Part 40

2.3K 68 7
                                    

Setelah selesai menelpon, Rion kembali masuk ke kamar.

Lisya sangat terkejut karena buku yang ia pijak berges, untung saja ada Rion yang dengan sigapnya langsung menangkap tubuh Lisya.

Dengan jantung yang erdebar karena cemas, mata mereka saling menatap satu sama lain.

Takut Rion melakukan hal seperti tadi, Lisya langsung berdiri tegap dan melepaskan tangan Rion dari pinggangnya.

"Terimakasih," ucap Lisya sedikit malu dan kembali membereskan buku dan bajunya.

"Ada yg bisa aku bantu?" tanya Rion.

"Bisa bantuin taroh kotak ini di atas lemari?"

Rion menganggukan kepalanya, "Bisa, sini," pinta Rion dan mengambil kotak yg ada ditangan Lisya.

Setelah selesai memberskan buku dan baju, Lisya merasa adang yg kurang dengan barangnya.

"Ada apa? Ada yg ketinggalan?" tanya Rion.

"Engga tau, kayak ada yang- Oh iya dress aku gak ada," kata Lisya baru ingat bahwa ia tidak menemukan satupun dress nya.

Rion hanya diam sambil mengacuhkan bahunya.

Lisya memincingkan matanya curiga kepada Rion, "Dress aku mana?" tanya Lisya.

"Udah aku kasih ke orang lain yg membutuhkan," kata Rion dengan ekspresi muka tak bersalah.

"Ha? Kenapa dikasih orang semua? Itu ada 2 dress yg baru aku beli bulan lalu!" omel Lisya kesal.

"Itu gak cocok sama kamu, nanti aku beliin baju baru yg lebih bagus," kata Rion.

"Aku gak mau baju baru. Ambil balik dress aku itu!"

"Mana boleh diambil lagi, gak sopan."

"Aish.. tau ah nyebelin!" kata Lisya dan pergi keluar kamar sambil membawa buku PR nya.

Lisya pergi ke halaman belakang rumah dan memilih mengerjakan PR nya di sana.

Rion turun kelantai bawah mengenakan pakai yg rapih. "Lisya, aku pergi keluar dulu. Kalau ada apa-apa langsung telpon aku!" kata Rion dan memakai jas nya.

Lisya tidak menghiraukan perkataan Rion, ia terus mengerjakan PR nya.

Sebelum pergi keluar, Rion memerintahkan dua bodyguardnya untuk berjaga di depan pintu rumahnya untuk berjaga-jaga.

🌃

Jam 21.50

Malam ini angin terus berhembus kencang,
Seorang laki laki memakai pakaian serba hitam berjalan didepan rumah Rion.

Satpam rumah Rion diam-diam memperhatikan laki-laki itu, ia mulai merasa curiga karena sudah dua kali laki-laki itu berjalan melalui rumah Rion dan terus memperhatikan jendela lantai 2 rumah Rion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satpam rumah Rion diam-diam memperhatikan laki-laki itu, ia mulai merasa curiga karena sudah dua kali laki-laki itu berjalan melalui rumah Rion dan terus memperhatikan jendela lantai 2 rumah Rion.

------

Lisya merapikan buku-bukunya di atas meja belajar, "Akhirnya selesai juga," kata Lisya dan duduk di kursi santai dekat jendela.

Ting!

Hp Lisya berbunyi menandakan adanya pesan masuk. Lisya membuka hp nya.

Lisya melihat poto yg dikirim dari nomor yg tidak ia ketahui. Lisya berpikir sejenak, foto itu tampak tak asing di matanya.

Ia baru ingat, foto yg dikirim itu adalah foto rumah Rion yg diambil pada malam hari.

Lisya bingung, apa maksud foto itu? Kenapa orang itu mengirim foto rumah Rion?

Ting!

Lisya memlihat pesan dari nomor yg sama.

From: 0877 516* ****
Aku menemukanmu, LAGI!
Kamu tidak akan bisa lari!

Membaca pesan itu, seketika jantung Lisya bedetak dua kali lebih cepat, wajah Lisya seketika memucat, dan tubuh Lisya terasa lemas.

Ting!

Hp Lisya berbunyi lagi. Ya, pesan dari nomor yg sama.
Orang itu mengirim foto lagi, foto yg sama dengan sebelumnya. Lisya terkejut saat melihat foto jendela kamar Lisya di lingkari dengan tinta warna merah.

Lisya langsung melihat keluar jendela.
Dan benar saja, di ujung dekat tiang listrik terlihat ada seorang laki-laki berpakaian serba hitam sedang berdiri melihat kearah jendela Lisya.

Lisya terkejut saat mata laki-laki itu bertemu dangan mata Lisya. Dengan cepat, Lisya langsung menutup jendela dan gorden. Lisya langsung berlari naik keatas tempat tidur dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal.

Kepala Lisya terasa dibentur oleh benda yang keras, lagi-lagi masa lalu itu menghantui kehidupanya..
Tidak bisakah laki-laki itu pergi menjauh dari kehidupan Lisya?

Mata Lisya berkaca-kaca, "Hiks.. Mamah.. Lisya takut.. " ucap Lisya Lirih sambil memeluk kedua kakinya yang ia tekuk.

Laisya terbayang kembali, betapa tersiksanya dirinya melihat Darah orang yang ia sayang tercecer berserakan di lantai.

Tidak lama setelah itu...

BRAK!

Lisya terkejut mendengar pintu kamarnya terbuka begitu keras, air mata yg ia tahan sedari tadi jatuh membasahi pipinya.

Tubuh Lisya bergetar begitu hebat saat merasakan seseorang memeluknya dari samping, apakah ini akhir hidupnya? Sudah berusaha bersembunyi terus menerus! Namun terus berhasil ditemukan, dan di teror lagi! Dan lagi!

Lisya menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan isakan tangis, bahunya bergetar terus menerus.

"Lisya," panggil orang itu.

Seketika tangis Lisya pecah, ia mengenal suara ini. Lisya langsung memeluk orang itu dengan erat.

"Jangan takut, aku ada disini," kata Rion menenangkan Lisya, "Maaf terlambat."

Lisya hanya diam, ia terus menangis dipelukan Rion, Lisya semakin erat memeluk Rion, seolah-olah tak mau Rion pergi dari sisinya.

Rion menepuk lebut bahu Lisya, kemudian mencium kepala Lisya yg ditutupi oleh selimut.

Untung saja Rion sudah sholat Isya tadi, jadi ia bisa menemani Lisya hingga Lisya merasa lebih tenang.

TBC

Yuhu~
Author minta maaf karena jarang update dan bikin kalian menunggu :')

Terimakasih banyak untk kalian yang udh support aku dengan cara vote/komen.
Alhamdulillah, aku senang bngt ternyata masih ada yg mau baca ceritaku dan Setia nungguin aku update ^^❣️

Jng lupa tinggalkan jejak dng cara vote/komen ya..
Thank you..

~See You~

[ 15-06-20 ]

The Teacher Is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang