Jam 06.00
Lisya baru terbangung, ia melihat Rion yang sedang menelpon di depan jendela kamarnya, kemudian ia berjalan mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi, dan bersiap-siap, Lisya langsung turun kebawah untuk sarapan.
"Pagi nyonya," sapa wanita yang sedang menyiapkan makanan diatas meja.
Lisya balas tersenyum, "Pagi juga," sapa Lisya, melihat wanita yang ada di depannya ini mengingatkan Lisya kepada Bi Maya, Lisya merindukan Mamanya, dan Bi Maya yang selalu melindunginya dari omelan Mamanya.
Setelah selesai sarapan, Lisya dan Rion pergi menuju sekolah. Diperjalanan Lisya dan Rion sibuk masing-masing, Lisya sibuk memainkan hpnya, sedangkan Rion fokus mengendarai mobil.
Setelah samapai diparkiran, Lisya langsung membuka pintu namun tiba-tiba Rion menarik tanganya.
Cup..
Mata Lisya melebar terkejut, lagi-lagi Rion menciumnya tanpa izin, Lisya memukul lengan Rion, "Kenapa main cium aja sih!" omel Lisya, untung saja Rion hanya mencium pipi Lisya.
"Emangnya gak boleh?"
Lagi-lagi pipi Lisya memerah, karena tak mau beradu mulut dengan Rion, Lisya memilih langsung keluar dari mobil saja.
Rion terkekeh melihat tingkah Lisya yang menggemaskan, entah mengapa semakin hari, Rion semakin ingin menggoda Lisya.
Saat berjalan menuju kelas, Lisya tidak sengaja bertabrakan dengan seorang perempuan, "Ah, Sorry," ucap Lisya.
"Eh Lisya? Gapapa kok, santai aja," kata Mirta tersenyum.
Lisya membalas senyuman Mirta, namun sedikit canggung, "gue ke kelas duluan yah," pamit Lisya yang diangguki Mirta.
"LISYA!" teriak seseorang, ia berlari dan memegang bahu Lisya.
"Ih, lo apaan sih, pagi-pagi udah teriak aja," omel Lisya. Orang yang berteriak tadi tak lain adalah Leo.
Leo hanya menyengir, "Heheh, gue anterin ke kelas yuk."
"Makasih, tapi gak usah, kelas gue deket," tolak Lisya.
"Bodo amat, gue mau anterin lo," paksa Leo.
Lisya dan Leo beradu mulut selama perjalanan menuju kelas.
Mirta yang melihat Lisya dan Leo hanya tersenyum hambar, ada rasa sakit di hati Mirta saat melihat Leo.
☘️☘️☘️
Hari ini guru yang mengajar di kelas Lisya adalah Rion, selama jam pelajaran berlangsung, Lisya tidak bisa fokus karena Rion terus memperhatikannya.
"Sya, lo dari tadi mikirin apa? Lagi ada masalah?" tanya Vani.
Lisya menggelengkan kepalanya, "Engga kok, cuma mikirin pelajaran untuk Ujian minggu depan," jawab Lisya berbohong, Lisya tidak ingin mengatakan bahwa ia sedang memikirkan Rion.
"Yaelah, gak usah dipikirin banget, yang ada ntar lo stress," kata Vani yang diangguki setuju oleh Tania dan Zahra.
Saat Lisya, Tania, Vani, dan Zahra sedang asik mengobrol, tiba-tiba Leo datang dengan membawa minuman.
"Eyyo~ lagi ngobrol apaan nih asyik banget," heboh Leo sambil menggeser kursi ke sebelah Zahra.
"Ck! Ngapain sih duduk di sini, di sebelah Vani kan masih kosong," omel Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teacher Is My Husband (END)
Teen Fiction📍Jangan lupa follow! Vellisya Nur Rahmalita, gadis SMA berparas cantik dan manis, banyak lelaki yang berusaha keras untuk menjadi pacarnya. Bahkan ada seorang lelaki Psychopath yang selalu mengejar Lisya sejak ia menduduki bangku SMP, orang itu ak...