Bab 18

4.1K 417 60
                                    

Dira tersenyum hangat sementara Vano memasang wajah datar. Sejujurnya, Vano begitu kesal pada gadis yang kini berada di hadapannya. Beberapa hari ini, Dira seolah menghilang tanpa kabar. Namun tiba-tiba saja sekarang dia berada di rumahnya. Vano merasa Dira mempermainkan dirinya. Dira datang dan pergi sesuka hati.

"Sudah dari tad aku di sini, Mas. Aku kebetulan libur." ujar Dira bersamaan dengan Vano yang menarik kursi makan.

"Dira buatkan kesukaan kamu lho, Bang." Mami membawa pizza ke meja makan.

"Awas masih panas." ujar Dira saat Vano hendak mengambil pizza dihadapannya.Vano akhirnya menurunkan tangannya kembali.

"Tahu dari mana, aku suka pizza?" tanya Vano heran.

"Ck.. Bukannya bilang terima kasih. Kok kamu malah tanya sih, Bang." Mami dari tadi menimpali Vano seolah membela Dira.

"Semalam aku ke supermarket, kebetulan ketemu Mami. Kita ngobrol-ngobrol sambil ngopi." Dira memberi penjelasan pada Vano.

"Iya, Mami tanya kapan Dira libur. Kebetulan sekali hari ini liburnya. Ya sudah, Mami minta Dira ke rumah. Sekalian praktek buat pizza kesukaan kamu. Mami belajar sama Dira. Enak loh, Bang. Dira pinter banget, sih." Puji Mami Tasya.

"Kok, kamu gak kasih kabar ke aku?" ucap Vano datar.

"Surprise dong, Bang. Kamu gimana sih?" lagi-lagi Mami yang menimpali.

"Mas, mau makan pizzanya sekarang?" tanya Dira. Vano hanya mengangguk.

Dira dengan segera mengambil potongan pizza dan menaruhnya di piring Vano. Mami menatap keduanya sambil tersenyum.

"Ih, cocok banget jadi mantu Mami. Jadi gak sabar. Kayaknya seru, ada temen dirumah. Ada temen masak-masakan juga." Mami menggoda mereka. Dira terlihat salah tingkah.

"Mi, jangan bicara sembarangan. Belum tentu Dira mau." Sindir Vano.

"Ya, siapa tahu, Dira khilaf terus mau jadi mantu Mami."

"Ck..." Vano mendelik pada Mami yang menggodanya. Sementara Mami Tasya tertawa puas.

Setelah makan, Vano mengajak Dira berbincang di depan kolam renang. Vano sengaja menghindar dari gangguan Mami Tasya. Dia merasa jengah dengan gidaan-gidaan yang di lontarkan Mami Tasya.

"Maaf, aku gak ajak kamu keluar. Badanku sakit semua."

"Iya gak apa-apa, Mas. Aku juga tahu Mas habis perjalanan lumayan jauh." Dira tersenyum.

"Maaf ya, kalau Mami memaksa kamu kesini dihari liburmu." sindir Vano

"Gak apa-apa kok, Mas. Memang aku juga ingin ketemu sama Mas. Aku.. Kangen sama Mas."

"Kalau kangen, kenapa kamu gak hubungi aku? Selama ini kemana saja?" keluh Vano.

"Mas nungguin aku?" Dira terkekeh. "Aku takut ganggu, Mas. Mas bilang kan keluar kota sama calon client. Makanya, aku gak berani ganggu."

"Kamu kenapa sih, suka ngilang-ngilang begitu?"

"Maaf, Mas. Aku kan sudah bilang kalau kerjaanku memang menyita waktu. Aku harus fokus, Mas. Kalau gak fokus, bisa-bisa nyawa orang melayang."

BANG VANO (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang