Karna pekerjaan rumah sudah Lisya dan Bi Maya selesaikan semua dan rumah sekarang sudah brsih dari tadi sore, Lisyapun bangun dari tempat duduknya dan melangkah pergi menaiki anak tangga menuju kamarnya,
Lisya membuka pintu lemari bajunya dan memilih baju untuk pergi malam ini. Seperti kebiasaan perempuan lainya, Lisya kesulitan dalam mencari pakaian yang pas untuk dirinya, dilemari Lisya tersedia 6 style baju gamis dan 13 style baju gaun .
Setelah 10 menit Lisya habiskan untuk memilih baju, Lisyapun memilih memakai gaun yang panjang yang sedikit tebal berwarna biru tua.
Setelah memakai baju, Lisya duduk di depan cerminya mengoleskan sedikit lip balm lalu melapisinya dengan sedikit lip tint agar bibir Lisya tidak terlihat terlalu pucat. Lisya tidak memakai bedak sama sekali karna menurutnya warna kulitnya sudah cukup putih tanpa bedak:).Setelah sudah merasa siap Lisyapun mengambil tas kecilnya dan melangkah pergi keluar kamar. Tepat sekali saat Lisya keluar dari kamar, ada yang mengetok pintu rumahnya,
Tok.. Tok.. Tok..
Lisya berteriak dari lantai atas, "BI TOLONG BUKAIN PINTUNYA BENTAR"
Bi Maya melangkah dengan cepat menuju pintu, "Iya ini baru mau Bi Maya bukain"
Lisya mengetok pintu kamar mamanya, "Ma.. Lisya pergi dulu. Assalamu'alaikum" ucap Lisya lalu melangkah pergi menuruni anak tangga.
"Itu tadi ada laki-laki nunggui non di luar, kalau nggak salah namanya Rion?" Ucap Bi Maya melapor kepada Lisya sambil menunjuk pintu.
"Oh... iya itu temen Lisya Bi, Lisya pergi dulu ya takut dianya nunggu kelamaan" Sperti biasa, sebelum pergi Lisya mnyalimi tangan Bi Maya dan melangkah pergi keluar.
Lisya melihat Rion yang sedang duduk di kursi, perlahan lahan Lisya melangkah menuju Rion.
Rion yang menyadari akan kehadiran Lisya langsung melihat ke arah sampingnya, "sudah selesai?"
Lisya mengangunkan kepalanya, "Mangnya kita mau kemana sih pak?"
Rion beranjak dari kursi, memutar tubuhnya menghadap Lisya,"Rahasia" ucap Rion sambil mengedipkan sebelah matanya.
Lisya menganga melihat tingkah Rion, ini pertama kalinya Lisya melihat Rion yang terlihat sedikit kekanankan, Biasanya wajah Rion selalu terlihat serius.
Rion memasukan kedua tangannya kedalam saku celananya, "Ayo pergi" ucap Rion dan pergi melangkah menuju mobilnya.
Lisya melangkah mengikuti Rion menuju mobil. Dari belakang,
Lisya diam-diam tersenyum sambil menatap Rion dari atas sampai kebawah, entah mengapa Lisya merasa lelaki yang ada didepanya ini adalah seseorang yang bergitu baik dan tampan, setiap kali berada di dekat Rion Lisya merasa megitu nyaman dan tenang. Tapi, inilah yang selalu Lisya takuti, Lisya takut jika nanti dia terbang terlalu tinggi, dia akan terjatuh dan tersakiti untuk kedua kalinya. Lisya selalu berusaha untuk tidak terjebak kedalam sesuatu yang namanya CINTA, karna cinta itu terlalu sulit untuk dimengerti, terlalu sulit untuk dipahami dan terlalu menyakitkan untuk dirasakan, terutama untuk kehidupan para remaja yang terkadang masih terlalu labil..
Didalam mobil Lisya dan Rion hanya diam dan sibuk dengan aktivitas masing-masing, yang terdengar hanyalah suara musik yang bergitu tenang. Rion sedang fokus mengendarai mobil, dan Lisya sedang asik bermain hpnya.
Di depan layar hp, Lisya tersenyum sambil menggelengkan kepanya melihat pertengkaran Vani dan Tania yang menurut Lisya cukup menghibur dirinya.
🐒CECAN ABNORMAL🐒
Vania :
Woy! Gue ada berita ternew, terhot, tercool nih. Mau tau gak?😌Tania:
G !Vania :
Yaudah kalo g mau tau😑Tania:
Eh.. ga deng gue cma bercanda:)
Emang berita tentang apaan?Vania :
Gue yakin lo bakal tertarik sama berita ini😏Tania:
Ck,, buruan kasih tau atau, ga mau gue kasih liat PR😌Vania :
Eh.. iyaiya gue kasih tau. Tadi itu pas gue sma mama gue pergi ke toko chicken gue liat Farel sma Nayla duduk berduaan sambil ketawa gitu:vTania:
What?! :( nayla kelas 12 Ipa-4 itu?😑Vania :
Iyalah, kan cuma tu anak yg akhir akhir ini deket sma FarelLisya :
Kalian lgi ngmngin apaan sih?:)Tania:
Ini nih lgi ngomongin Farel sma NaylaLisya :
Farel yg mna?Vania :
Ituloh.. yg tinggi, tampan, anak Pak Heri, kelas 12 Ipa-5Tania :
Acie.. hapal banget dah😌yg cintanya bertepuk sebelah tangan:)Vania :
ANYING ! Mana ada gue suka ama tu cowo nakal😒Di depan layar hp, Lisya hanya bisa tersenyum. Lisya sengaja bertanya siapa Farel, Lisya tau bahwa Vania menyukai Farel diam-diam tetapi Lisya tidak mau mengungkitnya karena dulu Farel pernah menyatakan cintanya kepada Lisya, dan Lisya tolak karena Lisya memang tidak memiliki perasaan sedikitpun terhadapnya.
Rion menghentikan mobilnya karna sudah sampai di tempat tujuan, "Ayo turun" ucap Rion sambil melepas seat beltnya kemudian membuka pintu mobil. Lisya memasukkan hp-nya kedalam tas mungilnya dan ikut turun dari mobil.
Lisya melihat sekeliling, tempat tersebut tampak sedikit familiar menurut Lisya , "Kita mau pergi kemana sih pak?" Tanya Lisya.
Rion melihat ke arah Lisya yang sekarang berdiri di sebelahnya, "Jangan panggil saya bapak😑"
Lisya masih melihat-lihat sekeliling, ohh Lisya baru ingat bahwa ia pernah ketempat ini bersama dengan amel "Emangnya kenapa kalau saya panggil bapak? Kana bapak guru saya, kalau saya panggil pake nama ntar dibiling murid yang gak sopan trs dikasih nilai mines_-"
"Di luar lingkungan sekolah dan sedang bersama saya kamu panggil saya dengan nama saya, tapi kalau di sekolah kamu panggil saya dengan sebutan bapak"
"Em.. okeh! Terus sekarang mau ngapain?"
"Ikuti saja saya" ucap Rion dan melangkah pergi, dan Lisya ikut mengekor di belakang Rion.
TBC
Halo guys : )
Jangan lupa vote🌟and komen^^
1 bintang udah berarti banget buat aku kok:)❤~See you~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Teacher Is My Husband (END)
Teen Fiction📍Jangan lupa follow! Vellisya Nur Rahmalita, gadis SMA berparas cantik dan manis, banyak lelaki yang berusaha keras untuk menjadi pacarnya. Bahkan ada seorang lelaki Psychopath yang selalu mengejar Lisya sejak ia menduduki bangku SMP, orang itu ak...