Part 16

4.2K 119 0
                                    

Thank udah mau baca, jangan lupa vote/komen (Seikhlasnya aja kok ga maksa^^)

Happy Reading😉

Karna Lisya takut ada yang melihatnya bersama Rion, Lisyapun memutuskan untuk berjalan dengan cepat menuju mobil Rion.

Rion hanya bisa sabar menghadapi Lisya yang sedari tadi hanya menganggapnya angin lalu, dan ikut masuk kedalam mobil.

Sebelum masuk kedalam mobil, Rion mengeluarkan hpnya dan menelpon mama Lisya.

"Assalamu'alaikum tante,"

"Wa'alaikumussalam, ada apa Rion?

"Mm.. begini tante, saya sama Lisya kan masih belum terlalu akrab. Jadi, boleh tidak saya bawa Lisya keluar buat makan malam ini?"

"Boleh.. bawa aja, malahan tante bakalan seneng banget kalo liat kalian akrab"

Dibalik telpon Rion tersenyum lega karna telah mendapatkan izin.

"Termikasih tante atas izinnya, saya jemput Lisya jam 8 malam nanti,"

"Iyaudah, kalo gitu tante matiin dulu ya telponnya? Soalnya kerjaan tante masih banyak, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam" ucap Rion lalu mematikan hpnya dan masuk kedalam mobil.

"Kenapa kamu terburu-buru masuk kedalam mobil?" Tanya Rion kepada Lisya.

Pandangan Lisya yang sedari tadi fokus memainkan hpnya teralihkan karna pertanyaan Rion.

"Kalau sampai ada orang yang melihat saya dan bapak keluar bersama mereka pasti bakal ngegosipin saya" jawab Lisya dan mematikan hpnya.

"Kenapa kamu harus khawatir? Lagipula nanti mereka juga bakal tau sendiri kebenaranya kan? Jadi, apa yang kamu khawatirkan?" Tanya Rion dan mulai menjalankan mobilnya.

"Astaga! Bapak itu gak bakalan tau gimana rasanya jadi gosipan orang-orang! Jadi, sebaiknya bapak berhentilah sok baik di depan saya dan berhentilah untuk sok peduli sama saya!" Lisya benar-benar kesal dengan Rion, sampai-sampai ingin rasanya sekarang juga Lisya turun dari mobil ini tetapi dia takut jika nanti ditengah jalan dia malah bertemu dengan orang-orang jahat lagi.

Melihat ekspresi wajah Lisya sekarang Rion mengerti bahwa Lisya benar-benar kesal dan khawatir, Rionpun memutuskan untuk diam dan fokos kejalanan.

Setelah sampai di depan rumah Lisya. Lisyapun memutuskan untuk langsung turun dari mobil tetapi saat ingin membuka pintu, pintu tersebut masih terkunci. Lisya melihat kearah Rion dan memasang wajah datarnya.

Rion hanya memasang wajah tanpa dosa kearah Lisya.

"Pak.. buruan buka pintunya_-"

"Pintunya masih terkunci?" Tanya Rion dengan polosnya.

"Iya masih kekunci, makanya buruan bukain_-"

Perlahan-lahan Rion memencet tombol di sebelahnya tanpa sepengetahuan Lisya, "Kata siapa di kunci? Coba kamu buka sekali lagi"

"Udah dibilangin masih kekunci, nih liat" Lisya membuka pintu mobil dan ternya pintu tersebut terbuka.

"Apa? Gimana bisa kebuka padahal jelas-jelas tadi itu masih kekunci" Batin Lisya bingung.

Lisya sedang malas beradu mulut dengan Rion. Jadi Lisya lebih memilih untuk langsung keluar dari mobil. Saat Lisya ingin keluar Rion memanggilnya.

"Tunggu dulu" ucap Rion menghentikan Lisya.

Lisya mengerutkan alisnya bingung,"Ada apa?"

"Malam ini bersiap-siaplah karna saya akan menjemput kamu untuk keluar"

"Emangnya mau kemana sih pak? Saya lagi males nih keluar malam ini" Lisya menolak ajakan Rion.

"Kamu tidak perlu tau mau pergi kemana. Pokoknya malam ini saya akan jemput kamu jam 8, dan saya sudah meminta izin kepada mama kamu" Ucap Rion tidak menerima penolakan dari Lisya.

Lisya berdecak kesal dan langsung turun dari mobil, "Terserah bapak maunya apa saya nggak peduli!" Lisya menutup pintu mobil Rion dengan kasar dan melangkah dengan cepat menuju rumahnya.

Lisya membuka pintu rumah dengan kasar tanpa mengucapkan salam dan langsung berlari menuju kamarnya.

Lisya membanting pintu kamarnya dan berjalan kearah kasurnya,"ARGH.. tu orang maunya apasih?! Kalo mau berantem langsung aja sini sama gua! Hobi banget bikin orang kesel!" Omel Lisya sambil melempar bantal yang ada di kasurnya ke segalah arah.

.
Jam 19.10

"Assalamu'alaikum" Ucap mama Lisya yang baru pulang.

"Wa'alaikumusalam," ucap Lisya menjawab salam mamanya dan menyalimi tangan mamanya.

"Bi Maya mana Lis?"

"Ada, itu di dapur" jawab Lisya sambil berjalan menuju sofa.

Mama Lisya memperhatikan wajah Lisya,"Itu muka kamu kenapa masam banget? Udah kayak orang habis jatoh keselokan"

Lisya memanyunkan bibirnya layaknya seperti anak kecil yang kehilanga mainannya, "Ishh.. , mama ngasih izin ke pak Rion buat ngajak Lisya keluar malam ini kan?"

"Iya, emangnya kenapa? Sekarang udah jam setengah delapan kenapa kamu belum siap-siap?"

"Gak mau! Lisya lagi males pergi keluar" bantah Lisya.

Anita mengacuhkan bahunya "Terserah kamu aja, jangan salahin mama kalau misalnya semua drama di laptop kamu hilang" Anita duduk di sofa dan menyilangkan kakinya.

Lisya berpikir sejenak, kalau sampai semua drama di laptopnya dihapus berarti semua usaha yang Lisya lakukan mulai dari men-downloadnya, meminta dari teman-teman yang beda kelas bahkan teman-teman satu SMP dengannya dulu, meminta dengan adik kelas, dan meminta ke kakak-kakak kelasnya dulu untuk mendapatkan drama itu yang sampai sekarang sudah terkumpul ratusan drama di laptopnya akan terbuang sia-sia semua?

Dengan cepat Lisya menggelengkan kepalanya, "Jangan dihapus dong ma. Iya Lisya bakal pergi tapi dengan Syarat mama jangan sentuh laptop sama flashdisk Lisya yang ada di kamar Lisya"

Anita menganggukan kepalnya, "Iyaiya tenang aja mama pastikan gak ada satupun orang yang nyentuh barang-barang favorit kamu termasuk mama" Anita bangun dari tempat duduknya,
"Yaudah mama mau mandi dulu, kamu siap-siap sana gih" ucap Anita dan melangkah pergi menaki anak tangga mnuju kamarnya.

.

.

.

TBC

Hallo Guys.. jangan pernah bosen ya untuk baca cerita aku :') untuk part seterusnya aku usahain buat bikin yg lebih menarik lagi:)

Kalo ada bagian yg gak kalian paham silahkan komen Insya Allah bakal aku jelasin di sana😃

See You.. 😄


The Teacher Is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang