengan lantang Vano ucapkan kalimat itu.

"Istri saya sudah meninggal, Pak."

Raut wajah Pak Keenan nampak terkejut.

"Maaf saya tidak tahu kalau anda sekarang seorang duda." Ucapnya datar tapi terdengar tajam ditelinga Vano. "Tapi saya harap, anda menjauhi putri saya. Anak saya memang baik hati. Dia tidak pernah dendam sekali pun orang lain menyakitinya. Tapi saya minta, Anda tidak memanfaatkan kebaikan anak saya."

"Kami hanya berteman, Pak."

"Saya sudah muak melihat putri saya menangisi lelaki yang mengabaikan kata maaf dari perempuan. Tolong, jangan dekati dia. Hidupnya sudah tertata kembali. Permisi."

Vano sangat terkejut mendengar ucapan Pak Keenan. Benarkah Kirei menangisi Vano? Apa maksud perkataan Pak Keenan yang bilang kalau hidupnya tertata kembali. Apakah dia berantakan sejak Vano mengabaikan maafnya?

Hati Vano begitu kalut, rasa bersalah semakin menyeruak memenuhi setiap sel di tubuhnya. Vano harus bertanya pada Kirei tentang kebenaran ini. Tapi Vano melihat Kirei baik-baik saja. Dari tadi, sifatnya masih sama seperti dulu. Apa dia berpura-pura?

BANG VANO (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang