Bab 50

5.5K 489 59
                                    

Sesaat Vano mematung. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang.

"Om.." Sapa Vano sopan.

Pak Keenan hanya menggedikan dagunya. Keningnya berkerut dengan alis tebal bertaut.

Keenan duduk di seberang Vano.

"Apa yang membawamu kemari?" Selidiknya.

"Saya.."

"Daddy.." Kirei yang tiba langsung memeluk lengan Pak Keenan. "Kok gak bilang sih kalau sudah pulang?" Kirei berusaha mencairkan suasana.

"Sudah lama, Van?" Suara Tante Lala yang mengekori Kirei membuat Vano berdiri dan mencium tangannya.

"Baru datang kok, Tan."

"Kamu kenapa bawa dia kesini?" Pak Keenan melirik Kirei masih memasang wajah datarnya.

"Hmm.. Om, saya mohon maaf." Vano menelam salivanya berat. Mata elang pemilik Wijaya Grup melirik Vano membuat Vano menciut.

"Bukan lebaran. Kenapa minta maaf?" Tanyanya dengan sebelah alisnya terangkat.

"Saya.."

"Apa?"

"Daddy! Sama tamu masa galak begitu sih?" Protes Tante Lala.

"Daddy cuma ingin tahu, ada angin apa Pak Elvano kesini?"

"Yang jelas bukan angin duduk, Dad!" Ketus Tante Lala yang membuat Pak Keenan melengos kesal. Sementara Kirei menahan senyumnya.

Tatapan Pak Keenan kembali mengarah pada Vano.

"Om, saya mohon maaf. Saya gak bisa ikuti permintaan Om, kemarin."

"Memang Daddy minta apa sama kamu? Kok kalian main rahasia?" Suara Tante Lala kembali terdengar.

"Kirei, tinggalkan Daddy sama Vano berdua. Ajak Mommy kamu nonton."

"Gak bisa lah! Jangan-jangan Daddy main di belakang Mommy."

"Ya Tuhan! Mommy, bisa diam gak sih? Kalau masih mau nyimak, no comment."

Tante Lala langsung terdiam.

"Saya tidak bisa untuk menjauhi Kirei, Om. Saya tidak mau mengulang kesalahan yang sama."

"Kesalahan yang mana?"

"Kesalahan saya yang dulu. Saya yang terlalu impulsif hingga membuat kami putus komunikasi." Ujar Vano

"Lantas sekarang mau kamu apa? Kalau sekedar komunikasi, kenapa harus main ke rumah segala?"

"Sebelumnya, saya mohon izin sama Om dan Tante. Saya ingin meminang putri Om. Saya mohon, Om dan Tante merestui hubungan kami. Saya mencintai Kirei. Saya tidak mau kehilangan Kirei lagi, Om."

Tante Lala nampak sedikit terkejut.  Dia tak menyangka, Vano akan seberani ini. Sementara Pak Keenan mengeraskan rahangnya.

"Secepat itu?" Tanya Tante Lala.

"Sesuatu yang baik bukannya harus disegerakan, Tante?"

"Iya iya. Tante mengerti."

"Maaf, saya tidak mau anak saya terluka untuk kedua kalinya. Dulu, saya tahu betul bagaimana dia menangis karena kamu tak kunjung memaafkan kesalahan dia. Padahal ini semua hanya kesalahpahaman. Saya tidak mau drama itu terulang lagi." Ujar Pak Keenan.

"Saya sadar, saat itu saya bertindak impulsif. Saya janji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, Om. Tolong, restui hubungan kami."

Pak Keenan berdiri, "kamu tahu kan? Dia putri saya satu-satunya. Saya tidak akan membiarkan dia disakiti untuk kedua kalinya. Lebih baik kamu pulang, cari gadis lain bukan putri saya."

BANG VANO (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang