Pagi ini setelah sarapan Lisya dan Rion langsung berangkat menuju sekolah.
"Mobil kamu yang biasanya mana?" tanya Lisya pada Rion.
"Kamu lupa siapa yang bikin mobil aku rusak semalam?" sindir Rion.
Lisya hanya menyengir seolah tak berdosa, "Makanya, kamu itu kalo bawa mobil hati-hati," tegur Lisya membuat Rion langsung mencubi pipi Lisya.
"kamu tuh yang hati-hati, kalo hujan deras jangan coba-coba buat ngebut kayak semalam, bahaya!" tegur Rion.
Lisya mengerutkan bibirnya dan mengusap pipinya yang Rion cubit tadi, "Iya-iya," balas Lisya kesal.
Setelah sampai di sekolah Lisya langsung berjalan masuk ke kelasnya, saat berada di depan kelas, Lisya melihat Mirta yang sedang memarahi siswi perempuan.
"Kenapa lo marah-marah sama dia Ta?" tanya Lisya pada Mirta.
"Ini cewek ngomongin hal buruk tentang lo mulu Sya, tu mulut dia gak bisa dijaga apa?!" omel Mirta.
"Yah terserah gue dong, ini kan mulut gue yang punya!" balas Siswi tersebut.
Saat Mirta mendorong bahu siswi tersebut, Lisya menahan tangan Mirta, "Udah-udah, biarin aja Ta, makasih udah mau belain gue, tapi kalo masalah kek gini lain kali lo abaikan aja."
Mirta melihat sinis siswi tersebut, "Awas aja kalo gue denger lo bicara buruk soal Lisya lagi!" ancam Mirta kemudian pergi menuju kelasnya.
Lisya masuk ke kelasnya dan duduk di bangkunya. Seperti biasanya, Tania, Vani, dan Zahra berkumpul di meja Lisya untuk mengobrol, karena ujian akhir semester sudah selesai, guru tidak mengajar ke kelas lagi karena sibuk mengurusi nilai murid-murid yang harus dipindahkan.
"Sya, gimaan? Lo udah ngomong ke pak Rion?" tanya Tania.
Lisya menganggukan kepalanya, "Iya udah, jadi sore nanti kalian harus hati-hati, jangan sampai dia tahu keberadaan kalian, untuk rencana lebih detailnya kita bahas sore nanti di rumah gue, okay?" jelas Lisya.
Zahra sedikit ragu, namun beberapa menit kemudian ia setuju dan ikut dalam rencana yang Lisya buat
☘️☘️☘️
Sore ini semua orang berkumpul di depan rumah Lisya. Lisya, Rion, Tania, Vani, dan Zahra masuk kedalam 1 mobil, yaitu mobil milik Rion. Rion juga membawa beberapa pengawalnya untuk berjaga-jaga.
Setelah sampai di alamat yang dikirim oleh laki-laki itu, Lisya dan teman-temanya keluar dari dalam mobil.
Lisya sudah menghubungi laki-laki tersebut untuk menemuinya. Lisya berjalan dengan hati-hati memasuki lokasi tersebut.
Rion sudah memberikan alat untuk berkomunikasi kepada masing-masing orang untuk berjaga-jaga termasuk Lisya.
Semua berpencar untuk mencari tahu dimana laki-laki itu menyembunyikan para gadis yang ia siksa.
Saat memasuki halaman belakang, Lisya melihat seseorang mengenakan jaket hitam. Saat orang tersebut berbalik, Lisya terkejut melihat wajahnya.
"Mirta?!"
"Iya ini gue, kenapa? Lo kaget?"
Lisya mengerutkan dahinya, "Lo kenapa bisa ada disini?" tanya Lisya bingung.
"Gue mau nyerahin lo ke laki-laki itu," jawab Mirta sambil memegangi balok kayu.
Lisya berjalan mundur, saat Mirta berjalan mendekatinya, "T-tapi bukanya lo bilang kalo lo mau temenan sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teacher Is My Husband (END)
Teen Fiction📍Jangan lupa follow! Vellisya Nur Rahmalita, gadis SMA berparas cantik dan manis, banyak lelaki yang berusaha keras untuk menjadi pacarnya. Bahkan ada seorang lelaki Psychopath yang selalu mengejar Lisya sejak ia menduduki bangku SMP, orang itu ak...