Part 26

2.9K 85 2
                                    

Rion membuka pintu bagian Lisya dan menggendong tubuh Lisya menuju rumah Lisya.

Tok.. Tok.. Tok..

Rion mengetuk pintu rumah Lisya, "Assalamu'alaikum,"

Beberapa detik kemudian, pintu terbuka,

"Wa'alaikumussalam. Non Lisya kenapa?!" Tanya Bi Maya terkejut saat melihat tubuh Lisya yang sedang digendong Rion.

"Nanti saya jelaskan, saya masuk dulu," ucap Rion dan langsung masuk kedalam.

"Rion? Itu Lisya kenapa?" Tanya Mama Lisya yang langsung bangkit dari sofa saat melihat tubuh Lisya yang berada di tangan Rion.

"Nanti saya jelaskan Tan, yang lebih penting sekarang adalah Lisya," ucap Rion.

"Kamu langsung bawa Lisya kekamarnya, tante siapin kompres buat Lisya dulu," ucap mama Lisya dan langsung berjalan cepat ke dapur.

Rion berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Lisya, dan setelah itu membaringkan tubuh Lisya dikasurnya.

"Kenapa bisa seperti ini?" Gumam Rion khawatir melihat Lisya yang mengigau sedari tadi. Rion menyelimuti tubuh Lisya dengan selimut tebalnya.

Saat Rion menaikkan selimut sampai kedada Lisya, Rion terkejut saat Lisya memegang tangannya dengan erat, "Pah.. Lisya minta maaf.. gara-gara Lisya papah sama abang pergi ninggalin Lista sama mamah.. Lisya gak mau papah sama abang pergi... Lisya takut sendirian.." gumam Lisya dengan suara bergetar,

Rion tak tega meihat keadaan Lisya sekarang, namun mau tidak mau Rion harus melepaskan tangan Lisya dari lengannya.

Mama Lisya datang sambil membawa air kompresan untuk Lisya, dan lansung mengompres kepala Lisya.

"Terimakasih sudah nganterin Lisya pulang," Ucap mama Lisya berterima kasih kepada Rion.

Rion tersenyum, "Tidak masalah, lagian Lisya adalah calon istri saya." Ucap Rion, "Emm.. ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan tante, bisa kita kebawah mengobrol sebentar?" Pinta Rion dan diangguki oleh mama Lisya.

.

Setelah beberapa menit mengobrol dengan mama Lista, Rion pamit izin pulang.

"Sekali lagi saya minta maaf karna udah nyentuh putri tante sembarangan, padahal belum menikah tapi saya sudah selancang itu," ucap Rion meminta maaf karena sudah menggendong Lisya.

Anita tersenyum, "Iya gak apa-apa, tante ngerti kok, lagian itu tadi keadaan darurat" ucap Anita.

"Terimakasih atas pengertiannya, lain kali saya tidak akan menyentuh Lisya sembarangan lagi, Saya akan jaga Lisya baik-baik. Saya pamit pulang dulu tante, Assalamu'alaikum, " pamit Rion.
Anita menganggukan kepalanya, "Wa'alaikumussalam,"

* * * * *

Jam 05.20
Lisya terbangun karna kepalanya merasa sakit, "Auh... kenapa kepala aku sakit banget ya?" Tanya Lisya kepada dirinya sendiri.

Lisya berusaha menetralkan rasa sakit dikepalanya, setelah beberapa menit kemudian, Lisya turun dari kasur dan pergi menuju kamar mandi.

Setelah beberapa menit kemudian, Lisya keluar dari kamar mandi dan memakai seragam sekolahnya, "Tumben gue bangun pagi tanpa dibangunin mama sama alaram ya :) " Ucap Lisya memuji dirinya sendiri.

Stelah selesai memakai baju, Lisya langsung turun kebawah untuk sarapan.

Di ruang tamu dan dapur sangat sepi, yang terdengar hanyalah suara cicak yang berisik, karna bosan, Lisya menyalakan TV dan menonton sambil memakan kerupuk kesukaanya.

Setelah beberapa menit, mama Lisya datang dari tangga atas, "Pantesan di kamar kosong ternyata udah bangun," kata mama Lisya kepada Lisya.

Lisya hanya menyengir, "Ma itu diluar dari tadi ada yang ngetok, Lisya gak berani bukanya :') jadi Lisya biarin aja,"

Anita mengerutkan alisnya, ia baru ingat bahwa biasanya di jam 06.05 Rion pasti sudah datang untuk menjemput Lisya, "Astaga.. kamu ini, itu calon suami kamu," kata mama Lista jengkel.

"Oh.. calon suami.." ucap Lisya mengangguk-anggukan kepalanya sambil memasukkan kerupuk kedalam mulutnya,

Setelah beberapa detik menyadari perkataan mamanya Lisya langsung tersedak karna terkejut,
"Uhuk.. uhuk.., apa mama bilang tadi?! Calon suami?! Pak Rion?!" Tanya Lisya cemas.

"Iya.. Rion calon suami kamu!" Bentak Anita kesal karna kelemotan otak putrinya yang entah dapat dari siapa.

Lisya langsung bangun dari tempat duduknya dan langsung berlari membuka pintu, saat membuka pintu Lisya hampir saja terjatuh karna terkejut melihat Rion yang berdiri tepat didepan pintu.

Lisya hanya menyengir melihat wajah Rion yang datar, "hehehe.. mau kerupuk pak?" Tawar Lisya karna tidak sadar bahwa ternyata sedari tadi dia membawa setoples kerupuk.

"BODOH BANGET SIH! KENAPA AKU MALAH NAWARIN KERUPUK?!"  Teriak Lisya dalam hati, memaki kebodohan dirinya.

Rion menggelngkan kepalanya, "Masih sakit?" Tanya Rion.

Lisya menggelngkan kepalanya, "Enggak, udah sembuh kok," jawab Lisya, "Saya ambil tas saya sebentar ya pak," ucap Lisya dan memberikan toples yang dia pegang ke tangan Rion, lalu bergegas berlari ke kamarnya.

Rion hanya menggelngkan kepalanya, "Padahal sudah dibilang tidak, malah dikasih setoples😑," gumam Rion, namun kerupuk tersebut malah  dimakan olehnya.

"Ma, Lisya pergi dulu, Assalamu'alaikum," ucap Lisya sambil menyalami tangan mamanya dan berlari keluar.

Lisya menganga saat melihat pemandangan didepannya, Rion sedang asik memakan kerupuk yang ia beri tadi layaknya seperti seorang model,
'perasaan pak Rion tadi bilang gak mau deh? Tapi kok malah habis setengah toples?'  Ucap Lisya dalam hati.

Merasakan kehadiran Lisya, Rion langsung berdiri dari duduknya dan memberikan toples kerupuk tersebut kepada Lisya,

Rion berdehem untuk menghilangkan rasa malunya, "Ayo pergi," ucap Rion dan langsung berjalan menuju mobilnya.

Lisya hanya tersenyum melihat tingkah Rion, "Ada-ada aja pak Rion ini," gumam Lisya dan masuk ke dalam rumah untuk meletakan toples kerupuk.

TBC

Halo :D
Terimakasih untuk yg udah vote cerita aku^^
Kalau masih ada typo tolong dimaafkan :(
Kalau ada kata/kalimat yg gak kalian ngerti silahkan komen di sana aja, Insya Allah aku jelasin ^^

Jangan lupa vote and koment ☺

See You 😄

The Teacher Is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang