Bab 29

4K 408 77
                                    

Vano sedikit menegang saat mendengar penuturan Dira. Jantungnya mulai berdetak lebih kencang.

"Kamu kenal wanita yang bersama Daffa tadi?" Tanya Vano saat melajukan mobilnya.

"Iya. Emang Mas gak kenal?"

"Kamu kenal dimana?" Vano sengaja tak menjawab pertanyaan Dira.

"Mas masih ingat gak, waktu aku mau perawatan sebelum kita tunangan?"

Vano mengeritkan alisnya. "Terus? Kenal disana?"

Vano merasa tak percaya. Setahunya, Kirei gadis yang cuek. Dia tidak suka perawatan apapun. Vano bahkan masih ingat saat Kirei dan dirinya menginap di hotel untuk menjamu Pak Keenan, gadis itu bahkan tak banyak membawa barang.

"Bukan kenal disana."

Cerita Dir, jangan lama-lama.

"Jadi setelah dari sana, aku ke Mall sama sepupuku buat nail art, ketemu Daffa yang ternyata lagi jalan sama cewek. Akhirnya di kenalkan namanya Kirei, kalau gak salah. Akhirnya ya kita ngobrol sebentar, terus mereka pamit."

Vano hanya mengangguk-mengangguk.

"Emang Daffa gak cerita sama Mas?"

"Enggak. Anak itu jarang cerita-cerita."

"Eh, aku sampai lupa tanya sama Daffa, kenapa dia gak ajak Kirei ke acara kita kemarin. Padahal Kirei aku undang, Mas."

Mendengar hal itu, membuat Vano menelan salivanya. Tak terbayang oleh Vano, jika Kirei menyaksikan pertunangan mereka.

"Daffa belum pernah ajak dia ke rumah, Dir. Mungkin di antara mereka gak ada hubungan apa-apa. Makanya Kirei juga gak datang."

"Loh, padahal kalau mau datang, gak mesti ada hubungan kan, Mas."

"Ya mana Mas tahu, lah!"

"Hmm.. Tapi Mas kenal sama Kirei?"

Vano mengangguk. "Dulu dia magang di kantor."

"Owh.. Pantesan. Kok, Mas gak cerita?"

"Emangnya penting?"

"Ya enggak sih." Cengir Dira.

"Kenapa Daffa gak serius aja sama Kirei? Padahal mereka cocok kalau menurutku, Mas."

Vano melirik Dira sepintas. "Gak usah urusi urusan orang lain. Mas gak suka, Dira."

"Iya maaf. Lagian adik sendiri, Mas. Bukan orag lain."

"Ya kan kita punya privasi masing-masing. Mungkin Daffa dekat dengan wanita lain juga selain Kirei. Kita kan gak tahu."

"Iya Mas."

Vano melipat kedua tangan untuk di jadikan bantalan kepalanya saat dia sudah berada di kasur kesayangannya. Pikirannya kembali menerawang pada ucapan Dira tadi.

Gimana reaksi Kirei saat ketemu Dira? Apa Kirei kecewa pada Vano?

Vano menyugar rambutnya frustasi.

BANG VANO (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang