Yuhuuu... Bab terakhirrr mau lewaat..
Happy Reading ^^
Kirei Pov
Ku turuni satu demi satu anak tangga dengan hati-hati ditemani oleh Shafira yang memeluk lenganku dan memastikan setiap langkahku agar aku berjalan sempurna tanpa terkilir atau bahkan terjatuh.
Aku tersenyum, saat semua mata tertuju kepadaku. Pandanganku menyapu pada keluarga pemilik sebuah perusahaan fruit and vegetable, yang secara khusus meluangkan waktunya hanya untuk diriku. Hanya untuk menarikku menjadi bagian dari keluarga mereka.
Mereka semua tersenyum tulus saat melihatku mendekat. Senyuman penuh cinta bahkan tercetak jelas di wajah lelaki yang memakai kain kemeja dengan motif yang sama denganku.
Lelaki yang telah merantaiku dengan pesonanya selama kurang lebih enam tahun lamanya. Lelaki yang membuatku berkali-kali gagal untuk memulai hubungan dengan lelaki lain karena memori tentangnya memenuhi otakku. Lelaki yang berstatus duda, tepatnya duda perjaka dengan kisah tragis yang dilaluinya.
Aku sangat terkejut saat pertemuan kembali setelah lima tahun kami tak bertemu. Saat aku tahu, bahwa Tante Tasya adalah orangtua dari Bang Daffa, saat itu juga, aku teringat lelaki itu.
Bayangan bagaimana jika aku dan dia bertemu pun muncul dibenakku. Namun segera ku tepis. Karena yang ku tahu, dia sudah menjadi suami dari seorang dokter cantik nan anggun yang bernama Mbak Dira.
Tapi ternyata, tak sekedar bayangan belaka. Lelaki itu muncul secara nyata dihadapanku. Lelaki yang aku rindukan sekaligus aku takuti itu menatapku lekat, membuat seluruh bulu romaku berdiri, serta jantungku berdentum keras. Rasanya kakiku terasa lemas hanya untuk menopang tubuhku.
Ada rasa aneh yang merambat naik ke hatiku. Seolah membuka rongga-rongga hatiku yang dulu tertutup rapat. Namun lagi-lagi ku tepis dengan meyakinkan diriku sendiri bahwa dia sudah menjadi milik orang lain.
Aku malah merasa heran dengan tingkah Tante Tasya. Tante Tasya sengaja mendorong anak sulungnya mendekatiku. Bukankah ini gila? Disaat anaknya yang telah beristri, didorong ke arahku. Dan, lebih gila lagi, si sulung justru mengikuti arusnya. Dia bahkan datang seorang diri ke butikku dengan alasan untuk meminta maaf karena kesalahannya dulu.
Cih! Minta maaf? Dulu kemana saja saat aku mengemis maafnya? Setelah hampir enam tahun berlalu, setelah dia menorehkan luka padaku, kini dia meminta maaf? Gila! Otakku rasanya kembali ditarik ke kejadian masa lalu.
Entah kenapa sikapnya membuatku teramat sangat kesal. Aku sudah berusaha menutup pintu hatiku rapat-rapat tentang dirinya. Mencoba terus melangkah walau susah payah, namun dia dengan seenaknya menendang dan membuka pintu hatiku kembali.
Seketika rasa kesalku sirna bersama dengan penjelasan Bang Daffa yang tiba-tiba saja memberitahukan kenyataan pahit yang dialami lelaki itu.
Kenyataan yang membuatku merasa bersalah karena telah mengusirnya dari butik. Kenyataan yang membuatku kaget dan prihatin hingga aku memposisikan diriku, seandainya semua itu terjadi padaku.
Aku dilema, saat dia tak gentar mendekatiku kembali. Aku berusaha menghindarinya. Melepaskan semua rasa tentangnya. Dan dengan lantang ku tolak mentah-mentah pernyataan cintanya. Tapi hatiku berkhianat. Aku dibuat bahagia dengan semua caranya mendekatiku. Aku terlena dengan rayuan cintanya. Dasar hatiku yang lemah!
Lelaki itu, masih memandangku lekat dengan senyumnya yang mengembang sempurna. Membuatku tak berdaya untuk tidak jatuh ke dalam pelukan hangatnya. Yang menghipnotisku dengan segala sifat angkuh dan kakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BANG VANO (Complete)
RomantikFOLLOW SEBELUM BACA ---------------------------------------- Cinta pada pandangan pertama, itulah yang dirasakan Elvano Satria Martadinata saat bertemu dengan seorang gadis yang ternyata dokter yang menangani penyakit Maminya. Setelah mulai dekat de...