Part 56

862 45 3
                                    

Lisya berjalan menuju parkiran, terlihat Rion sedang bersender di mobil sambil memainkan hpnya. Lisya langsung masuk kedalam mobil.

"Kamu sakit?" tanya Rion sambil mengendarai mobilnya. Yah, Tania yang memberi tahu Rion kalau Lisya di UKS karena sakit.

"Engga, cuma sakit perut doang kok gara-gara kebanyakan makan pedas."

Rion menatap Lisya yang sedang memainkan hpnya, "Jangan berbohong," ucap Rion, yah dia tau Lisya berbohong.

"Bohong apanya? Aku emang beneran sak-"

"Sarapan pagi tadi tidak ada yang pedas, dan disekolah kamu juga tidak ada berbelanja ke kantin," potong Rion membuat Lisya terdiam.

Rion tidak bermaksud untuk memaksa Lisya berkata jujur, tapi apa salahnya kan berkata jujur kepada suami sendiri? Rion hanya khawatir Lisya kenapa-kenapa, dan hanya memendamnya sendirian.

****

Rion berhenti di parkiran, "Ayo turun, ada yang ingin kutunjukan," kata Rion dan keluar dari mobil.

Lisya melihat sekeliling, "Ini bukanya-"

"Iya, dan perusahaan ini miliku," potong Rion membuat Lisya melongo tak percaya.

Lisya menggeleng-gelengkan kepalanya, ia memang sedikit bingung bagaimana Rion bisa memiliki rumah sebesar itu dengan bekerja hanya sebagai guru honor, "Eum, kamu bercanda kan? Perusahaan ini kan milik laki-laki muda yang berinisial nama A."

Rion menaikan sebelah alisnya, "Kamu lupa nama aku?" tanya Rion.

Lisya mengingat-ingat nama Rion, "Eh? Tapi-"

Rion menarik tangan Lisya dan berjalan menuju pintu masuk, "Akan kutunjukan padamu."

Saat Rion masuk kedalam gedung tersebut, semua pekerja di sana sedikit terkejut dengan kehadiran Rion, mereka semua sedikit membungkukan tubuh mereka memberi salam.

Seorang pria tampan berlari kearah Rion kemudian memberikan salam, "Sore pak, kenapa bapak tidak bilang kalau mau ke sini?" tanya pria itu.

"Saya hanya ingin memperkenalkan istri saya," jawab Rion santai.

"O-ohh kalau begitu silahkan pak," ucap pria itu sopan.

"Sore semuanya, saya ingin memperkenalkan wanita yang saya nikahi beberapa hari lalu. Sekaligus sudah sah menjadi istri saya." kata Rion sambil merangkul bahu Lisya.

"Wah! Selamat pak, Istri bapak cantik banget, masih muda juga," puji para karyawan disana.

Lisya hanya membalas dengan senyuman, ia tak tahu harus mengatakan apa, ia sedikit malu jika dilihat oleh banyak mata seperti ini.

"Terimakasih, kalian bisa lanjutkan pekerjaan kalian," suruh Rion yang dibalas dengan anggukan oleh semua karyawan.

Menyadari Lisya yang sedikit tidak nyaman, Rion membawa Lisya menuju ruangananya. Rion merasa senang bisa berada di kantornya lagi, ia dilarang oleh ayahnya pergi ke kantor karena disuruh menjaga Lisya di sekolahnya, karena tidak bisa membantah, Rion terpaksa mengikuti perkataan ayahnya.

Rion melepas jas nya kemudian duduk di kursi kesayangannya, "Ini ruangku, kamu boleh lihat sekeliling jika mau," kata Rion kepada Lisya.

Lisya merasa sedikit tidak enak, ini pertama kali ia masuk ke perusahaan yang cukup terkenal di kotanya, ia meletakan tasnya di atas kursi dan berjalan mengelilingi ruangan Rion karena penasaran.

Lisya menyentuh sebuah patung kecil berbentuk abstrak, "Eh? Ini bukanya patung seni yang berada di museum kota?" tanya Lisya bingung.

"Iya, karena patungnya Bagus, aku membelinya di museum, mereka memiliki dua patung seperti itu," jawab

The Teacher Is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang