Bab 37

5K 425 117
                                    

Bunda Dira dan Mami Tasya menatap Vano dan Dira dari balik kaca. Keduanya tak bisa menahan haru melihat pasangan suami istri baru tersebut. Seperti biasa, Mami Tasya meremas tangan orang yang berada di sebelahnya saat melihat mereka.

"Semoga Dira sehat seperti sedia kala biar bisa dampingi Vano." gumam Bunda Dira yang merasa iba pada lelaki yang kini menjadi menantunya.

Mami Tasya mengangguk. "Pasti sembuh. Walaupun masih setengah sadar, setidaknya kita masih punya harapan, Bund." Mami Tasya memberi keyakinan pada besannya.

Sementara didalam ruang ICU, Vano menggenggam tangan Dira.

"Sayang, ini Mas. Kamu tahu kan kalau Mas kangen kamu?" Vano mencoba berinteraksi dengan Dira.

Dengan mata yang setengah terbuka, Dira mengedipkan matanya yang tentu saja membuat Vano bahagia karena Dira merespon ucapannya.

"Sayang, coba gerakan tangannya." pinta Vano lagi. Dira menggerakan tangannya sesuai instruksi.

"Istrinya Mas harus sembuh ya? Mas yakin kamu bakal sehat lagi." Vano mengelus kepala Dira dengan sayang. Dia mendekatkan bibirnya di telinga Dira.

"Mas cinta kamu, Anindira. Mas sayang kamu." ucapnya parau seraya mengecup kening sang istri. Dira memejamkan matanya lama kemudian membukannya kembali.

"Sehat lagi sayang. Mas kangen kamu. Mas kangen senyum kamu. Ayo berjuang buat Mas."

Vano tak henti bicara. Dia berulang kali mengungkapkan kata cintanya pada Dira hingga suster menghampirinya dan menyuruhnya keluar ruangan.

"Mi, Mami pulang dulu ya. Istirahat dulu." pinta Vano

"Iya Mam, biar saya yang jaga Dira." Bunda Dira ikut menimpali.

Mami sedikit menimang. "Ya sudah, Mami pulang dulu kalau begitu. Nanti kalau ada perkembangan lain, beritahu Mami ya, Bang?"

"Iya, Mi. Aku antar sampai Mami naik taksi ya, Mi."

Vano berjalan berdua bersama sang Mami. Tak banyak percakapan diantara keduanya hingga Mami masuk ke dalam taksi.


Vano sengaja mampir ke kafetaria untuk membeli kopi agar rasa suntuknya hilang.

"Saya suka ice coffee disini. Rasanya lebih enak daripada di tempat lain. Coba saja, Mas" ucapan Dira kembali berputar di memori Vano saat awal Vano mendekati Dira.

Sengaja Vano membeli dua ice coffe kesukaan istrinya untuk dinikmati bersama Bunda.

Tiba di ruang ICU, Vano dikagetkan oleh teriakan perawat.

"Code Blue.. Code Blue.."

Vano merasa bingung melihat dua perawat berlari masuk ke dalam ruangan Dira disusul oleh dokter Rudi.

"Dira?" seketika Vano mematung dengan jantung berdegup kencang.

"Kenapa?" tanya Bunda yang berdiri di belakangnya.

Kok Bunda disini? Bukannya tadi duduk depan ruangan Dira?

"Dira.. Bund.." Vano setengah berlari menuju pembatas kaca untuk melihat Dira. Dia melihat dokter Rudi dan perawat memberi tindakan.

"Shock! Clear Semua?" suara dokter Rudi terasa menggema ditelinganya.

"Clear!"

"Shock masuk!"

BANG VANO (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang